Semua anak di sekolah heboh melihat Kevin yang berlari di lorong sambil membopong Melia. Anak-anak IPA 1 yang melihatnya pun ikut membantu Kevin untuk membopong Melia. Dan setelah dirasa cukup banyak orang yang menolong Melia. Kevin kembali lagi ke tempat Sharla yaitu tangga sekolah dekat lantai 3. Namun Sharla sudah tidak ada disana.
"VIN. Nyari siapa sih?" panggil Angga yang sedari tadi mengikuti Kevin.
"Sharla. Lo liat Sharla?"
"Sharla?" tanya Angga tidak mengerti. "Sharla tadi disini? Jangan-jangan yang...." ucapan Angga terhenti karena melihat Kevin yang menatap tajam kearahnya.
"Ga usah ngomong yang enggak-enggak lo."
"Iya-iya. Sorry Vin." jawab Angga takut-takut melihat ekspresi Kevin.
.
.
Sharla sudah kembali ke kelasnya. Dia hanya duduk sambil melihat teman-temannya yang terlihat heboh membicarakan Melia. Dia menunggu dipanggil oleh guru. Karena dia tahu, pasti sekarang geng dari Melia pasti sedang melaporkannya. Dan tibalah saatnya, dia melihat Rafa yang saat ini sedang menuju ke arahnya.
"La, lo dipanggil bu Rosi ke ruang BK." ucap Rafa dengan ekspresi tidak enak. Apalagi semua anak di kelasnya sekarang sedang menatap ke arah mereka. Sekarang mereka pasti berpikir bahwa benar Sharla adalah pelakunya.
"Oke" jawab Sharla dengan tenang.
Dengan patuh Sharla mengikuti Rafa ke ruang BK. Dan saat sudah sampai disana, benar dugaannya. Geng dari Melia beserta Viona juga ada disana. Pasti mereka sudah berbicara macam-macam ke bu Rosi guru BK di SMA nya.
"Ini jelas Sharla pelakunya bu. Karena tadi sebelum kejadian itu, Melia bilang mau ketemu Sharla" ucap salah satu anak di geng Melia yang bernama Tika.
"Jangan ngomong sembarangan deh lo Tik." ucap Rafa membela Sharla.
"Apaan sih lo Raf. Bukannya lo juga tahu gimana sifat Sharla. Dia emang selalu bully cewek yang dekat sama lo. Melia kan dekat sama lo, jadi dia pasti iri sama Melia terus dorong dia."
"Sudah-sudah. Baiklah Sharla, apakah kamu yang telah mendorong Melia? Ibu tahu ini berat untuk mengatakannya. Tapi Sharla, ibu kasih tahu, jika kamu mengaku bersalah sekarang mungkin nanti akan bisa diselesaikan secara baik-baik." ucap Bu Rosi to the point kepada Sharla.
Sharla merasa lucu berada di situasi sekarang. Terlihat sekali bahwa bu Rosi sepertinya memang mempercayai ucapan mereka. Tika dan gengnya pun terlihat puas akan kata-kata bu Rosi. Bahkan Rafa yang tadi membelanya, sekarang menatapnya dengan ekspresi seperti menyuruhnya untuk mengaku. Tidak ada yang mempercayainya disini.
"Kenapa ibu menyuruh saya untuk mengaku?" Tanya Sharla sambil menatap lurus bu Rosi. Orang-orang yang berada disana sangat terkejut Sharla berani membalas omongan dari bu Rosi.
"Bahkan belum ada buktinya kan sampe sekarang? Kenapa ibu yakin sekali kalau saya pelakunya? Ha ha." Ucap Sharla sambil tertawa tak percaya.
Bu Rosi merasa tersinggung Sharla malah tertawa di situasi saat ini. Bu Rosi terlihat ingin mengatakan sesuatu, namun Sharla kembali melanjutkan perkatannya.
"Dan percuma saja bu saya mengatakan apa yang terjadi, ibu juga gak akan percaya nantinya. Karena sedari awal memang tidak ada yang mempercayai saya disini." ucap Sharla sambil menatap orang-orang yang ada disana.
Sharla sadar, bahwa percuma saja menjelaskan sebenarnya. Apa ada yang akan mempercayainya jika dia mengatakan bahwa Melia jatuh atas keinginannya sendiri? Tentu saja tidak ada yang percaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Antagonis di Novel
Teen FictionMasuk kedalam novel dan menjadi tokoh antagonis di dalamnya. Bagaimana dia menghindar dari nasib buruknya? Di sepanjang koridor, dia pun terus meyakinkan bahwa sekarang dia adalah Sharla. "Pokoknya gue harus jadi Sharla yang baik. Gue ga mau punya...