Hari ini Sharla sengaja berangkat lebih awal dari biasanya. Dia ingin menikmati waktu santainya di sekolah. Sharla memutuskan untuk duduk di dekat lapangan sambil memandang lurus ke depan.
Dia berpikir, sejak dia datang ke dunia ini sebagai Sharla. Dia sudah banyak mengalami banyak hal. Dari mulai bertemu Rafa, Kevin, Alex, bahkan Melia. Sampai saat ini memang tidak terjadi apa-apa, karena Sharla bukanlah tokoh antagonis seperti di novel aslinya. Namun dia adalah Sharla yang memutuskan untuk tidak mengikuti alur cerita dari novel. Dia tidak ingin bernasib buruk seperti yang telah diceritakan di novel aslinya.
"Hufft" helaan nafas Sharla terdengar.
"Sharla"
Suara yang memanggil Sharla terdengar dari arah depan. Dari tempat dia duduk, dia dapat melihat Melia yang sedang berjalan menghampirinya. Saat sudah sampai di depan Sharla, Melia segera memposisikan dirinya duduk di samping Sharla.
"Lo ga masuk ke kelas La?"
"Masih mau disini, Mel. Jarang-jarang gue disini."
"Iya sih. Enak juga disini," ucap Melia sambil menghirup udara segar pagi itu. Dia juga ikut merasakan kenyamanan yang Sharla rasakan. Lalu dia teringat ada hal yang belum dia jelaskan ke Sharla.
"Oh ya La. Kemarin gue lupa mau jelasin."
"Hm? Jelasin apa ya Mel? tanya Sharla tidak mengerti. Kemarin sepertinya tidak ada hal yang tidak biasa terjadi antara dia dan Melia.
"Itu yang soal gue sama Kevin di lapangan."
"Maksudnya?"
Melia tersenyum melihat raut wajah kebingungan Sharla. Sejak kemarin dia memang sudah menduga bahwa ada hubungan yang tidak biasa antara Sharla dan Kevin.
Melihat Kevin bahkan sampai menjelaskan ke Sharla jika dia dengan Kevin tidak ada apa-apa, dia jadi tahu kalau Sharla spesial bagi Kevin. Namun sepertinya Sharla belum menyadari hal itu. Melia tidak ingin ada salah paham antara dia dan Sharla. Dia ingin bisa berteman baik dengan Sharla.
"Kemarin yang di lapangan. Gue cuman bantuin pak Windar ngasih file nama orang-orang untuk supporter yang ikut ke final turnamen hari ini. Soalnya mau diserahin ke panitianya. Karena ini final, kemungkinan bakal banyak yang akan nonton, makanya tempat duduk buat supporter kan harus dihitung supaya nantinya ga misah."
"Oh gitu. Tapi Mel, lo sebenarnya ga harus jelasin itu ke gue kok."
"Ngga Sharla. Lo harus tahu itu pokoknya" ucap Melia sambil tersenyum penuh arti ke Sharla.
Setelah cukup lama duduk disitu, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke kelas.
***
Saat berada di dalam lorong kelas XI IPA, Sharla dapat melihat ada Rafa yang sedang berdiri di depan kelasnya.
"Ngapain Raf?" tanya Sharla.
"Nungguin lo La"
"Nungguin gue? Ada perlu apa ya Raf?"
"Ini, file proposal acara yang tahun kemarin" ucap Rafa sambil menyerahkan flashdisk ke Sharla.
"O-oh gitu. Oke Raf." Rafa tersenyum saat Sharla menerima flshdisk itu.
"Ya udah La. Gue ke kelas. Ayok Mel," ajak Rafa ke Melia untuk kembali ke kelas.
Kenapa Rafa harus repot-repot menunggu dia kalau hanya ingin menyerahkan flashdisk ini. Bukannya Rafa bisa langsung chat, pikir Sharla.
Sharla melihat mereka berdua kembali ke kelas. Saat memperhatikan mereka berdua Sharla merasa kalau mereka berdua memang cocok. Dia pun tersenyum karena dia tidak menjadi Sharla yang jahat. Bahkan sekarang dia berhubungan baik dengan sang tokoh utama, Melia. Saat Sharla fokus memperhatikan mereka tiba-tiba ada tangan yang menutupi arah pandangnya.
"Ga usah dilihat" ucap Kevin sambil membalik badan Sharla menghadap ke arahnya.
Saat ini Kevin sedang memakai seragam basketnya. Sharla yang melihatnya pun mengakui kalau Kevin memang sangat tampan. Dia hanya terdiam menatap Kevin yang berdiri di depannya.
Kevin tersenyum melihat Sharla yang menatapnya. Dia kemudian mengalungkan sesuatu di leher Sharla.
"Ini apa?" tanya Sharla.
"ID card buat masuk lapangan"
"Staff SMA Dirgantara," ucap Sharla membaca tulisan di ID card. "Lah, tapi gue ga ikut daftar buat jadi ini Vin."
"La.. bukannya kemarin aku bilang...."
"Vin. Bisa nggak kita manggilnya tetap pake lo-gue. Gue ga terbiasa pake aku-kamu," ucap Sharla ke Kevin.
Kevin yang mendengar perkataan Sharla pun diam. Kevin berpikir apakah dia terburu-buru sehingga membuat Sharla tertekan.
"Hmm oke. Tapi sebagai gantinya, lo harus datang nanti ke turnamen."
"Oke, siap."
Kevin tersenyum mendengar jawaban Sharla.
"La. Kalo gue menang, boleh ngga gue minta satu hal dari lo?"
........Tbc........
Chapter 19 nih.
Staytune<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Antagonis di Novel
Teen FictionMasuk kedalam novel dan menjadi tokoh antagonis di dalamnya. Bagaimana dia menghindar dari nasib buruknya? Di sepanjang koridor, dia pun terus meyakinkan bahwa sekarang dia adalah Sharla. "Pokoknya gue harus jadi Sharla yang baik. Gue ga mau punya...