12/20

734 139 126
                                        

Hari pelantikan tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari pelantikan tiba. Sandi tampak begitu berwibawa ketika menyampaikan pidato pada podium di depan banyak orang yang berisi berbagai menteri, beberapa anggota dewan dan pers atau media massa. Serta istri dan anak tercinta yang saat ini tengah menatapnya bangga.

Jeffrey tersenyum kecil ketika blitz kamera mulai menyorot wajahnya setelah Sandi meperkenalkan pada media dan orang-orang di sana bahwa Jeffrey adalah anaknya. Anak satu-satunya yang sangat Sandi cinta dan memang sengaja disembunyikan dari dulu ketika masih menjadi anggota dewan hingga sekarang karena takut dia terganggu akan pekerjaannya. Mengingat Jeffrey memang tidak tertarik dengan dunia perpolitikan dan hanya ingin hidup sederhana saja. Tanpa spotlight apa-apa agar bisa hidup tenang tanpa ada yang menuntutnya menjadi seperti apa yang orang-orang inginkan.

Liana saat ini masih berada di kamar mandi, karena Ariana baru saja memarahinya karena pergi dari rumah tanpa pamit dan sengaja menahan Jani agar ikut tinggal di apartemen dan meninggalkan dirinya di rumah sendiri.

Keluargamu pergi karena salahmu sendiri! Dasar munafik! Di depan saja baik, di belakang busuk sekali!

Batin Liana sembari menatap cermin. Menatap pantulan diri di depan kaca guna memuji riasannya yang masih cukup cantik. Karena ini adalah hasil riasan Joanna dan hair do yang dilakukan Jani yang sudah pasti akan membuat dirinya menjadi terlihat semakin cantik tanpa harus terlihat menor seperti para perempuan sosialita yang suka memakai riasan dan perhiasan mewah di sini.

Oh, iya. Tadi aku seperti melihat Jeffrey. Tidak mungkin orang tuanya anggota dewan juga, kan? Ah, pasti tidak! Ke kantor saja pakai motor matic. Mana mungkin anak anggota dewan atau menteri diperbolehkan memakai motor matic! Mungkin dia kerja di sini, menjadi supir atau yang lain. Kasihan sekali, tampan-tampan menjadi tukang suruh di sini. Untung Joanna sudah kujauhkan dari laki-laki ini. Bisa tercoreng namaku kalau sampai orang-orang tahu Joanna pacaran dengan anak ini.

Batin Liana ketika berjalan keluar kamar mandi. Kemudian kembali memasuki ruangan yang saat ini sudah ramai dipenuhi oleh orang-orang yang sedang bergantian mengucapkan selamat pada Sandi yang telah resmi menjadi presiden RI.

"Selamat, Pak. Saya percaya anda pasti bisa membawa negara ini semakin maju lagi."

"Terima kasih, Bu Liana. Semoga kita bisa bekerja sama dalam membangun negera ini menjadi lebih jaya lagi!"

Liana mengangguk singkat, kemudian melepas jabatan tangan karena ingin menyalami Jessica si ibu negara.

"Selamat, Bu Jessica."

"Terima kasih, Bu Liana."

Deg. Liana langsung menegang di tempat ketika Sandi menepuk pundak Jeffrey pelan. Kemudian memintanya untuk menyalami dirinya.

"Jeffrey, kemari!"

Jeffrey juga menegang di tempat, namun langsung membalas jabatan tangan Liana dengan cepat. Karena tidak ingin membuat orang-orang di sana curiga.

JUSTICE IN LAW [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang