•••
"Yakin nih mau ikut?" tanya lelaki berhidung mancung setinggi perosotan itu sembari menaiki motornya sendiri
Alyssa mengangguk pelan lalu tersenyum tipis seakan mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja. Dengan langkah kecil, gadis dengan kardigan berwarna biru muda itu ikut menaiki motor sang kembaran. Motor hitam tersebut kemudian melaju keluar dari pekarangan rumah, dikendarai Albiru dengan kecepatan rata-rata.
Albiru bisa melihat Alyssa dari balik kaca spion, saudaranya itu sedang melihat-lihat objek yang lewat di sekitarnya. Tapi jika diperhatikan lebih jelas, Alyssa tampak sedikit gusar.
"Bang Yaksa juga ke sana?"
Pertanyaan tiba-tiba saja keluar dari mulut Albiru, Alyssa lagi-lagi merespon hanya dengan anggukan kepala. Albiru menghela napas dari balik helm full face nya.
Jalanan di pusat kota hari itu begitu padat akan kendaraan, karena waktu sudah menunjukkan pukul 17.30. Waktu yang tepat untuk beberapa orang yang baru pulang bekerja, kembali ke rumah mereka masing-masing.
Setelah menghabiskan waktu 30 menit di perjalanan, akhirnya Albiru dan Alyssa sudah sampai di tempat tujuan mereka.
Ada sebuah bangunan besar di sana. Bangunan itu terlihat sepi dari luar dan juga dibatasi pintu gerbang yang tinggi. Di tengah-tengah gerbang berwarna abu-abu itu tertulis jelas apa nama tempat itu. Tempat di mana seseorang menjalani hukuman sebagai balasan atas kejahatan yang telah mereka lakukan.
Raut wajah Alyssa terlihat semakin gugup, Albiru yang peka akan keadaan Alyssa tiba-tiba merogoh saku celana jeansnya, "Nih..," katanya sembari mengeluarkan sebuah permen susu rasa vanilla dan menyodorkannya ke arah sang kembaran.
"Biru?" dengan wajah bingung sekaligus ingin tertawa, Alyssa menyambut permen kecil itu dan segera membuka bungkusnya, lalu memakan permen tersebut.
"Lo pasti bisa selesaikan semuanya, biar lo bisa hidup lebih bahagia setelah ini." ujar Albiru sambil mengelus pelan surai hitam milik Alyssa
Alyssa spontan mengangguk, "Makasih ya?" seru gadis itu sembari menatap Albiru dengan tatapan lembut
Bisa Alyssa lihat, Albiru hanya membalas perkataannya dengan sebuah tarikan bibir yang samar.
Alyssa menghirup udara dalam-dalam sembari mengunyah permennya. Lalu keduanya pun melangkah beriringan dan masuk ke dalam rumah tahanan tersebut.
_
Yaksa sejak tadi sudah duduk di dalam ruangan kecil bernama ruang kunjungan, sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Di ruangan tersebut terdapat pemisah antara ruangan lainnya, berupa tembok dan kaca yang saling berhadapan. Hanya ada sebuah lubang kecil berbentuk setengah lingkaran untuk memudahkan berkomunikasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKALA [END]
Teen FictionAlyssa Arundaya adalah siswi baru di SMA Angkasa. Parasnya yang cantik, serta sifatnya yang easy going dan mudah bergaul membuatnya terlihat sempurna. Bahkan orang-orang tidak mengetahui bahwa Alyssa mempunyai sebuah trauma serta rahasia tentang hid...