20. New Begin

34 5 0
                                    

Maaf ya aku baru sempet nulis lagi sekarang, setelah beberapa bulan nggak up cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf ya aku baru sempet nulis lagi sekarang, setelah beberapa bulan nggak up cerita ini.

Masih ada yang nungguin cerita ini nggak ya...?

Semoga kalian suka sama part kali ini

Happy Reading
And
Happy New Year

***

Tidak terasa sudah satu tahun berlalu, Jikyung menjalankan hidupnya dengan penuh semangat dan melupakan apa yang telah terjadi.

Ia menyibakkan gorden putih itu sehingga cahaya matahari mulai memasuki ruangan bernuansa hitam abu-abu. Seseorang mengerang pelan di balik selimut.

"Sepertinya kau harus bangun sekarang!" titah Jikyung menarik paksa selimut itu.

"Jikyung, aku baru kembali pukul 2 dini hari dan sekarang kau menyuruhku bangun di pagi hari. Yang benar saja." gerutunya, mencoba kembali menarik selimut itu. "Beri aku waktu sebentar lagi."

"Masalah kau punya jadwal pagi! Aku tidak ingin terkena marah oleh manager mu." ujar Jikyung sembari membereskan barang-barang yang berserakan di lantai dan juga di atas tempat tidur. "Tapi, ngomong-ngomong terimakasih ya kau sudah memberiku pekerjaan bahkan sampai mengizinkanku untuk tinggal di apartemenmu."

"Kalau begitu panggil aku dengan sebutan apa?" ucapnya masih dengan mata terpejam, tapi Jikyung jelas tahu dia tersenyum dengan sangat menyebalkan.

Jikyung melemparkan bantal kecil yang ia ambil di lantai padanya. "Rasa kan itu!"

"Yak, Lim Jikyung..." pekiknya sambil terbangun.

Jikyung sudah selesai merapihkan kamarnya dan berniat pergi. Tetapi, ia urungkan niat itu.

"Jeongguk." panggilnya lirih.

Ya, sudah setahun sejak Jikyung pergi meninggalkan rumah Jimin dan resmi bercerai dari pria Hyun itu, Jikyung hidup bersama Jeongguk bukan tanpa alasan. Jeongguk memberinya sebuah pekerjaan.

Awalnya, Jeongguk memberi tahu Jiyeon jika ia membutuhkan seseorang untuk mengurus rumahnya selama ia tidak berada di rumah. Dan yang ada dalam pikiran Jiyeon saat itu adalah Jikyung. Sahabatnya itu sedang membutuhkan pekerjaan untuk menyewa sebuah apartemen.

"Sekali lagi terima kasih."

Jeongguk menyibakkan selimut itu, berjalan kearah Jikyung yang berada di dekat pintu. "Aku bosan mendengarnya. Lebih baik buatkan aku sarapan."

Pria itu berjalan melewati Jikyung yang masih diam.

"Jikyung kapan kau akan menyuruh anak ini pulang ke asrama?!" teriak Jeongguk dari dapur.

Jikyung menghampiri mereka setelah menutup pintu kamar Jeongguk.

"Hyung seharusnya berterima kasih padaku tahu." ucapnya.

REMINISCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang