Prolog

9.6K 1.3K 20
                                    

"Jangan cemas, Na! Pak Al itu orang yang baik, kok. Vicky malah jauh lebih galak."

Ina tersenyum kecut mendengar kelakar Juno. Dia sebenarnya tidak ingin menghadapi Alistair sendirian. Namun Ina tidak punya pilihan. Mustahil dia mengajak serta ayah atau adiknya. Jika ayahnya tahu, sudah pasti akan terjadi perang dunia yang disesali Ina sampai mati. Tahu bahwa dia tak bisa melakukan apa pun, gadis itu mengepalkan tinjunya diam-diam, berharap keberaniannya bertambah.

Juno membuka pintu ruang perawatan setelah mengetuk terlebih dahulu. Vicky yang sedang bicara di telepon, menoleh. Wajahnya berubah cemberut dalam kecepatan yang mengagumkan. Menuruti nasihat Juno agar mengabaikan perempuan itu, Ina mendekat ke arah ranjang. Namun tidak ada orang lain di ruangan itu. Tanpa sadar Ina menoleh ke arah Juno, dengan mata dipenuhi pertanyaan.

"Ini cewek yang menabrakmu, Al," kata Vicky dengan nada benci yang membuat bulu kuduk Ina meremang. Refleks, dia menoleh ke kanan, titik yang ditatap Vicky.

Seorang pria jangkung berkulit bersih berdiri di ambang pintu kamar mandi yang terbuka. Lelaki itu sudah berganti pakaian, mengenakan kaus dan celana training. Dengan rambut cokelat terang dan hidung tinggi, penampilan Alistair menunjukkan bahwa dia berdarah campuran. Mata Ina berhenti di kening lelaki itu.

"Jangan kamu kira mentang-mentang dia bisa ke kamar sendiri, kondisinya tidak serius. Lihat Nona, kening Alistair harus dijahit ka...."

"Vicky, sudahlah!" Alistair masih menantang mata Ina. Lelaki itu berjalan pelan ke arah Ina. Selama itu, jantung Ina seakan mau pecah. Entah bagian mana yang lebih mencemaskan Ina sehingga dia yakin tidak lama lagi akan pingsan. Cemas akan mendapat kemarahan dari lelaki yang berekspresi datar itu? Khawatir akan diusir dari kamar? Atau....

"Halo...."

Bibir Ina terbuka perlahan untuk menjawab sapaan lelaki itu. Namun sayang, suaranya tidak keluar sama sekali.

"Kamu menyetir dengan ceroboh." Alistair berjarak dua langkah dari Ina. "Apa kamu...."

Ina tidak memperhatikan kata-kata Alistair selanjutnya. Indra penglihatannya terpaku di satu area. Sepasang mata yang sedang memandang ke arah Ina dengan serius. Bukan mata biasa, melainkan mata berwarna biru es! Ina mendadak cegukan.

Lagu : Fix You (Coldplay)

Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang