Thanks for giving a lot of feedback, ges! I loove it!
Joanna membuka pintu apartemen. Benar saja, Jeffrey sudah berdiri di sana. Lengkap dengan setelan kerja dan wajah sedikit pucat. Mungkin karena dia kurang tidur karena ayahnya sudah menjadi presiden sekarang.
"Bukankah perkataanku sudah jelas? Hubungan kita tidak bisa kembali lagi!"
"Joanna, aku masih mencintaimu. Kamu juga sama, kan? Aku masih bisa merasakan itu."
Jeffrey mulai berjalan mendekat, ikut memasuki apartemen dan menyentuh kedua bahu Joanna. Membuat Liana yang sudah kembali karena ada barangnya yang tertinggal---kini mulai berbalik arah.
Cepat juga dia!
Batin Liana sembari menekan tombol lift. Kemudian menekan layar ponsel karena akan memesan taksi online. Iya, kunci mobil Liana yang tertinggal. Namun dia enggan mengambil sebentar karena tidak ingin merusak suasana.
"Sok tahu! Lepas! Aku tidak mau lagi berurusan denganmu! Kau pembohong! Penipu!"
Jeffrey tidak tinggal diam dan mulai memeluk Joanna erat-erat. Mencoba meredam amarah Joanna yang sepertinya tidak separah sebelumnya.
"Aku minta maaf. Aku memang salah karena tidak memberi tahu lebih awal. Maaf, aku benar-benar tidak bermaksud menipu apalagi membuatmu merasa dibodohi olehku."
Joanna masih mencoba melepaskan diri, namun Jeffrey tidak tinggal diam dan semakin mengeratkan pelukan kali ini.
"Lepas! Jangan membuatku semakin membencimu!"
Jeffrey langsung melepas pelukan. Dia terluka ketika Joanna terang-terangan mengatakan bahwa sudah membencinya.
"Joanna---"
"Pergi! Aku tidak mau berurusan denganmu lagi! Kalau kamu ingin kumaafkan, cukup rawat Jani seperti apa yang telah kukatakan tadi!"
Jeffrey akhirnya kembali dengan membawa penyesalan dan luka. Karena Joanna benar-benar sudah tidak ingin memperbaiki hubungan meskipun dia sudah berusaha.
Di tempat lain, Jani tampak sedang sarapan sendiri. Karena Ariana sudah berangkat kerja pagi-pagi sekali. Membuatnya harus mandi ditemani oleh suster yang memang dipekerjakan untuk mengurusnya dari petang hingga matahari terbit.
"Halo? Joanna? Ini kamu? Ya Tuhan! Akhirnya, ayo bertemu! Kenapa kamu tidak pernah menjengukku?"
Akan kukirimkan nomor Jeffrey. Mulai sekarang dia yang akan menemanimu kontrol dan melakukan pemeriksaan ini itu! Jangan tolak atau aku tidak mau berteman lagi denganmu!
Jani diam saja. Sedang mencerna ucapan Joanna. Karena saat ini dia masih belum tahu hubungan Joanna dengan Jeffrey apakah sudah membaik atau tidak.
Kamu dengar aku? Tidak perlu khawatir. Aku dan Jeffrey sudah berpisah secara baik-baik. Kamu sama sekali bukan pengganggu diantara hubungan kami. Kumatikan. Jaga diri baik-baik!
Sambungan telepon langsung dimatikan oleh Joanna. Membuat Jani bertanya-tanya akan apa yang sedang Joanna rencanakan sekarang.
Di apartemen. Joanna langsung membanting ponselnya. Hancur tidak tersisa. Karena dia ingin memulai hidup baru mulai dari sekarang. Dia ingin melupakan semuanya. Mega, Jani dan Jeffrey. Semuanya! Karena Joanna tidak mau orang-orang yang disayang terluka karena dirinya.
Iya, Joanna memang menyukai Mega. Namun hanya sebagai saudara, karena sejak dulu dia selalu baik padanya. Bahkan bisa menjadi sosok kakak yang selalu diidamkan oleh semua anak pertama. Begitu juga dengan Jani, Joanna sudah menganggapnya lebih dari saudara meskipun dulu pernah menyakitinya. Apalagi Jeffrey, Joanna jelas sangat mencintai laki-laki itu. Laki-laki pertama yang pernah mengisi hatinya selama satu tahun. Laki-laki yang tidak ingin Joanna buat terluka karena reputasinya yang buruk bisa membuat nama baik keluarga Jeffrey luntur.
