Part Five

985 112 46
                                    

Pingsan atau tidur?

Xiao Zhan baru tahu kalau orang pingsan bahkan bisa bermimpi. Dalam mimpinya dia melihat mayat pria itu bicara padanya lewat layar televisi, mendelik, tatapan menuduh dan telunjuk meneteskan darah terarah ke wajahnya.

Tidak! Bukan aku!
Bukan aku yang membunuhmu!

Dia terbangun dengan kaget, jantung berdegup kencang di dadanya dan napasnya sendiri bergema.

Dia berada di kamar tamu rumah Wang Yibo di kawasan nan damai, bukan di kamar asing bersama mayat. Apakah dirinya tadi pingsan di lantai?

Xiao Zhan mendapati tubuhnya terbaring di atas ranjang berlapis sprei lembut. Suasana hening, desir angin meniup dedaunan bergemerisik di luar jendela. Cahaya keemasan langit senja menembus membentuk satu garis dan jatuh di atas sepetak ubin. Dia menemukan kenyamanan di dalam kamar ini, di dinding yang familiar dan cahaya yang tenang. Menemukan lebih banyak kenyamanan ketika dia perlahan duduk dan melihat satu koper berukuran sedang berisi pakaian dan pernak-pernik miliknya yang sempat ia bawa masih berada di sekitar ruangan.

Secangkir teh tergeletak di atas meja nakas. Mungkin Wang Yibo yang menaruhnya di sana, dia juga mungkin memindahkan tubuhnya yang melingkar di lantai ke atas kasur empuk. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa televisi itu sekarang mati. Layarnya hanya menampakkan warna hitam dengan bayangan dirinya di sana.

Xiao Zhan menghirup nafas lega. Yah, dia kembali ke dunia nyata, pikirnya,
Pada kenyataan bahwa dia kini tengah berada dalam pelarian, tapi setidaknya dia merasa aman di rumah ini.

Lima belas menit kemudian Xiao Zhan sudah mencuci muka dan menyesap tehnya. Ini teh lemon dicampur madu dan daun mint, rasanya manis menyegarkan membuat semangatnya pulih dengan cepat. Saat itu pintu kamar terbuka begitu ia menoleh ternyata Wang Yibo yang muncul dari balik pintu. Melihat dan tersenyum padanya.

Xiao Zhan balas tersenyum.

Ah ini dia, bunga di taman yang mekar, cahaya cerah dalam kesuraman.

"Kau sudah siuman?" pemuda itu tidak berniat masuk ke dalam kamar hanya bersandar di sisi pintu, melipat kedua tangan di dada. Wang Yibo sudah berganti pakaian dengan sweater rumahan berwarna putih dan celana bahan warna biru dalam model kekinian. Penampilan santai dan pesona seorang selebriti membuat Xiao Zhan menghembuskan nafas lega. Dia menebak pemuda ini sepertinya hanya seorang pekerja biasa yang berangkat pagi pulang petang, menggerutu akibat kemacetan dan tidur pulas di malam hari setelah menyantap makanan olahan atau junkfood. Gajinya bisa saja besar karena mobilnya mengkilap dan rumahnya indah. Tapi secara keseluruhan dia bukan sosok berbahaya.

Mungkin.

"Apa yang terjadi padaku, kenapa bisa jatuh pingsan," Xiao Zhan menghirup teh lagi kemudian meletakkannya.

"Mungkin kau kelelahan," komentar Wang Yibo, tidak bergeser dari tempatnya.

Lebih tepatnya lelah secara mental.

Xiao Zhan berkomentar dalam hati.

"Aku memindahkan tubuhmu dari lantai," ucapan Wang Yibo menyentakkan Xiao Zhan, secara refleks memeriksa celana dan meraba-raba tubuhnya. Pemuda itu tidak melecehkan dirinya saat jatuh pingsan bukan?

"Ada apa?" Wang Yibo mengernyit.
"Kau bertingkah aneh. Apa kau sedang menduga-duga pencabulan apa yang aku lakukan?"

Astaga, kenapa pemuda tampan itu bisa mengetahui isi pikirannya?
Jangan-jangan dia berbakat jadi cenayang.

"Ti-dak. Aku tidak berpikir sejauh itu. Hanya sedikit gugup. Kupikir kesehatanku sedang buruk sehingga jatuh pingsan tanpa sebab."

Menekuk bibirnya tanda curiga dan sedikit rasa tidak percaya, Wang Yibo beralih ke topik lain.

𝐌𝐎𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐁𝐑𝐄𝐄𝐙𝐄 (𝐘𝐈𝐙𝐇𝐀𝐍) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang