Part Three

1.3K 132 16
                                    

Pohon flamboyan berdaun menyala yang tumbuh besar dan tinggi di depan apartemen tempat Xiao Zhan menyewa pagi ini ditebang. Xiao Zhan turun dari taksi dan langsung menyaksikan kesibukan tiga orang pria di halaman. Salah satunya adalah  Tuan Qiu, pemilik apartemen. Pria berusia lima puluh lima itu berdiri mengawasi dua pekerja yang ia sewa untuk menata ulang kembali halaman.

"Selamat pagi Tuan Qiu," Xiao Zhan menampilkan senyum karikatur yang dipaksakan akibat menahan sakit kepala. Sinar matahari jatuh di wajahnya hingga ia menyipitkan mata, melihat ke pucuk flamboyan yang akan tumbang dari kemegahannya sebentar lagi.

"Ah, Xiao Zhan.. Baru pulang rupanya," Tuan Qiu melihat sekilas, hanya membalas sapaan salah satu penyewa unit apartemennya dengan seringai malas menggantung.

"Mencari suasana baru?" Xiao Zhan sepintas merasa kehilangan dengan ditebangnya pohon yang indah ini. Dulu ia selalu memperhatikan kapan daun-daun akan rontok dan kapan pucuk-pucuknya berubah memerah, menyaksikan dari jendela kamar di apartemennya lantai tujuh, dia akan mencerahkan diri sendiri kala menghadapi kecemasan dengan menikmati keindahan pepohonan dan langit biru.

"Yah, kupikir pohon ini mengganggu."

"Hmmm, sayang sekali padahal aku menyukainya," Xiao Zhan menggaruk tengkuk, menoleh ke arah lain di mana pelataran apartemen itu sesekali diisi oleh mobil-mobil yang diparkir para penghuni.

"Tapi pohon di sisi timur masih ada, dan langit biru masih cukup indah untuk menggantikan pemandangan flamboyan ini," Tuan Qiu mendongak,  lantas menunjuk sesuatu dan memberikan perintah pada salah satu pekerja.

Perhatian Xiao Zhan terfokus pada satu mobil Hyundai biru yang tidak asing lagi. Terparkir di samping dua mobil lain.

Tunggu, itu--

"Tuan Qiu," ia menatap shock ke arah mobil dan meski ia memanggil, wajahnya tidak berpaling dari parkiran.

Pria separuh baya yang masih menyibukkan diri dengan perintah menoleh sekilas, mengernyit samar melihat tingkah Xiao Zhan.

"Ada apa?"

"Itu? Itu mobil siapa?" telunjuknya diarahkan pada Hyundai biru, dengan mata masih terbelalak.

".....?????....." Tuan Qiu tercengang sesaat, ia menatap Xiao Zhan yang berantakan dengan tatapan khawatir.

"Jangan bertingkah, bukannya itu mobilmu!" ia menyahut sepintas lalu, menggelengkan kepala sesekali menyaksikan keanehan pemuda tampan itu.

Aaahhhh!!!!

"Tapi--tapi siapa yang membawa mobilku kemari?" ia menelan liur susah payah, seketika sakit kepalanya meningkat dua kali lipat. Pandangannya bergoyang-goyang.

"Astaga, mana aku tahu!" Tuan Qiu mengangkat bahu.

"Aku baru saja tiba pagi ini, bagaimana bisa mobilku sampai lebih dulu?"

Tuan Qiu memutuskan untuk memperingatkan pemuda linglung itu dengan keras. Dia berjalan perlahan, menepuk bahu Xiao Zhan dan berkata.
"Dengar, bukan tugasku untuk mengawasi siapa yang menyetir mobilmu dan meletakkannya di sini. Kau tak pernah ada masalah sebelumnya, sekarang kau terseok-seok turun dari taksi dan masih berakting dengan gaya. Ingat, di sini halaman apartemen bukan studio film dimana kau bermain jadi pemeran figuran."

Fuhhh, haruskah sekejam itu?

Xiao Zhan melirik jengkel, menautkan alis dalam-dalam dan mengutuk dalam hati pada siapapun yang cukup sial untuk berhadapan dengannya di pagi terkutuk ini.

"Aku tidak bercanda," ia menukas, memejamkan mata sejenak menikmati hembusan angin semilir yang lembut.

Angin pagi!

𝐌𝐎𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐁𝐑𝐄𝐄𝐙𝐄 (𝐘𝐈𝐙𝐇𝐀𝐍) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang