7. 10 AM
Sekitar satu jam kemudian Jeffrey tiba di depan gedung apartemen Joanna. Namun sayang bukan senang yang didapat karena dia melihat Joanna sedang dipaksa masuk ke dalam mobil Mega oleh Jani. Jeffrey yang memang tahu diri karena hanya memakai motor saja kali ini, tentu saja hanya diam dan pura-pura tidak melihat kali ini. Bahkan, dia juga sempat mengangkat telepon dari Joanna dan mengatakan kalau dirinya terlambat bangun agar Joanna tidak merasa bersalah kali ini.
"Iya-iya, tidak apa-apa. Aku juga kesiangan. Baru bangun juga. Maaf karena kamu menunggu lama."
Tidak apa-apa. Nanti kita bertemu di tempat biasa, ya? Kamu belum sarapan, kan? Aku sudah bawakan bekal.
"Iya, belum. Siap! Kamu hati-hati."
Iya, kamu juga hati-hati.
Setelah telepon dimatikan, Jeffrey bergegas melajukan motornya. Agak kencang karena dia ingin cepat-cepat bertemu Joanna. Sebab, dia baru ingat bahwa mobil tadi adalah mobil dari anak pemilik perusahaan tempat dirinya bekerja yang sering digosipkan ada rasa dengan Joanna.
Setelah menurunkan Jani, kini Joanna dan Mega hanya berdua di mobil.
Karena keduanya sama-sama pendiam dan jarang berinteraksi, tentu saja membuat suasana kali ini mencekam hingga mobil berhenti.
"Terima kasih."
Ucap Joanna sebelum turun dari mobil. Kemudian bergegas memasuki gedung tempat dirinya bekerja saat ini.
Jeffrey dan Joanna bertemu di lobby. Keduanya saling melirik dan sesekali tersenyum kecil. Kemudian jalan berdampingan dan berbicara dengan nada kecil sebelum memasuki lift.
"Nanti malam ada acara? Ada yang ingin aku bicarakan."
Bisik Jeffrey, saat ini mereka sedang berdiri di bagian paling belakang lift dan diam-diam saling menautkan jari.
"Tidak ada. Mau di mana?"
"Nanti aku reservasikan tempat."
Joanna tersenyum menggoda, kemudian menusuk-nusuk pinggang Jeffrey dengan jari telunjuknya.
"Oh, baru gajian. Bau-bau dapat bonus besar ternyata."
Jeffrey hanya bisa terkekeh pelan, kemudian menghalau tangan kecil Joanna yang semakin membuatnya kegelian.
5. 40 PM
Jeffrey dan Joanna sama-sama sudah pulang kerja. Namun tiba-tiba saja Joanna membatalkan janjinya karena Liana memintanya datang ke rumah nanti malam. Sebab, ada hal penting yang akan dikatakan dan tidak bisa ditunda katanya.
"Maaf, ya? Ibu memaksaku datang. Itu, aku sudah dijemput di depan."
Jeffrey mengangguk singkat, kemudian menatap Joanna yang sedang sedikit berlari menuju Liana berada.
Meskipun kecewa, Jeffrey masih berusaha untuk tenang. Mau marah juga percuma, kan? Karena itu tidak akan merubah suasana dan justru malah akan memperburuk semuanya.
"Ibu sudah melarangmu untuk menjauhi anak itu! Tapi kamu masih saja bebal dan tidak mau mendengar Ibu!"
Joanna diam saja, tidak mempedulikan ibunya yang sedang menyetir dan mengomeli dirinya.
"Selama ini Ibu bertahan demi kamu dan kamu tahu itu! Bukannya Ibu mau mendektemu! Ibu hanya ingin semua yang terbaik untukmu!"
"Untukku atau untuk Ibu? Sudah, Bu. Kalau Ibu berharap aku bersama Mega agar Ibu bisa mudah menjadi anggota parlemen, lebih baik urungkan saja niat Ibu! Karena aku tidak akan pernah pacaran apalagi menikah dengan Mega seperti apa yang telah menjadi harapan Ibu!"
![](https://img.wattpad.com/cover/284366892-288-k4225.jpg)