"Keep your eyes wide open before marriage, half shut afterwards."
(Benjamin Franklin)
Ina cuma bertahan kurang dari lima menit di ruangan itu. Dia sungguh sangat gerah dengan sikap judes yang ditunjukkan Vicky. Dikombinasikan dengan Alistair yang ternyata irit kata dan hanya memandang Ina dengan serius. Seakan lelaki itu sedang menghitung jumlah pori-pori di wajahnya. Selain itu, Ina juga harus mati-matian berusaha tidak tampak terganggu dengan cegukan yang sering datang di saat tidak tepat itu."Halo," sapa Alistair sopan. Lagi. Mungkin heran melihat Ina yang berdiri mematung.
Hanya Juno yang bersikap masuk akal, ramah dan bersahabat. Lelaki itu juga yang memberi tahu Alistair bahwa kedua orang tuanya sudah bicara dengan Ina. Gadis itu sempat menyela, berjanji akan menanggung semua biaya pengobatan.
"Kamu kira Al tidak bisa membayar sendiri biaya rumah sakit ini? Yang paling membuat kesal, kamu itu sepertinya tidak menyadari kesalahan fatal yang sudah kamu buat," cetus Vicky tajam.
Ina bukanlah gadis penyabar. Apalagi sikap Vicky dinilainya keterlaluan. Akan tetapi, khusus kali ini, dia berjuang untuk menahan diri. Ina tidak ingin membuat keributan di rumah sakit. Mengabaikan Vicky, Ina memandang Alistair yang sudah duduk di ranjang.
"Aku akan mengganti semua biayanya. Kamu harus dirawat sampai benar-benar sembuh. Aku benar-benar minta maaf karena sudah menyebabkan kecelakaan itu." Ina teringat pembicaraannya dengan Binsar dan Claire. Mendadak dia baru ingat ada satu poin krusial yang lupa ditambahkan. Cegukannya sudah lenyap tanpa sisa begitu Ina berkonsentrasi pada masalah pelik yang mengadangnya. "Satu lagi. Aku harap masalah ini tidak perlu diketahui oleh orang yang tidak ... hmmm... berkepentingan. Aku tidak mau keluargaku tahu."
Suara Ina pasti dijejali kecemasan yang sangat kentara, karena dia melihat alis cokelat Alistair bergerak ke atas. Matanya yang menyorot tajam itu mengerjap dua kali sebelum Alistair akhirnya bersedia mengangguk. Ina yang ekspresif kesulitan menyembunyikan perasaan leganya. Senyumnya melebar tapi patah seketika saat matanya menangkap tatapan galak Vicky.
"Terima kasih," gumamnya kemudian. "Aku...." Ina melirik arlojinya. "Aku harus pulang dulu. Besok aku akan ke sini lagi."
Vicky yang menjawab. "Tidak perlu! Alistair bisa mengurus dirinya sendiri. Kami tidak butuh bantuanmu. Kamu hanya perlu memberikan nomor ponsel yang bisa dihubungi kalau ada kondisi darurat. Terutama yang terkait dengan masalah mobil. Tapi tolong jangan beri nomor telepon palsu."
Alistair menoleh ke arah Vicky dan menggeleng samar. Menilai itu sebagai bentuk pembelaan Alistair padanya, Ina berbaik hati mengabaikan tingkah Vicky yang menurutnya keterlaluan. Meski tadi Ina sempat ingin memberi tahu perempuan itu bahwa dia sudah memberikan nomor ponselnya pada Binsar. Ina juga tak mungkin memberi nomor ponsel palsu, kan? Setelah mengangguk sopan, Ina buru-buru meninggalkan kamar itu dan mengabaikan Vicky.
"Kamu yakin kalau si Vicky itu cuma karyawannya Alistair? Dia galak sekali. Dan dia tidak memanggil 'Pak' pada bosmu," kening Ina berkerut. Juno yang berjalan di sebelahnya tampak menyeringai. "Selain itu, kamu bilang dia akan menginap di sini. Padahal Vicky sudah punya suami, kan? Apa kamu tidak curiga kalau mereka punya hubungan gelap?" celoteh Ina asal-asalan.
"Hush! Mereka sudah bersahabat sejak SMP atau SMA, aku lupa. Jadi hubungannya memang sangat dekat. Bukan cuma Vicky dengan Pak Al. Tapi juga dengan suaminya Vicky. Kalupun Vicky menginap, aku yakin suaminya juga akan menemani."
"Oh, begitu. Soal nomor ponsel, aku sudah memberikannya pada Pak Binsar," cetus Ina. Mendadak dia memikirkan kedua sahabatnya. Jika kelak mereka semua sudah menikah dan Ina harus dirawat di rumah sakit, apakah suami Milly dan Uci tak keberatan ikut menginap bersama istri mereka untuk menunggui dirinya? "Omong-omong, mata bosmu warnanya bagus. Aku sampai melongo melihatnya," dia berterus terang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You
Chick-LitIni kisah tentang pernikahan tanpa cinta. Ah, pasti kisah tentang salah satu calon mempelai yang kabur dan terpaksa digantikan oleh saudaranya? Sayangnya, bukan. Ini pernikahan yang melibatkan kecelakaan, kanker otak, gadis nakal yang sering kehil...