Ch 36 : Menghindar

21K 3.4K 40
                                    

Sudah beberapa hari berlalu semenjak kejadian di rumah sakit. Sharla menyadari bahwa Kevin menghindar darinya. Yang biasanya setiap pagi, ketika istirahat, ketika pulang sekolah, intinya di setiap kesempatan pasti Kevin selalu mencarinya. Tapi kali ini tidak.

"Kenapa gue jadi mikirin Kevin sih? Kan malah bagus dia nggak dekat lagi sama gue. Sadar Sharla! Sadar!" ucap Sharla pada dirinya sendiri.

Lina yang melihat temannya bergumam sendiri pun hanya bisa menatap heran. Saat ini mereka berdua  sedang berada di lantai dua sambil menatap ke arah lapangan. Karena anak-anak OSIS sudah mulai mendekor tempat untuk acara. Dan Lina disini diam-diam meloloskan diri dari semua kerjaan itu.

"Lo kenapa sih La? Aneh lo dari kemarin? Mikirin apa sih? Beban hidup?" Tanya Lina

"Emang kelihatan banget?"

"Iya. Bangett"

"Hmmm. Gitu ya."

"Ada apa sih La? Sini sini cerita sama gue."

"Ngga ada apa-apa Lina. Mending lo bantuin tuh anak-anak OSIS. Malah kabur kesini. Hadeh"

"Yee. Gue kan mau nemenin lo. Gue tahu hidup lo bakal sepi tanpa adanya gue. Ya kan? Ya kan?" Ucap Lina dengan nada dibuat imut.

"Ihh. Udah deh. Mending lo kesana. Tuh lo dilihatin Rafa."

"Ga usah bohong lo"

"Ih dibilangin ga percaya. Tuh" ucapnya lagi sambil menunjuk ke arah bawah.

Benar saja ternyata Rafa sedang menatap ke arah Lina dan Sharla. Tapi lebih tepatnya Rafa hanya sedang menatap Sharla.

"Mampus gue. Ya udah deh gue kesana. Jangan galau-galau lo. Oke bye bye."

Ucap Lina sambil melambaikan tangan ke arah Sharla.

Sharla pun kembali terdiam dan hanya memandangi lapangan lagi. Tapi kenapa Rafa masih memandang ke arah sini. Bukannya Lina sudah pergi dari tadi. Apa jangan-jangan dari tadi memang dia yang dilihat oleh Rafa?

Memang hubungan Sharla dan Rafa kembali membaik kali ini. Karena setelah kejadian Sharla pingsan. Sharla diberitahu papanya bahwa yang membawanya ke rumah sakit adalah Rafa. Dan ketika di sekolah Sharla pun mau tidak mau juga harus berterimakasih kepada Rafa.

Setelah cukup lama Rafa melihat ke arah Sharla, akhirnya dia berhenti juga. Sharla merasa berterimakasih ke anak OSIS yang memanggil Rafa tadi. Kalau tidak, mau sampai kapan Rafa akan memandanginya. Membuat Sharla tak nyaman.

.
.
.

Dilain sisi, Kevin yang sedang berjalan menuju ke lapangan karena dipanggil oleh Melia. Dia harus memberikan sambutan bersama Melia sebagai perwakilan murid berprestasi. Kalo bukan karena masalah ini, malas sekali dia ketika bertemu dengan Melia. Moodnya sedang tidak baik karena beberapa hari ini Kevin merasa hari-harinya sangat kosong. Dia tidak menghampiri Sharla. Dia menghindarinya. Dia masih belum siap untuk menemui Sharla yang menganggapnya hanya sebatas teman.

Saat sampai di lapangan Kevin melihat Rafa yang sedang melihat ke arah lantai 2. Kevin mengikuti arah pandangan itu. Betapa terkejutnya dia bahwa yang sedang dilihat oleh Rafa adalah Sharla. Kenapa sepertinya hubungan mereka membaik? Pikirnya. Tanpa sadar dia mengepalkan tangannya.

"Kevin" panggil Melia sambil menghampirinya.

"Kita naik panggung setelah sambutan dari Kepala Sekolah"

"Oke" jawab Kevin singkat.

Setelah itupun Melia berusaha untuk tetap mengajak berbicara Kevin. Namun sama seperti tadi, Kevin hanya menjawabnya dengan singkat.

Kejadian itupun tak luput dari pandangan Sharla. Dia dapat melihat Kevin dan Melia yang terlihat dekat dan sedang mengobrol di lapangan. Entah kenapa ada sedikit perasaan tak rela saat melihat mereka berdua berdiri bersama. Tapi entah kenapa Sharla yang melihatnya pun merasa bahwa mereka berdua itu cocok.

"Hufftt. Lo kenapa sih La? Bukannya ini yang lo mau?"

Sharla.yang merasa tidak nyaman berada disana pun kemudian pergi ke kelasnya.

*

Kevin melihat Sharla yang sebelum pergi menghela nafasnya sambil melihat ke arahnya. Apa dia salah paham mengenai kedekatannya dengan Melia? Apa dia cemburu? Tapi dia kemudian mengingat bahwa Sharla hanya menganggapnya teman. Mana mungkin Sharla cemburu.

"Vin... Vin..."

"Ha?"

"Lo dari tadi gak dengerin gue ngomong?" Tanya Melia.

"Sorry. Btw ini udah kan? Gue juga udah paham soal peran gue. Kalo gitu gue duluan."

"Lohh.. Vin.. Vin..."

Kevin tetap berjalan pergi meninggalkan lapangan meskipun Melia memanggil-manggil dirinya. Bisa-bisanya dia memikirkan Sharla saat berbicara dengan orang lain. Dia merasa menyesal karena beberapa hari ini dia menghindari Sharla.

"Kenapa sih gue? Harusnya gue bersikap biasa aja biar bisa terus sama Sharla. Arghh bodoh lo Kevin" kesal Kevin pada diri sendiri.

.
.
.

Kemudian Kevin tanpa sadar sudah berada di depan kelas Sharla. Setelah dia hanya meruntuki dirinya sendiri sepanjang perjalanan.

"Kok gue disini sih?"

"Nyari siapa Vin? Sharla?" tanya Andi ketua kelas di kelasnya Sharla saat melihat Kevin berdiri di depan kelasnya.

"Hah? Gue cuman lewat kok"

"Oh.... kirain nyari Sharla. Sharla lagi tidur tuh. Kecapean deh kayanya. Kaya banyak pikiran tuh anak. Beberapa hari ini juga sikap dia berubah. Jadi lebih dingin, jadi kaya Sharla yang dulu. Ga tau deh dia ada masalah apa"

"......"

"Eh gue kebanyakan ngomong ya. Ya udah Vin gue duluan deh."

"Oh.. oke. Makasih"

"Makasih?"

"Pokoknya itu deh Ndi."

Dari perkataan Andi, Kevin jadi sadar kalau Sharla sepertinya memang agak sedikit berubah sikapnya. Sharla seperti menyembunyikan sesuatu. Sebenarnya apa yang dia sembunyikan? Apa yang sedang dipikirkannya? Kenapa dia tidak tahu apa-apa tentang Sharla? Frustasi Kevin.

Kevin kemudian berjalan dengan hati-hati ke dalam kelas Sharla. Saat ini di dalam kelas hanya ada Sharla dan dirinya. Teman-teman yang lain mungkin sedang berada di kantin maupun di lapangan. Karena memang hari ini pelajarang kosong.

Dia dapat melihat Sharla yang tidur sambil menelungkupkan kepalanya ke meja. Perlahan dia mengulurkan tangannya untuk membelai rambut Sharla.

"Tahu gak sih La beberapa hari ini gue kangen banget sama lo. Tapi gue belum sanggup buat ketemua lo. Apa kita ga bisa lebih dari sekedar teman? Gue pengen jadi seseorang yang spesial buat lo."

"KEVIN"

Tiba-tiba Sharla terbangun sambil memanggil nama Kevin. Dan Sharla sangat terkejut saat melihat Kevin sedang berada di depannya.

"Loh.. Kevin?"

.
.
.
.........Tbc..........
.
.
.

Halo semua....
Chapter 36 nih

Maaf banget karena baru bisa up sekarang.
Terimakasih atas perhatian kalian
Terimakasih karena telah membaca cerita ini.

Tetap tunggu kelanjutannya yaa Semangattt <3

Menjadi Antagonis di Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang