16. Secret

138 29 10
                                    

Sekitar jam 8 pagi, Jimin mengatakan jika Soo Hyun akan kembali ke Ilsan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar jam 8 pagi, Jimin mengatakan jika Soo Hyun akan kembali ke Ilsan. Tidak lupa pria itu juga memberi tahu alasan kepergian Soo Hyun yang mendadak. Jadi, dirinya memutuskan untuk menemuinya sebentar sebelum perempuan Lee itu pergi.

“Kenapa tiba-tiba sekali kau pergi?”

Soo Hyun menoleh kearah pintu kamar yang baru saja terbuka, saat ia tengah memasukan baju-bajunya ke dalam koper yang ia bawa saat pertama kali datang ke rumah ini.

“Aku sudah memikirkan ini sejak lama, sekarang waktunya aku pergi dan berhenti. Jikyung aku ingin minta maaf untuk segalanya. Aku tahu apa yang aku katakan atau aku lakukan padamu itu menyakiti hatimu. Sekali lagi aku minta maaf.” ucapnya setelah selesai membereskan semua barangnya.

“Bagaimana dengan Minnie? Kau akan meninggalkannya juga?”

Soo Hyun menatap Jikyung sembari mendudukkan dirinya di sisi ranjang. “Bukankah Jimin sudah mengatakannya padamu? Jika belum kau tidak mungkin datang ke kamarku.”

“Iya, tapi aku ingin dengar dari mulutmu sendiri.” ucap Jikyung. Ia hanya ingin memastikan apa yang di katakan suaminya itu benar atau tidak.

Soo Hyun menghela napas sesaat dan tersenyum simpul pada Jikyung. “Minnie akan tinggal bersama kalian. Aku tidak akan membawa Minnie pergi. Seperti apa yang kau katakan tempo hari, aku bukan ibu yang baik. Jadi aku ingin Minnie tinggal bersamamu dan Jimin. Aku tahu kalian mampu merawatnya dengan baik dan memberi apa yang di dibutuhkannya.”

“Aku tidak bermaksud mengatakannya Soo Hyun, saat itu aku panik dan kesal karena kau menyudutkan ku.” Jikyung menjadi merasa bersalah atas ucapannya di rumah sakit.

“Aku mengerti, itu naluri seorang ibu karena kesehatan seorang anak adalah segalanya.” ucapnya. “Jikyung, aku juga menyayangi Minnie, aku yang melahirkannya, tapi untuk merawatnya sepertinya kurasa kau jauh lebih baik. Aku membesarkannya sampai dia berusia lima tahun, sekarang aku ingin kau dan Jimin yang membesarkannya sampai dia dewasa.”

“Soo Hyun aku masih tidak mengerti kenapa kau pergi setelah apa yang kau lakukan? Apa alasannya? Berapa Jimin membayarmu untuk pergi dari kehidupan kami?” Jikyung tahu Soo Hyun tidak mungkin pergi begitu saja. Ia pasti memiliki alasan lain dari kepergiannya. Atau Jimin memberi sesuatu yang membuat Soo Hyun pada akhirnya pergi.

Soo Hyun menggeleng. “Suamimu tidak membayarku sepeserpun, tapi dia memberiku sesuatu yang lebih dari cukup untuk pergi dari keluarga kecilnya.”

Tenyata dugaan Jikyung benar.

“Apa itu?”

Sebelum ia menjawab, Soo Hyun beranjak dari duduknya mengambil tas dan juga kopernya untuk di bawa keluar. “Aku tidak mau memberitahu mu. Ini sesuatu yang akan membuatmu kembali berpikir tentang pernikahanmu. Dan biar aku beri sedikit saran padamu Jikyung. Berhenti untuk mencari tahu masa lalu suamimu jika kau tidak ingin semakin terluka. Karena jika kau terus mencari tahu sesuatu yang tidak seharusnya kau ketahui, itu tidak akan berakhir baik untuk dirimu. Kau akan semakin terluka pada akhirnya.”

Soo Hyun membuka pintu kamarnya, tapi dia berbalik untuk mengatakan sesuatu sebelum pergi. “Ji, jika kau tetap mencari tahu, kurasa tidak akan ada jalan kembali. Mau tidak mau kau harus menerima kenyataan pahit itu dan kusarankan kau harus kembali pada keputusan awal mu. Untuk bercerai dengan suamimu.” imbuhnya.

Dari perkataan Soo Hyun barusan dapat disimpulkan bahwa perempuan itu tengah memberi Jikyung petunjuk. Tapi sepertinya, Jikyung masih tidak menyadari tentang petunjuk yang di berikan Soo Hyun padanya.

***

Apa maksud dari perkataan Soo Hyun tentang kembali pada keputusan awal?

Apa dia tahu sesuatu tentang Jimin?

Apa Soo Hyun tahu Jimin menyembunyikan sesuatu darinya? Sebab itu Jimin menyuruh perempuan Lee itu pergi.

Lamunan Jikyung buyar ketika seseorang menaruh selimut di kedua sisi pundaknya. Ia menoleh dan mendapati Jimin ikut duduk di sampingnya.

“Apa yang sedang kau pikirkan?”

“Dirimu.” jawab Jikyung cepat.

“Aku. Ada apa denganku sampai-sampai kau memikirkanku hingga melamun?”

“Jim, kita tidak banyak waktu bersama. Aku ingin malam ini kita saling bertukar cerita seperti dulu. Bagaimana kau habiskan harimu dan sebaliknya.”

Jimin membasahi bibir bawahnya. “Bukankah ini sudah terlalu malam untuk saling bercerita?”

“Ada apa? Kau tidak mau?”

“Baiklah.. ayo kita saling tukar cerita, tapi tidak disini. Ini terlalu dingin. Kau juga tidak memakai baju tidur yang benar. Bagaimana bisa kau keluar kamar dengan baju setipis itu? Bagaimana jika ada yang melihat?”

“Siapa yang akan melihatku? Lagi pula di jam segini semua orang sudah pergi untuk tidur.”

“Lalu kenapa kau sendiri tidak tidur?”

Jikyung terdiam. Itu karena dia terlalu memikirkan perkataan Soo Hyun.

“Aku mengkhawatirkan sesuatu.” ucap Jikyung setelah berada di kamar.

“Tentang apa?”

“Dirimu, Soo Hyun dan juga Minnie.”

“Kau tidak perlu khawatir tentang itu, lagi pula Soo Hyun sudah pergi meninggalkan rumah ini.”

“Itu sebabnya aku khawatir.” semenjak kehadiran Soo Hyun dalam hidupnya, sedikit demi sedikit rasa kepercayaannya pada Jimin mulai mengikis. Namun Jikyung berusaha untuk mengembalikannya.

“Akhir-akhir ini kau jarang sekali berbicara denganku. Apa kau masih marah dan kesal, Ji? Setidaknya marahi aku atau pukul aku agar aku tahu.” ucapnya.

“Apa dengan aku memukul atau memarahi mu semua masalah akan selesai? Aku pikir itu tidak akan berguna sama sekali. Yang aku butuhkan kejujuran darimu. Tidak ada kebohongan.”

Jimin memperbaiki posisi tidurnya menjadi menghadap kearah Jikyung dengan tangan yang menyangga kepala. Pandangan keduanya bertemu, entah kenapa setiap kali Jikyung menatap atau melihat mata Jimin seperti ada sesuatu yang membuatnya begitu merasa terluka.

“Jujur padaku apa yang kau sembunyikan?”

“Kau ingat saat di rumah sakit? Soo Hyun pergi setelah dokter mengatakan Minnie sudah lebih membaik. Aku pergi untuk menyusulnya, lalu Soo Hyun mengatakan akan memberi hak asuk Minnie sepenuhnya padaku dengan satu syarat. Aku akan mengatakan ini agar kau tidak salah paham padaku. Dia meminta aku untuk tidur dengannya satu malam.” jelas Jimin.

“Dan kalian melakukannya?”

Jimin menggeleng. “Aku tidak bisa melakukannya. Tapi, aku memberi tahu satu rahasiaku padanya yang tidak kau ketahui. Mungkin kau akan bertanya-tanya setelah ini jadi kumohon, tolong jangan mencari Soo Hyun untuk mengetahuinya, Ji. Biar aku yang memberi tahu ketika aku siap mengatakannya.”

Malam itu mereka lewati dengan keheningan yang tercipta diantara keduanya. Tidak ada pelukan atau kecupan selamat malam.

.
.
.
.
.
.
.

To be continued

REMINISCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang