Perempuan Jahat.
***
Saat di sekolah, pikiran Sharla tidak bisa fokus. Saat ini, dia ingin segera menemui Flora. Dia harus tahu kenapa dia bisa ada disini dan siapakah identitas Flora sebenarnya?
"La, lo kenapa sih? Kenapa lo gelisah gitu?"
Gelisah? Apa sekarang dia terlihat sangat gelisah di mata Lina? Sharla tidak bisa tenang setelah mengetahui kenyataan itu.
"Ngga Lin. Ga papa gue."
"Sharla, ada yang nyariin lo" ucap teman Sharla sambil menunjuk ke luar kelas. Siapa yang memanggilnya, apa mungkin Kevin? Melia? Dua orang ini sangat ingin ia hindari saat ini. Namun saat Sharla ke luar kelas ternyata yang memanggilnya adalah Rafa. Dia merasa lega. Rafa yang melihatnya merasa bingung.
"Lo kenapa la?"
"Ga papa Raf. Oh iya, ada apa?"
"Nanti sepulang sekolah bisa ikut gue ke Pembina OSIS?"
"Duh. Hari ini Raf? Gue ada urusan pulang sekolah nanti."
"Gitu ya? Mmm kalo sekarang bisa nggak? Kayanya tadi gue juga liat beliau ada di kantornya. Tapi lo harus skip kelas, gapapa?"
"Ga papa deh."
Sharla harus mengiyakan ajakan Rafa. Karena dia sepulang sekolah harus kembali ke toko buku itu. Pokoknya harus. Sharla kemudian meminta Lina untuk izin ke guru yang mengajar nanti. Dan dia pergi bersama Rafa.
Sharla dan Rafa berjalan beriringan di sepanjang koridor. Anak-anak yang melihatnya pun terlihat bisik-bisik. Melihat Sharla yang berjalan dengan Rafa seperti melihat dua selebriti yang sedang lewat. Visual keduanya memang tidak bisa dianggap remeh. Apalagi mereka berdua sangatlah jarang bahkan hampir tidak pernah berjalan bersama dengan akur. Karena dulu Sharla yang selalu mengejar-ngejar Rafa hingga membuatnya risih.
Saat mereka berjalan ke arah kantor guru, Sharla dapat melihat ada Kevin dan Melia yang sedang berbicara di depan pintu masuk lapangan. Sejak kapan mereka berdua akrab? Pikir Sharla. Ini sudah kedua kalinya dia melihat Kevin dan Melia bersama. Sharla yang saat ini tidak ingin menemui mereka berdua tiba-tiba berhenti berjalan.
"Kenapa La?"
"Anu Raf. Ada jalan lain ngga?"
"Ada sih La. Emang kenapa?"
"Bisa kita pake jalan lain aja?" tanya Sharla cepat.
"O-oke."
Rafa bingung karena Sharla tiba-tiba meminta untuk pakai jalan lain. Kemudian Rafa menengok ke belakang dan dia melihat ada Melia sedang bersama Kevin. Apa karena ini Sharla ingin ganti jalan? Apa Sharla cemburu?
Kevin yang merasa sedang ditatap oleh seseorang pun segera mencari-cari. Kemudian pandangannya bertemu dengan Rafa. Dia melihat Rafa yang sedang berjalan dengan Sharla.
Ck. Sial.
Kevin berdecak kesal saat mengetahuinya. Saat ini kalau bukan karena ada urusan dengan cewek ini pasti dia akan langsung mengejar Sharla. Saat ini Melia sedang memberitahu Kevin pesan dari bu Mira, beliau adalah guru yang mengurusi data-data dari murid yang berprestasi. Melia dan Kevin merupakan salah satunya.
Melia yang kemarin memenangkan olimpiade Fisika dan Kevin yang tim basketnya memenangkan turnamen. Mereka berdua akan diberi penghargaan saat acara ulang tahun sekolahnya. Jadi Melia memberitahu Kevin itu dan nantinya akan di koordinasikan dengan susunan acara yang telah OSIS buat.
"Lo kenapa?" tanya Melia bingung yang mendengar Kevin berdecak.
"Ngga. Udah kan?"
"Iya. Oke deh gue cuman nyampein itu aja."
Akhirnya pergi juga, pikir Kevin. Tapi sayang, Sharla sudah tidak terlihat lagi. Dia juga tidak tahu Sharla pergi kemana bersama si Rafa. Padahal dia ingin sekali menemui Sharla karena dari kemarin dia tidak bisa melihat Sharla. Dia tidak masuk sekolah karena harus istirahat.
.
.
.Rapat bersama pembina OSIS memakan waktu sekitar 30 menit. Rafa yang masih disana karena ada hal lain yang ingin dibahas pun menyuruh Sharla untuk kembali ke kelas dulu. Saat ini koridor sangat sepi karena semua kelas sedang berlangsung pelajaran. Dia jadi ingat saat awal-awal dia berada di dunia ini. Dia juga berjalan sendirian seperti ini. Dia tersenyum mengingatnya.
"Dari mana?"
Tiba-tiba terdengar suara laki-laki yang Sharla sudah ketahui. Kevin, saat ini dia sedang berdiri di depan Sharla. Sharla hanya diam menatap Kevin. Dia masih teringat Kevin semalam saat dipanggil Perempuan Jahat.
Tuk
Kevin mengetuk dahi Sharla karena tak kunjung ada jawaban. Kemudian dia membelai rambut Sharla dengan penuh kasih sayang.
"Mikiran apa sih?" tanya Kevin sambil tersenyum.
Sial. Cakep banget.
Pikiran Sharla tergantikan dengan wajah Kevin karena dia melihatnya tersenyum.
"Hmm. Ngga kok. Ngga mikirin apa-apa."
"Dari mana?"
"Dari kantor guru tadi"
Kevin terlihat berpikir, tadi dia melihat Sharla saat istirahat bersama Rafa. Lalu Sharla baru kembali ke kelas saat ini. Berarti Rafa dan Sharla sudah bersama sejak tadi. Kevin kesal saat memikirkannya.
Saat Kevin larut dalam pikirannya, Sharla melihat Melia yang baru saja dari kelasnya berjalan ke arah dia. Kebetulan macam apa ini? Kenapa dia harus bertemu dengan Kevin dan Melia? Dengan cepat Sharla langsung pamit ke Kevin untuk ke kelasnya.
"Anu Vin. Aku ke kelas dulu," ucap Sharla cepat sambil berlalu pergi masuk ke dalam kelasnya.
Kevin terdiam membeku. Dia terkejut karena baru saja Sharla menggunakan kata 'aku' bukan 'gue'. Kevin kemudian menyubit tangannya.
Sakit.
Ini bukan mimpi.
"Harusnya gue rekam tadi."
Sesal Kevin karena dia tidak bisa mengabadikan momen itu. Kevin pun kembali ke kelasnya dengan perasaan senang. Hingga Angga yang melihatnya hanya bisa mengelus-ngelus dadanya.
"Ampunilah dosa teman hamba."
Doanya.Kevin yang mendengar doa Angga langsung menjitak kepala Angga.
"Sialan lo"
"Eh Vin. Btw lo udah tahu belum kalo tadi si Sharla jalan bareng sama Rafa?"
Kevin langsung menatap tajam ke arah Angga. Kenapa Angga harus mengingatkan kejadian itu? Padahal dia baru saja lupa setelah dia bertemu Sharla.
"Yee. Kenapa tu mata?"
"Diem lo"
"Kayanya si Rafa itu udah mulai suka deh sama si Sharla. Saingan lo berat Vin." Ucap Angga sambil menepuk pundak Kevin.
Sial Angga. Dia tidak bisa melawan kata-katanya. Karena dia tahu sebelumnya Sharla memang menyukai Rafa. Memikirkannya saja sudah membuat muak Kevin. Kevin tidak ingin menyerah pada Sharla.
.
.
Tbc
.
.Halo semua..
Chapter 25 nih
Jangan bosan menunggu cerita ini yaa
Staytune <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Antagonis di Novel
Novela JuvenilMasuk kedalam novel dan menjadi tokoh antagonis di dalamnya. Bagaimana dia menghindar dari nasib buruknya? Di sepanjang koridor, dia pun terus meyakinkan bahwa sekarang dia adalah Sharla. "Pokoknya gue harus jadi Sharla yang baik. Gue ga mau punya...