11. Where We Started

157 83 9
                                    

Jikyung memeluk Jimin dari belakang setelah pembicaraannya bersama Soo Hyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jikyung memeluk Jimin dari belakang setelah pembicaraannya bersama Soo Hyun.

“Aku merindukanmu yang dulu.” ucap Jikyung sembari menenggelamkan wajahnya pada punggung tegap milik sang suami.

“Ji...”

“Jim, jika kau hanya ingin membicarakan masalah ini aku tidak mau. Karena pasti ujung-ujungnya kita kembali berdebat.” ujar Jikyung.

Jimin menghela napas, mengubah posisi pelukan mereka.

“Mau minum denganku, malam ini?”

“Kenapa mengajakku minum? Kau sendiri tidak bisa minum terlalu banyak.” ucap Jimin.

“Kenapa? Memangnya tidak boleh? Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua bersamamu.” Jikyung kembali berpikir untuk ke sekian kalinya, jika mulai saat ini akan bertahan dengan segala rasa sakit itu. Ia hanya ingin mengembalikan rumah tangganya seperti dulu.

Menyerah sama dengan kalah. Ia tidak akan membiarkan perempuan itu merebut suaminya.

Jimin membawa Jikyung untuk duduk di gazebo, sedangkan dirinya berlutut di hadapan Jikyung sembari memegang tangan milik istrinya itu. “Aku tidak tahu ada apa denganmu hari ini. Entah itu karena kedatangan Soo Hyun dan Minnie atau entah apa itu. Ji... Aku hanya ingin hubungan kita seperti dulu. Tidak seperti sekarang. Terlalu berjarak.”

“Aku tahu. Maafkan aku, Jim. Rasa penasaran dan keingin tahuanku begitu besar dan tanpa aku sadari semua ini terjadi karena diriku juga.” mata Jikyung hampir merah, dia menundukkan kepalanya dan menggigit bibirnya dengan erat.

“Bukankah aku yang seharusnya minta maaf.” ucap Jimin. “Semua ini tidak akan pernah terjadi, jika bukan karena kesalahanku di masa lalu. Jadi... Kau tidak perlu meminta maaf apapun padaku.”

“Baiklah, mari kita mulai semuanya dari awal.” ucap Jikyung sembari tersenyum hangat.

Di sisi lain, Soo Hyun tengah menatap mereka dari jarak yang tidak jauh dari sepasang suami istri itu. Tangannya mengepal, merasakan kebencian itu semakin meluap.

Bukankah seharusnya tempat yang di tempati Jikyung adalah miliknya?

Semua yang dimiliki Jikyung itu harusnya miliknya, bukan milik perempuan Lim itu. Termasuk Hyun Jimin.

Soo Hyun memutuskan untuk menghampiri mereka berdua yang sedang berpelukan.

“Jim...” panggil Soo Hyun.

Jimin maupun Jikyung menoleh ke arah belakang sembari melepaskan pelukannya. Mendapati Soo Hyun tengah berdiri di depannya sembari tersenyum canggung.

“Maaf jika aku menggangu waktu kalian. Tapi aku ingin berbicara sebentar dengan Jimin. Apa boleh?” ujar Soo Hyun menatap Jimin.

“Bicara saja disini.” ucap Jimin. Secara tidak langsung pria Hyun itu menolak berbicara berdua saja dengan Soo Hyun.

Sebelum berbicara Soo Hyun membasahi kedua bibirnya. “Jadi begini, aku akan mendaftarkan Minnie untuk sekolah.”

REMINISCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang