09. H-1

128 48 30
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Om..," panggil lelaki muda yang masih menggunakan seragam sekolahnya, ia kemudian masuk ke dalam ruangan bernuansa cokelat itu dengan hati-hati

Pria paruh baya yang merasa terpanggil menoleh sekilas ke arah Yaksa, "Pak, masih di sekolah, Yaksa."

"Iya bapak, Yaksa boleh duduk ngga?" tanyanya sembari menunjuk kursi berwarna cokelat yang ada di depan meja pria itu

"Loh, silahkan..," ujar kepala sekolah itu mempersilahkan anak didiknya sekaligus anak dari temannya untuk duduk

Yaksa lalu duduk di kursi putar itu dengan perasaan campur aduk, "Jadi gini om, eh pak.."

"Kenapa Sa?" tanya Chakra lalu perlahan meminum tehnya yang mulai dingin

"Yaksa mau minta izin, besok yang pergi pakai motor Yaksa aja. Jadi Yaksa yang bawa Alyssa..," ungkap lelaki muda itu dengan sungguh-sungguh

Chakra yang mendengarnya hanya tersenyum tipis, "Kenapa ngga bilang bu Desi aja? kan beliau yang memiliki wewenang." tuturnya

Bu Desi adalah waka kesiswaan yang mengatur semuanya termasuk diadakannya karyawisata ini.

Yaksa menghela napasnya dalam diam. Dalam hati Yaksa menggerutu, bagaimana bisa dirinya meminta izin kepada bu Desi yang kerjanya hanya bisa marah-marah?

"Tapi kan pak Chakra lebih punya kuasa.."

Chakra terkekeh pelan dibuatnya, "Kamu suka sama anak baru itu ya? sampai-sampai belain menghadap bapak langsung seperti ini."

Yaksa terdiam beberapa saat, kemudian mengangguk pelan.

"Ada-ada aja anak Janu.."

"Boleh ya pak?"

"Engga bisa Yaksa, kamu juga sudah tau kan kalo perwakilan dari kelas 12 harus selalu stand by menjaga adik kelas kalian?" jelas pria berumur 35 tahun itu

"Yah.."

Yaksa ingin berteriak frustasi, ia tidak rela jika Alyssa semakin dekat dengan Jasen. Ia tidak ingin Jasen berada satu langkah di depannya. Ini terlalu menyesakkan untuk lelaki itu.

"Jodoh ngga akan kemana wahai anak muda, lagian kalian kan masih bisa ketemu setelah sampai di sana..,"

Yaksa tersenyum simpul, teman ayahnya itu seakan mengetahui apa yang ada di pikirannya saat ini. Yaksa akhirnya menyerah, ia pamit dari hadapan Chakra dengan wajah lesu.

Setidaknya ia akan puas bisa melihat Alyssa pada saat sampai di pulau Pari nanti.

Sebelumnya..

Sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ASKALA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang