Sharla hari ini pulang cepat. Setelah berganti pakaian, dia memutuskan untuk berbaring di kasurnya. Tiba-tiba dia teringat bahwa dia masih belum membaca habis isi novel itu. Tapi di satu sisi Sharla berpikir bahwa untuk apa dia membaca novel itu. Toh Sharla juga sudah tidak ada, Lina juga tidak ada, yang tersisa hanya Melia, Kevin, Rafa, dan Alex.
Hmm
Malas sekali Sharla jika harus membacanya. Yang tersisa pasti hanyalah kejadian-kejadian romantis yang dialami Melia. Mungkin dia yang dulu akan sangat bersemangat ketika membacanya. Tapi ketika sekarang dia mengetahui bagaimana watak Melia yang asli, dia jadi tidak suka dengan tokoh Melia. Dia hanya ingin bebas dari pikiran-pikiran itu. Dia hanya ingin hidup tenang, aman, nyaman. Bisa stress dia jika memikirkan tentang hal itu terus.
Apalagi ada satu masalah yang menghampiri tadi. Pokoknya saat ini dia harus menjauh dari Rafa dulu. Setelah pertengkarannya tadi, jujur saja dia masih merasa marah dengan Rafa yang seenaknya menuduhnya. Tapi ya bagaimana, dia hanya bisa menerimanya. Mungkin yang dia rasakan saat ini tidak ada apa-apanya dibanding dengan yang dirasakan Sharla dulu.
Lupakan. Lupakan.
Ucap Sharla pada dirinya sendiri.
.
.
.Keesokan harinya di sekolah, Rafa sudah menunggu Sharla.
Ah sial. Masih pagi juga.
Keluh Sharla dalam hati saat melihat Rafa berdiri di depan kelasnya. Sharla langsung berjalan melewati Rafa dan masuk ke kelasnya. Tapi tangan Sharla kemudian di tahan oleh Rafa.
"La.."
"Lepas!"
Rafa yang terkejut mendengar nada tegas dari Sharla pun segera melepaskan tangannya.
"Gue mau ngomong sama lo La"
"Sorry tapi gue lagi ga mood buat ngomong sama lo"
"La gue..."
Kringgg
Bel masuk tanda pelajaran berbunyi. Rafa pun terpaksa pergi dari kelas Sharla. Dia akan kembali lagi saat istirahat nanti.
Tanpa mereka ketahui, Kevin sejak tadi berdiri di depan kelasnya melihat interaksi Sharla dan Rafa. Dia mengepalkan tangannya saat melihat Rafa memegang tangan Sharla. Angga yang melihat Kevin hanya berdiri di depan kelasnya sambil menatap tajam ke arah depan pun merasa heran.
"Ngelihatin apaan sih Vin?" tanya Angga sambil mencoba mencari-cari apa yang dilihat Kevin.
"Ga ada"
"Yee ni anak ga jelas amat"
Setelah itu Angga langsung mengajak Kevin untuk ke lapangan. Saat ini kelas Kevin sedang pelajaran olahraga.
***
Di kelas, Sharla tidak bisa fokus ke pelajaran dan malah memikirkan bagaimana cara dia kabur dari Rafa. Karena dia yakin, pasti nanti saat istirahat Rafa akan menghampirinya lagi.
"Arghh"
Ucap Sharla tiba-tiba yang membuat seisi kelas kaget. Lina yang disebelahnya hanya menepuk dahinya saat melihat tingkah Sharla. Saat ini kelasnya sedang berlangsung pelajaran kimia dengan pak Totok. Dan dia malah ketahuan sedang memikirkan hal lain. Wah tamat sudah riwayatnya.
"Ada apa Sharla?" tanya pak Totok
"Tidak ada apa-apa pak"
"Kamu ini, saat pelajaran saya malah memikirkan hal yang tidak jelas."
"Maaf pak"
"Sekarang hafalkan tabel periodik unsur di lapangan."
"Lapangan pak? Tapi lapangan sedang ada yang olahraga pak." Ucap Sharla sambil sedikit menoleh ke arah jendela.
"Sudah tidak ada tapi-tapi. Cepat sekarang!"
"Baik pak"
Sungguh sial nasib Sharla. Ini semua gara-gara Rafa. Hish. Keluh Sharla dalam perjalanan menuju lapangan.
Saat Sharla sampai di lapangan, betapa terkejutnya dia bahwa kelas yang sedang olahraga adalah kelasnya Kevin. Tambah malu dia. Ketahuan dihukum karena tidak menyimak pelajaran. Dia memutuskan untuk duduk di bawah pohon dekat lapangan. Sebisa mungkin dia tidak ingin Kevin melihatnya. Anak-anak kelas Kevin saat ini sedang berlari mengelilingi lapangan. Jadi dia berharap Kevin tidak sadar akan kehadirannya. Kemudian dia mulai menghafal tabel periodiknya mulai dari golongan I A sampai VIII A.
Tapi sayangnya, Kevin sudah melihat Sharla sejak tadi. Dengan cepat dia menyelesaikan larinya dan menghampiri Sharla. Kevin hanya berdiri di samping Sharla, dengan jelas dia dapat melihat Sharla yang sedang serius menghafal sambil menutup matanya. Dia merasa lucu melihat Sharla seperti itu. Apa mungkin Sharla sedang dihukum? Kalau tidak bagaimana mungkin dia bisa ada di lapangan saat ini.
Sharla yang sedang serius tiba-tiba sadar kalau ada seseorang di sebelahnya. Lalu dia segera menoleh ke arah samping, dan ternyata ada Kevin yang sedang berdiri di sampingnya sambil memperhatikannya.
"Ngapain La?"
"Mm... belajar. Nih" ucap Sharla dengan tidak malu sambil menunjukkan buku yang dibawanya.
Pffttt
Terdengar suara Kevin yang menahan tawa mendengar jawaban Sharla.
"Oh.. belajar. Kok ga di kelas La?"
"Ya itu. Cari suasana baru dong Vin."
"Tapi kok cuman lo doang sih La? Tuh teman lo lagi lihatin." Ucap Kevin menahan tawa sambil menunjuk ke arah lantai 2 tempat kelas Sharla. Terlihat Lina yang sedang menatap ke arah Sharla.
Sial. Dia ketahuan kalau sedang di hukum.
Kevin yang melihat ekspresi Sharla malu karena ketahuan di hukum pun malah tersenyum melihatnya. Dia senang melihat Sharla ada disini. Perasaannya selalu lebih baik ketika Sharla ada di dekatnya.
"Ya udah. Gue kesana dulu. Semangat Sharla"
Ucap Kevin menyemangati sambil kembali ke lapangan.
Argghh. Malu-maluin banget Sharla.
Ucapnya pada dirinya sendiri. Dengan cepat dia langsung menghafal tabel periodik unsur. Untung saja Sharla termasuk siswa yang daya ingatnya cepat. Jadi dia tidak perlu bersusah payah untuk menghafalnya.
Sharla yang malas ingin kembali ke kelasnya, memutuskan untuk duduk disana saja sampai waktu istirahat tiba. Karena memnag waktunya tinggal sekitar 20 menit. Dengan itu juga dia jadi bisa menghindari Rafa.
Dia dapat melihat Kevin dan anak laki-laki IPA 5 sedang bermain sepak bola. Kevin terlihat sangat berkeringat karena berlari-larian mengejar bola. Tapi Sharla merasa Kevin malah terlihat semakin tampan saat seperti itu, apalagi dengan rambutnya yang saat ini berantakan.
"Apa sih yang gue pikirin?" ucap Sharla pada dirinya sendiri.
Sharla kemudian memutuskan untuk pergi ke kantin membelikan minuman untuk Kevin. Dia merasa kasihan melihatnya yang berkeringat seperti itu. Tapi dia terlambat. Saat dia kembali ke lapangan, ternyata sudah ada Melia yang menghampiri Kevin sambil membawa minuman.
Dia pun hanya diam memandang kejadian itu dari kejauhan. Entah kenapa Sharla merasa tidak nyaman saat melihat kejadian itu. Kenapa dia merasa seperti ini? Dia merasa agak sedih saat melihat Melia dengan Kevin.
"Tapi ini dunia novel Sharla. Sadar. Sadar" ucapnya menyadarkan dirinya.
Dia tidak boleh terlibat perasaan seperti ini. Dengan cepat dia berbalik dan pergi dari sana.
.
.
.....Tbc.....
.
.Halo semua.
Chapter 31 nih.Hihi maafkan yang baru up sekarang
Tetap semangat
Jangan bosan menunggu cerita ini yaStaytune <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Antagonis di Novel
Novela JuvenilMasuk kedalam novel dan menjadi tokoh antagonis di dalamnya. Bagaimana dia menghindar dari nasib buruknya? Di sepanjang koridor, dia pun terus meyakinkan bahwa sekarang dia adalah Sharla. "Pokoknya gue harus jadi Sharla yang baik. Gue ga mau punya...