•••
Seorang gadis berkulit putih mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke ruangan bernuansa putih tersebut. Dengan mata yang sembab, Calya duduk di sebuah kursi yang letaknya di sisi seseorang yang sedang memejamkan mata dengan tenang.
Hening, hanya ada suara menderu dari alat-alat yang ada di sana, bunyi monitor, serta bunyi tetesan cairan yang berasal dari infus. Calya memandangi wajah Yaksa dengan tatapan sayu.
"Kak, ini udah hari ke sepuluh..," lirihnya pelan, sungguh Calya tak sanggup melihat tubuh Yaksa yang dipenuhi berbagai macam peralatan penunjang agar kakaknya itu dapat bertahan hidup
Calya mulai mengusap tangan kiri Yaksa dengan lembut, "Lo ngga bosen rebahan mulu?"
"Ayo bangun kak, kita semua butuh lo di sini." ungkapnya
Calya mati-matian menahan air matanya agar tak jatuh lagi, ia tau semua perkataannya hanya sia-sia. Karena Yaksa tidak akan sadar dan tidak akan merespon suara di dekatnya.
Tapi bolehkah Calya meminta kepada tuhan untuk sekali saja, ia tak ingin kehilangan sandarannya sekarang. Calya tak akan bisa berdiri tegak tanpa Yaksa.
"Kak..," panggilnya lagi
"Alyssa kangen tau sama lo..," terangnya, ia berbicara seperti biasa
Seperti Yaksa akan meresponnya dengan antusias seperti sedia kala, karena itu menyangkut tentang Alyssa. Calya pun terkekeh pelan mengingatnya.
"Lo pasti juga kangen sama Alyssa..,"
Calya menghentikan kalimatnya sebentar, ia tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan mencari sesuatu di sana.
Calya akan memutar sebuah rekaman suara dari Alyssa dan mendengarkannya pada Yaksa. Dengan keyakinan dan harapan penuh bahwa setelah ini Yaksa akan sadar.
Rekaman suara ia dan Alyssa sedang berbicara pada saat jam istirahat. Hanya ada mereka berdua.
"Ca, gue jahat ya sama kak Yaksa?
"Banget..," lalu terdengar sebuah tawa milik Alyssa diiringi dengan tawa Calya yang ringan
"Kenyataannya, takdir yang jahat..,"
"Sa, are you okay?"
Hanya terdengar isak tangis yang terasa menyakitkan saat itu, "Alyssa..,"
"No, i'm really tired..,"
Terdengar jelas Alyssa saat itu sedang menangis dengan tersedu-sedu, dan air mata Calya perlahan turun tanpa aba-aba.
Calya tiba-tiba melihat jari tangan kiri Yaksa bergerak lemah. Hanya sedikit pergerakan yang mampu membuat Calya kini semakin menangis begitu hebat.
"Alyssa, kak Yaksa siuman..," gumamnya dengan raut wajah ceria, walaupun air matanya tak berhenti menetes
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKALA [END]
Teen FictionAlyssa Arundaya adalah siswi baru di SMA Angkasa. Parasnya yang cantik, serta sifatnya yang easy going dan mudah bergaul membuatnya terlihat sempurna. Bahkan orang-orang tidak mengetahui bahwa Alyssa mempunyai sebuah trauma serta rahasia tentang hid...