Lewat tengah hari, Wang Yibo telah duduk kembali di meja kerja dalam ruangan kantor polisi. Dia mengambil pena, tetapi tidak menulis apa-apa. Hanya menatap hampa pada kertas-kertas dan buku catatan yang berserakan di depan mata. Otaknya tengah berkonsentrasi pada sesuatu, sejak pembicaraan bersama saksi, pikirannya hanya tertuju pada peristiwa malam itu yang berulangkali ia reka ulang.
Sepuluh menit berikutnya Yubin masuk, berceloteh tentang makan siang dan rasa kopi yang buruk di satu tempat dan menoleh kepadanya.
"Ah, Letnan Wang. Kau sudah berada di sini rupanya," Yubin menggerak-gerakkan leher ke kanan dan kiri, keringat menetes di tengkuknya akibat berada di bawah udara siang yang cukup terik.
"Kau baru pulang dari TKP, bukan?" Yibo bertanya tidak sabar. "Apa yang kau dapatkan?"
Yubin mencibir tipis, lantas menggeleng tak puas. "Tidak banyak. Sejujurnya, tak ada bukti baru."
"Bahkan sehelai rambut?"
Yubin menggeleng lagi.
"Kau sudah memikirkan langkah berikutnya?"
"Kami menunggu laporan dari laboratorium forensik," Yubin menggaruk dagu, mulai bermain dengan mouse, mempelajari sesuatu di internet.
"Ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan di sana tadi pagi?" ia bertanya pada Yibo tanpa mengalihkan perhatian dari layar komputer.
Yibo menghela nafas dalam-dalam, "Aku mewawancarai saksi, dia tetangga korban."
"Kau bergerak tanpa memberitahu kami, maksudku -- ada gugus tugas yang bisa membantumu."
"Yah, ini tindakan sporadis," gumam Yibo tidak yakin, menggaruk cuping telinganya agak malu.
Yubin meliriknya, kemudian tersenyum sekilas, "Kau tergesa-gesa ingin menuntaskan penyelidikan dan menentukan hasilnya. Kupikir, kau sangat bersikeras melindungi hak praduga tidak bersalah aktor Xiao Zhan."
Yibo tertawa, "Aku akan membantunya meski itu bukan Xiao Zhan."
Ada kebohongan samar di sana. Yubin menatapnya, lantas kembali mencibir tipis. "Baiklah. Lalu apa yang kau dapatkan?"
Itu bagian paling memalukan. Gerak cepat tanpa hasil. Setidaknya Yibo sudah mencoba. Dia mengerutkan alis dan berkata, "Tidak banyak. Sama sepertimu. Aku bahkan ragu apakah dia mengatakan yang sebenarnya. Dia mengaku melihat seseorang membimbing seorang pria yang berjalan sempoyongan. Dugaanku, itu adalah aktor Xiao Zhan yang mabuk. Seseorang di sampingnya pasti si pelaku, atau setidaknya, seseorang yang dekat dengan pelaku."
"Menurutmu ada dua orang pelaku?" tegas Yubin.
"Coba kau pikirkan. Tubuh Jiang Fengmian lebih tinggi dan lebih kekar dari Xiao Zhan. Kalau pun dia benar pembunuhnya, bagaimana cara dia melakukan hal-hal sendirian, seperti memindahkan tubuh dari rumah ke dalam mobil kemudian ke unit apartemen. Harus ada seseorang yang membantunya. Jika itu orang lain yang membunuh korban, bisa dipastikan jumlahnya lebih dari satu dan mereka berniat menjebak Xiao Zhan."
Yubin mengangguk-angguk, tidak ada penentangan dalam ekspresinya.
"Masuk akal," ia bergumam. "Tetapi kau terdengar seperti sedang membela Xiao Zhan," ia meneruskan tanpa bermaksud menyindir.
"Bagaimana mungkin. Aku seorang polisi dan dituntut untuk selalu waspada serta mengembangkan kecurigaan pada pihak-pihak tertentu," elak Yibo.
"Jadi kau tidak tahu di mana sekarang aktor itu berada?"
Yibo mencibir, menggeleng santai. Dia terlihat sangat ahli dalam berbohong.
"Dia bisa saja berada di mana pun. Mungkin seseorang melindunginya."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐁𝐑𝐄𝐄𝐙𝐄 (𝐘𝐈𝐙𝐇𝐀𝐍)
FanfictionSatu pagi di musim semi, Xiao Zhan terbangun di satu kamar tidur dalam sebuah rumah besar tak dikenal dengan seorang pria asing yang tewas terbunuh berbaring di sampingnya. Dia tidak bisa mengingat apa yang terjadi malam sebelumnya karena ia mabuk b...