kehadiran sang buah hati

8.2K 364 4
                                    

🍁🍁🍁🍁

****
Setelah beberapa hari ara menjalani rawat inap dirumah sakit, ia sudah diperbolehkan untuk pulang, Gus fahmi membawanya pulang kerumah nya sendiri.

Para santri menyambut kedatangan ningnya dan calon penerus pondok pesantren al ikhlas darussalam, mereka memberikan penyambutan pensi dari beberapa santri yang memiliki bakatnya masing-masing di aula ponpes Al Ikhlas.

Wajah bahagia ara semakin bersinar, semua ujian yang telah ia lalui kini semua terbayarkan dengan kebahagiaan yang begitu mendalam.
Ustadzah syifa datang dan menyalimi ningnya, air matanya sudah luruh begitu deras, ia bersimpuh di kaki ning ara dan meminta maaf.

"Ning ara maafkan kesalahan saya, saya sudah sangat jahat kepada ning ara, saya menyesal, cinta telah membutakan hati dan pikiran saya, maafkan semua penyesalan saya, saya sanggup menerima hukuman apapun dari njenengan ning, saya ikhlas, asalkan ning mau memaafkan saya".
Ustadzah syifa sudah tidak peduli dengan pandangan semua santri dan juga Gus nya disamping ara. Yang terpenting sekarang ia mendapat maaf dari ningnya.

Ara tersenyum tulus. Ia mengangkat bahu ustadzah syifa untuk bangun.

" Ustadzah syifa jangan bersimpuh dikaki saya, bangunlah, saya juga bukan orang yang baik, saya juga pernah melakukan kesalahan, semua orang pernah melakukan kesalahan, karena itu memang takdir manusia tinggal bagaimana kita mencari sumber kebaikan dari sesuatu yang akan membuat  kita jatuh kedalam lembah dosa yang Allah benci, semua orang juga pernah melakukan kekhilafan ustadzah, saya sangat bersyukur ustadzah syifa sudah mau berubah, dengan hati yang ikhlas saya sudah memaafkan kesalahan ustadzah syifa terhadap saya, semua orang berhak untuk bahagia ustadzah, jadi saya mohon untuk ustadzah tidak terlalu lama terjatuh kedalam lembah dosa yang ustadzah kira itu adalah kebahagiaan ustadzah, ".

" Ustadzah adalah wanita yang cantik, penghafal quran, ilmu ustadzah juga mumpuni disemua bidang, saya yakin ustadzah syifa akan mendapatkan seseorang imam yang jauh lebih baik dari suami saya, ". Ucap ara dengan lembut, dan tak lupa senyum tulusnya ia berikan kepada seseorang yang pernah menyakitinya.

Ustadzah syifa menunduk ia semakin merasa bersalah, begitu luasnya hati dan pikiran ningnya, hingga ia begitu jahatnya telah menodai harga dirinya.

" Maafkan saya ning, saya sungguh menyesal, njenengan memang wanita idaman, njenengan memiliki hati yang luas, sudah mau menerima maaf saya begitu tulus, Terima kasih ning, saya akan pergi dari pesantren ini,setelah saya mendapatkan hukuman dari neng, saya sudah tak pantas untuk tinggal disini".

"Iya ustadzah syifa, biarkan semua yang lalu biarlah berlalu, sekarang ara mau ustadzah syifa bersahabat  dengan ara karena lillah, jalani semua yang sudah Allah tetapkan untuk kita, mari berjuang bersama untuk kebaikan pesantren ini, ara mohon jangan tinggalkan pesantren ini, pesantren ini masih membutuhkan ilmu dari ustadzah syifa, tetaplah bertahan hingga waktu nya Allah mengirimkan imam yang baik untuk ustadzah syifa. Dan saya tidak akan menghukum ustadzah".

" maafkan saya ning, njenengan begitu baik, terimakasih sudah mau menerima saya, InsyaAllah saya akan tetap mengabdikan diri saya untuk pesantren setelah saya mendapatkan cambuk dari njenengan sendiri neng, biarkan saya membayar kesalahan saya ning".

" Alhamdulillah, saya akan mencabut hukuman cambuk dari ustaddzah syifa,karena ustadzah syifa sudah mau mengakui kesalahannya,dan mau meminta maaf, saya tidak akan menghukum ustadzah syifa"
Ara pun memeluk ustadzah syifa, begitu juga dengan ustadzah syifa, ia sangat terharu dengan ketulusan ningnya, mereka sekarang menjadi seorang sahabat yang saling menyayangi karena lillah.

imam terbaik ku (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang