Ch 18 : Minta Maaf

39.9K 5.6K 85
                                    

Sharla yang berdiri di belakang pintu sudah menduga bahwa Rafa sedang mencarinya. 

"Udah pulang" 

"Gue ga nanya sama lo"

Terdengar suara Kevin dan Rafa yang saling bersahutan. Sharla menguping dari balik pintu. Tiba-tiba Kevin masuk ke dalam lapangan. Dia menatap Sharla seperti meminta penjelasan.

"Ya udah Lin. Gue duluan."

Akhirnya Rafa pergi juga, lega Sharla dalam hati. Kemudian dia menatap Kevin.

"Lo kenapa?" tanya Sharla karena Kevin masih menatapnya.

"Kenapa dia nyariin kamu?"

"Kamu?" ucap Sharla terkejut. Sejak kapan dia sepakat untuk memanggil satu sama lain dengan aku-kamu.

"Iya. Kamu." jawab Kevin. 

"Sejak kapan kita ngomongnya jadi pakai aku-kamu?"

"Sejak sekarang. Mulai detik ini."

"Ha?"

"Iya. Pokoknya wajib! Satu lagi. Jangan dekat-dekat sama orang tadi."

"Maksud lo, Rafa?"

"Sstt. Kamu, bukan lo." ucap Kevin menekankan pada kata 'kamu'. Kemudian Kevin mengacak-ngacak gemas rambut Sharla.

"Udah sana pulang" suruh Kevin lembut dan dia kembali latihan basket.

Sharla masih bingung, kenapa dia harus pakai aku-kamu ke Kevin. Ini sangat tidak biasa baginya. Bagaimana kalau ada orang yang mendengarnya, pasti akan salah paham. Sebenarnya apa maksud Kevin.

Kemudian Sharla langsung keluar dari lapangan. Ternyata Lina, Melia, dan Alex masih menunggu di depan pintu.

"Kok kalian belum pergi?" tanya Sharla pada mereka.

"La, lo sebenarnya kenapa sama si Rafa? Kenapa harus sembunyi tadi?" tanya Melia. Sharla dapat melihat tatapan penasaran dari Melia. 

"Gue...." ucapan Sharla terhenti karena dia juga bingung harus menjelaskannya bagaimana.

"Udah Mel. Jangan maksa Sharla. Mungkin dia punya alasan," ucap Alex pada Melia. Melia pun jadi menatap Sharla dengan tatapan bersalah karena sudah menanyakan itu. Sharla pun jadi tidak enak kalau dia tidak memberitahu mereka.

"Mmm.. Ga ada apa-apa kok sebenarnya. Cuma tadi gue sama Rafa ada sedikit problem makanya gue ga mau ketemu dia dulu." ucap Sharla.

"Oh gitu."

"Ya udah La kita duluan ya." ucap Alex sambil menarik Melia pergi. Sharla dan Lina juga pulang ke rumah.

***

"Lo kenapa Vin? Bukannya lo baru ketemu sama si Sharla? Kenapa muka lo asem gitu?" tanya Angga.

"Gue... kayanya suka sama Sharla"

Pftt.

"Baru nyadar lo?," Kevin langsung menoleh ke arah Angga terkejut. "Kelihatan jelas kali.

Kevin selalu merasa, dia hanya penasaran dengan Sharla. Dia tidak berpikir kalau dia sebenarnya menyukai Sharla. Tapi ketika tadi dia melihat ada yang mencari Sharla, dia merasa tidak senang. Bukan lagi rasa penasaran yang dia punya, tapi rasa suka.

"Tapi masalahnya si ketua OSIS itu" ucap Kevin kesal.

"Maksud lo si Rafa?"

"Iya. Kata lo Sharla suka sama dia"

"Iya emang. Tapi Vin, gue baru dengar baru-baru ini, katanya Sharla udah ngga pernah lagi ke kelasnya Rafa. Dia kaya ngejauhin Rafa gitu. Jadi lo masih punya kesempatan."

Kevin diam mendengar perkataan Angga. Angga pernah bilang kalau Sharla memang dulu pernah ngejar-ngejar Rafa. Kemudian dia sekarang seperti menjauhi Rafa. Tapi kenapa Rafa malah mencari Sharla? Apa Rafa juga suka dengan Sharla? Pikir Kevin.

.
.

Saat Sharla sampai di rumah, tiba-tiba hp nya bergetar.

Drtt.. drtt..

Rafa
Gue di depan rumah lo.

Sharla
Ngapain?


Rafa
Gue mau ngomong bentar. Bisa kita ketemu dulu.

Sharla
Oke. Wait.


Sharla yang memang juga merasa dia harus berbicara dengan Rafa pun mengiyakan. Dengan cepat dia langsung mengganti seragamnya dengan baju biasa. Sharla kemudian keluar dari rumah, dia dapat melihat Rafa sedang berdiri  di samping mobilnya.

"Raf," panggil Sharla. Rafa yang kemudian tersadar dalam lamunannya segera menoleh ke arah Sharla. Dia dapat melihat Sharla dalam pakaian biasanya.

Cantik, pikir Rafa dalam hati.

"Gue..."

"Gue..."

Ucap mereka bersamaan.

"Lo dulu," ucap Rafa ke Sharla. Sharla kemudian menghela nafasnya.

"Gue minta maaf soal yang tadi. Gue ga harusnya marah-marah kaya gitu. Dan mungkin lo punya alasan tersendiri kenapa milih gue jadi sekretaris acara. Gue cuman ga ngerti aja kenapa lo milih gue padahal menurut gue masih banyak orang yang lebih baik daripada gue," ucap Sharla dengan tulus.

"Gue juga minta maaf. Maaf soal perilaku gue yang sebelum-sebelumnya. Maaf karena udah memperlakukan lo kaya gitu. Tapi keputusan gue yang tadi, gue punya alasan La kenapa gue milih lo. Jadi... lo mau kan nerima posisi itu?"

Sharla terkejut saat Rafa menanyakan itu. Kenapa nada bicaranya seperti orang yang sedang menyatakan cinta. Sharla terdiam memikirkan itu.

"La?"

"Lo serius Raf? Gue aja ga yakin sama diri gue"

"Gue serius. Dan gue yakin lo bisa La."

"Hhmm oke," jawab Sharla pada akhirnya. Dia merasa kalau Rafa tetap akan membujuknya walau dia menolak. Dan akhirnya dia mengiyakan. Rafa pun tersenyum mendengar jawaban dari Sharla. Dia merasa lega.

"Ya udah La. Gue pulang dulu."

"Oke. Hati-hati."

Rafa kemudian pergi meninggalkan komplek perumahan Sharla.

"Hufft. Akhirnya masalah selesai juga."

Lega Sharla. Bertengkar dengan Rafa adalah hal yang melelahkan. Karena entah kenapa dia selalu ingin menghindar. Namun karena masalah ini sudah selesai dia bisa kembali seperti biasanya.

Apa Sharla yang asli akan senang kalau dia bisa ngobrol selayaknya teman dengan Rafa seperti ini? Dia jadi sedih memikirkan nasib Sharla ketika dulu diabaikan oleh Rafa.

......Tbc.......

Chapter 18 nih.
Staytune <3

Menjadi Antagonis di Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang