Hatinya terasa hancur setelah mendengar perkataan Jikyung yang ingin bercerai darinya. Jimin tahu selama ini hanya bisa menyakiti Jikyung. Tapi, untuk melepaskannya ia masih belum bisa. Katakan Jimin bajingan, dari pada harus kehilangan wanita yang ia cintai.
“Apa yang barusan kau katakan?! Kau benar-benar sudah kehilangan akal, Jikyung.” Jimin mendorong keras kursinya kebelakang. Membuat Jikyung ikut berdiri.
“Maafkan aku, Jim. Ini jalan terbaik untuk kita berdua. Setelah ini kau bisa melanjutkan hidupmu bersama Minnie dan juga, Soo Hyun.”
Jimin menarik lengan atas Jikyung, mengabaikan jika istrinya menahan rasa sakit di lengan atasnya akibat ulahnya. “Kau pikir pernikahan kita main-main, Jikyung? Kuharap kau tidak benar-benar mengatakannya.”
Jimin tidak ingin mendengar lagi. Sudah cukup. Rasanya benar-benar menyakitkan. Apa rasa ini juga yang Jikyung rasakan? Jimin berlutut di hadapan Jikyung sembari menunduk dengan mata yang mulai memerah.
“Kumohon, Ji. Aku tidak ingin bercerai darimu. Aku juga tidak akan menandatangani surat itu. Aku akan mempertahankan rumah tangga kita.”
“Kau bisa mempertahankannya, tapi aku tidak.” Jikyung ikut mensejajarkan dirinya dengan Jimin yang masih berlutut. “Hari ini kau merasa hancur karena aku meminta perceraian. Lalu bagaimana dengan perasaanku? Hatiku sakit. Hatiku hancur mengetahui kau telah memiliki seorang putri dari masa lalumu. Aku tidak setega itu memisahkanmu dari Minnie.”
“Kita bisa membesarkannya bersama.” ucap Jimin penuh harapan.
“Dan membiarkanku hancur secara perlahan.”
Jimin menggeleng, bukan itu maksudnya. Ia ingin dirinya dan juga Jikyung merawat Minnie bersama, walau Minnie bukanlah darah daging Jikyung. Tetapi, Jimin tidak memikirkan hati Jikyung saat mengatakannya. Yang ia pikirkan hidup bersama Jikyung dan Juga Minnie—membangun keluarga kecil yang bahagia.
“Ji...”
Jikyung menggeleng, ia berdiri dan pergi ke kamar. Persetan dengan tanda tangan itu.
Malam ini, ia berharap Jimin mau menandatanganinya, agar semua rasa sakit itu cepat berakhir.
***
“Tumben kau datang kemari? Biasanya bermanja-manja ria di rumah bersama istrimu.” ucap Taehyung menggoda Jimin. Namun, pria Kim itu tidak mengetahui apa yang terjadi diantara mereka.
Jimin mengabaikannya, memesan beberapa whiskey dengan kadar alkohol yang tinggi. Saat ini ia membutuhkannya.
Setiap kata yang Jikyung lontarkan benar-benar memenuhi isi kepalanya. Memborbardir setiap pikirannya.
Berada di salah satu club malam yang cukup terkenal di Seoul tidak membuat Jimin melupakan masalahnya, gelas-gelas kosong di atas meja kini adalah teman sekaligus pengalihan atas rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMINISCENCE
FanfictionSemuanya dimulai ketika Jikyung mencari tahu kebenaran yang membuatnya hancur, dan memilih untuk bercerai. Merelakan rumah tangganya hancur demi kebahagian orang lain. © Jiminskyie Begin: 04 Agustus 2021 End: -