35. Inside

78 12 0
                                    

Fyi : Ini part khusus tentang Hana ya, mau di skip juga gapapa, ngga ngaruh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fyi : Ini part khusus tentang Hana ya, mau di skip juga gapapa, ngga ngaruh.

•••

Gadis dengan gigi kelinci itu tampak kewalahan membawa dua kotak air kaleng menuju tangga rooftopnya. Lelaki yang bersamanya tadi sudah pergi lebih dahulu, meninggalkan ia dan beberapa kotak air kaleng yang tersisa. Namun secara tiba-tiba seorang lelaki jangkung datang lalu mengambil alih dua kotak itu dari tangan sang gadis.

"Eh?"

"Biar gue aja." ujarnya singkat

Hana sedikit mendongak menatap wajah Albiru yang datar seperti biasanya. Tanpa basa basi lelaki tinggi itu langsung berlalu dari hadapan Hana. Bisa Hana lihat punggung tegap itu semakin menjauh darinya. Seketika seulas senyum kecil terbit dari wajah Hana, memperlihatkan dua lesung di kedua pipinya.

Hana tiba-tiba menggeleng pelan lalu menepuk dahinya sendiri, "Oh iya, Hana kan juga mau ambil kamera!" ucapnya entah kepada siapa. Dengan langkah kecil ia berlari ke arah kamarnya untuk mengambil sebuah kamera.

Hana ingin mengabadikan semuanya malam ini, karena bagi Hana setiap momentum seharusnya diabadikan. Karena kita tak akan pernah tahu kapan momen seperti itu akan terjadi lagi.

_

Setelah puas memotret teman-temannya yang sedang bermain kembang api, Hana pun duduk bersandar di sudut rooftop tersebut. Ia sedikit menjauh dari mereka semua. Sepertinya energi gadis itu sudah terkuras habis, ia harus mengisi ulang dengan duduk menyendiri dari keramaian.

Hana menghembuskan napasnya perlahan, lalu mengotak-atik kamera miliknya. Melihat-lihat hasil foto, di mana semua temannya terlihat sangat bahagia di foto-foto tersebut. Jari Hana terhenti saat melihat satu foto yang membuatnya tak berhenti tersenyum.

Terlihat jelas tawa yang terpampang di wajah Albiru saat melihat kembang api tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat jelas tawa yang terpampang di wajah Albiru saat melihat kembang api tersebut. Hana lagi-lagi tersenyum saat memikirkan bahwa ia tak pernah melihat Albiru tertawa bahagia seperti itu, bahkan malam ini adalah yang pertama kalinya.

"Eh copot!" latahnya saat seseorang yang baru saja ia pikirkan tiba-tiba sudah ada di hadapannya

Hana buru-buru mematikan kameranya dan meletakkan kamera itu di samping kursi yang kosong, jantungnya seperti tak berdetak lagi sekarang. Wajah pucat Hana mengundang gelak tawa bagi Albiru, Hana sontak mendongak menatap Albiru yang sedang tertawa.

"Biru kenapa deh?" ujarnya heran

Albiru menggeleng lalu duduk di sisi Hana yang lain, "Lagi liatin foto siapa?" tanya Albiru sembari menaikkan satu aslinya

Deg

Jantung Hana kini berpacu dengan cepat bahkan Albiru sekarang sedang menatapnya lekat. Hana menggeleng dengan cepat, "Foto kalian semua lah, lucu soalnya." kilahnya sembari nyengir tak berdosa

Albiru hanya mengangguk paham, lalu mengulurkan satu tangannya ke arah Hana. Dengan wajah polos Hana menyambut uluran tangan itu, hal itu semakin membuat Albiru terkekeh.

"Kameranya.."

"Oh, kameranya.."

Hana tersenyum kikuk lalu kembali menarik tangannya yang tadi ia letakkan di atas tangan besar Albiru. Ia pun mengambil kamera mini berwarna biru dan memberikannya ke Albiru. Albiru menerima kamera itu dengan antusias, lalu kemudian melihat-lihat hasil potret Hana yang tampak sangat bagus.

"Bagus.."

Hana menoleh ke arah Albiru lalu memiringkan kepalanya sedikit, "Beneran?" tanyanya seakan tak percaya Albiru sudah memuji hasil fotonya

Albiru mengangguk mantap lalu menoleh dan memperhatikan wajah Hana sekarang. Hana yang sadar diperhatikan Albiru langsung kembali duduk dengan tegap, lalu membuang pandangannya ke sembarang arah.

"Biru, sini dulu deh!" pekik Jayden dari kejauhan

Albiru lalu berdiri dan mengembalikan kamera Hana, "Mau ikut?" tawarnya lalu di balas gelengan oleh Hana

"Nanti aja..," balas Hana

Dengan langkah panjangnya Albiru lagi-lagi meninggalkan Hana seorang diri, dan Hana hanya bisa melihat punggungnya menjauh. Tiba-tiba suara denting notifikasi mengalihkan perhatian Hana, tidak itu bukan dari ponselnya. Itu dari ponsel yang Albiru tinggalkan di atas kursi, entah sengaja atau tidak Hana tak tahu.

Ponsel itu menyala dan memperlihatkan lockscreennya dengan amat jelas, Hana seketika membeku. Air matanya turun begitu saja tanpa di minta. Hana susah payah bernapas karena dadanya terasa begitu sesak.

Gadis itu tiba-tiba melihat ke arah Albiru, lalu ia mengerti kenapa senyum Albiru begitu merekah, itu karena gadis lain berada di depannya. Dan itu bukan Hana.

"Padahal Hana ngga berharap apa-apa, tapi kenapa bisa sesakit ini?" rintihnya dalam hati

Hana ingin berteriak dan mengatakan kepada semesta bahwa kenapa harus dia, namun gadis itu tak akan bisa melakukannya. Karena ini semua adalah konsekuensi saat dirimu mencintai seseorang dalam diam.

Diam-diam jatuh cinta, diam-diam merasakan sakitnya, lalu diam-diam menguburnya dalam-dalam.

*locksreen ponsel Albiru, foto Calya pas mau berangkat ke pulau pari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*locksreen ponsel Albiru, foto Calya pas mau berangkat ke pulau pari

___

Selamat merayakan patah hati yang paling patah, Hana..

Jangan sampai hal yang sama terulang kembali.

Bisa-bisa ngga kelar lagi cerita ini :D

ASKALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang