06. Pulang

143 44 30
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hari-hari telah berlalu sejak Yaksa dan Alyssa kembali dipertemukan di satu sekolah yang sama. Sejak saat itu pula Lamira, Calya, dan Hana memilih diam karena takut pertanyaan mereka akan menyinggung perasaan Alyssa.

"Lo ngga perlu pikirin abang gue ya? dia emang ngga jelas anaknya." ungkap Calya sembari tersenyum tulus ke arah Alyssa


Tapi setidaknya mereka semua telah mengetahui tentang Yaksa dan Alyssa. Yaksa yang menceritakannya, walaupun tidak secara rinci. Ia tidak menceritakan tentang kejadian Alyssa yang memecahkan gelas hanya dengan cengkeraman tangannya.

Alyssa yang berlari dengan tangan yang mengeluarkan banyak darah dan menolak keras pertolongan yang Yaksa berikan.

"Mungkin dia lupa..," ujar Yaksa saat Dariel bertanya kenapa Alyssa pada saat itu menampik fakta bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya

"Iya sih muka-muka kayak lo kan emang gampang dilupain, bang." celetuk Jayden

Yaksa tersenyum miring mendengarnya, "Untung lo anak kepala sekolah.."

Dan juga beberapa hari ini, Alyssa selalu menghindar dari Yaksa. Ia tidak akan pulang melewati kelas 12 dan ruang OSIS. Jika Alyssa tidak sengaja bertemu dengan Yaksa, ia tidak akan memedulikan sapaan Yaksa sama sekali.

Jam kini menunjukkan pukul tiga sore, bel pulang sudah berbunyi. Hiruk pikuk terdengar karena semua siswa dan siswi SMA Angkasa berbondong-bondong keluar dari kelas masing-masing. Ada yang langsung ke parkiran, ada yang rapat organisasi terlebih dahulu, dan ada yang setia menunggu jemputan di gerbang sekolah.

Alyssa salah satu siswi yang menunggu di depan gerbang. Gadis itu sedang menunggu Albiru mengeluarkan motornya dari parkiran sana. Teman-temannya yang lain juga sudah pulang lebih dulu.

Seseorang lelaki dengan jaket denim hitamnya tiba-tiba menghampiri Alyssa.

"Hai Alyssa!" sapanya, kemudian berdiri tepat di hadapan gadis berzodiak libra itu

Alyssa tersentak kaget, tangannya mengepal erat saat melihat siapa yang ada di depannya sekarang.

"Belum pulang?" tanya Yaksa

Yang ditanya hanya menggeleng pelan lalu membuang pandangannya ke sembarang arah. Alyssa rasanya ingin menghilang dari situasi ini sekarang juga.

"Albiru kemana sih..," gumamnya resah

"Pulang sama gue aja ya? tuh motor gue," tawar Yaksa sembari menunjuk motor vario hitam yang terparkir di dekat pos satpam

"Ngga perlu kak, makasih."

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa ngga mau pulang sama gue?"

Pertanyaan yang Yaksa lontarkan semakin membuat perasaan Alyssa tak karuan. Dari tadi ia berusaha untuk menahan rasa sesak yang ada di hatinya setiap kali ia melihat sosok Yaksa.

"Kak, gini ya..,"

Alyssa menunduk lalu menghirup napasnya dalam-dalam, "Kita itu cuma saling tau nama doang, gue ngga bisa percaya sama lo gitu aja."

"Makanya percaya sama gue."

"Ngga bisa kak, tolong jauh-jauh dari gue..," pinta Alyssa dengan matanya yang kembali berkaca-kaca

Yaksa tak bisa melihat wajahnya, wajah Alyssa yang kini merah padam karena menahan emosinya. Jantungnya yang berdegup dengan kencang dan kepalanya yang mulai pusing membuat tubuhnya sedikit oleng.

Lelaki lainnya tiba-tiba menahan tubuh Alyssa dengan satu tangannya. Yaksa mengerling dan berdecak kesal melihat pemandangan itu.

"Alyssa? lo habis mabok apaan?" tanya Jasen sambil menepuk pelan pundak Alyssa

Alyssa lalu melihat ke arah Jasen dan terkekeh pelan, "Sembarangan!"

Alyssa juga tidak mengerti dengan keadaannya saat ini. Yang jelas ia ingin secepatnya pulang dan berharap tidak akan bertemu dengan Yaksa lagi.

"Lo belum pulang bang?" kini Jasen bertanya pada Yaksa yang sedari tadi menekuk wajahnya

"Belum, kenapa?"

"Lo pasti nungguin gue ya?" lontar Jasen sembari menyipitkan matanya dan tersenyum jail

Yaksa bergidik ngeri, "Anak siapa sih lo.."

Tin..tin..

Albiru datang dengan motor hitamnya membuat Jasen dan Yaksa memilih menepi dari hadapan Alyssa. Alyssa kini tersenyum lega, penyelamat keduanya sudah tiba.

"Naik buruan." titah Albiru sambil menaikkan kaca helmnya

Alyssa mengangguk, "Gue duluan ya Sen..," pamitnya tanpa melihat ke arah Yaksa

Jasen mengacungkan jempolnya ke arah Alyssa, "Hati-hati!"

"Biru, gue nitip pacar gue ya! jangan sampai lecet." ucapnya santai, tentu saja hanya candaan

Albiru dan Yaksa hanya mendengus malas, sementara Alyssa tertawa lepas lalu menaiki motor Albiru yang bentuknya seperti motor Dilan itu.

Setelah Albiru pamit kepada Yaksa dan Jasen, ia kemudian melajukan motornya berlalu meninggalkan kawasan sekolah. Alyssa memandang Yaksa sekilas dengan tatapan yang tak akan Yaksa mengerti.

Kini tersisa Yaksa dan Jasen yang saling bertukar pandang satu sama lain.

"Lo suka sama Alyssa?"

Jasen mengernyitkan alis mendengar pertanyaan dari Yaksa yang terlalu tiba-tiba. Menurutnya itu sangat lah random.

"Suka lah, Jayden sama bang Dariel juga suka..," jawab Jasen seadanya

Yaksa hanya menghembuskan napas pasrah, ia baru sadar tidak ada gunanya menanyakan hal-hal seperti ini kepada orang seperti Jasen.

"Mau nebeng ngga?" tawar Yaksa

Jasen menggeleng cepat, "Ogah, ntar lo turunin gue di panti jompo."

Yaksa tertawa renyah. Ia mengambil motornya dan memasang helm, lalu menghampiri Jasen, "Bener ngga mau?"

"Boleh deh, lo maksa soalnya..,"

Baru saja Jasen ingin mengangkat satu kakinya naik ke atas motor Yaksa. Lelaki yang lebih tua langsung menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi dan berlalu pergi meninggalkan Jasen. Jasen sontak teriak sambil mengabsen semua nama binatang.

Yaksa tertawa penuh kemenangan di atas motornya, "Siapa suruh mau ngelawan gue."

Saat tiba di persimpangan, Yaksa memilih melaju ke arah kanan. Yang mana itu bukan rute menuju rumahnya. Ia terus melajukan motornya sesaat sebelum ia tersenyum melihat motor Albiru sedang melaju tepat di depannya.

Bahkan setelah Alyssa dengan keras kepala dan terang-terangan tidak ingin dekat dengannya, tidak memedulikannya dan selalu menghindar darinya. Ia tidak peduli.

Melihat punggung Alyssa dari jauh saja sudah membuatnya merasa lebih baik. Ada sesuatu di dalam hati Yaksa yang membuat lelaki itu terus-terusan ingin melindungi Alyssa sejak pertama mereka bertemu.

"Alyssa, kalo lo mau tau.."

"Gue ngga akan pernah menyesal, karena udah sejatuh ini sama lo."

___

ASKALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang