Part Eight

698 103 19
                                    

🌿 Happy Reading 🌿

Lari, sekali lagi Xiao Zhan lari seperti pecundang. Mimpi buruk yang sama lagi, mayat yang itu-itu juga, dan ia muak pada situasi yang semakin tak terkendali. Jika mayatnya berbeda, mungkin sensasi ketakutannya juga berbeda.
Ah sialan! Apa yang ia pikirkan?!

Dia membanting pintu, terbirit-birit menuju lift, dengan tidak sabar menunggu benda itu membawanya turun sehingga ia bisa kabur sejauh mungkin dari unitnya yang sudah ternoda mayat pria setengah baya menyebalkan.

Tidak ada orang lain di lobi, satpam juga tengah bicara dengan pemilik apartemen yang membahas pepohonan di sudut halaman. Dua pasang mata pria itu menatap pergerakan panik Xiao Zhan. Mereka lumayan tercengang tetapi tidak cukup sigap untuk bertanya. Dalam beberapa detik, pemuda itu sudah berlari di trotoar.

Apa yang ia temui di jalanan tidak jauh dari apartemennya sama sekali tidak terpikir sebelumnya. Sebuah mobil mengikuti perlahan, menepi di dekatnya.

"Zhan, mau kemana?" kepala Wang Yibo menyembul dari balik kaca.

Astaga, polisi itu masih ada di dekat sini, Xiao Zhan mengutuk dalam hati.

Melihat respon tidak wajar dari Xiao Zhan, Yibo segera menghentikan mobil, melompat keluar dan mengejar si pemuda manis yang masih histeris.

"Berhenti, kau mau kemana? Zhan!" nada suaranya seakan terlepas, terus berlari mengejar, menjangkau, sangat penasaran dengan reaksi aneh Xiao Zhan.

Sebuah cengkraman kuat di bahunya membuat Xiao Zhan menghentikan larinya. Sebuah getaran begitu kuat hingga tubuhnya hampir tersentak ke arah Yibo. Pemuda itu tergagap, tapi cengkeraman itu mengendur dan sentakan berakhir dengan cepat. Sekali lagi Xiao Zhan hanya merasa -- tidak ada apa-apa. Dia tidak bisa berpikir, hanya ada kecemasan menggila dalam benaknya. Dia menoleh gugup pada Yibo, menangkap sinar matanya yang shock sekaligus curiga. Xiao Zhan benci pandangan seperti itu. Rasanya seperti tuduhan yang terang-terangan atas satu kejahatan yang tidak ia lakukan. Xiao Zhan cukup pintar dalam hal lain, tapi naif dalam masalah seserius seperti kasus pembunuhan.

Rasa frustasi membuat amarahnya menggelegak seketika, tanpa terkendali, dia memberontak dari pegangan Yibo, menjambak rambut rapi dan licin sang polisi, mengguncang-guncangnya tanpa ampun.

Eh??!!!

"Wooi, Zhan! Apa yang kau lakukan?" dengan kepala maju mundur akibat jambakan dan sentakan Xiao Zhan pada rambutnya, Yibo meringis dan menceracau.

"Astaga! Sialan! Lepaskan! Apa-apaan kau?" ia mendengking lagi.

"Aku tidak melakukannya! Aku tidak melakukannya!" Xiao Zhan mendengus berkali-kali.

"Zhan, sadarlah!" kekuatannya jauh lebih unggul efek latihan jangka panjang di kepolisian serta latihan karate yang intens, membuat Yibo akhirnya bisa merangkul tubuh Xiao Zhan yang gemetaran, menghentikan aksi jambak jambakan sembrono yang memalukan. Beberapa pasang mata yang kebetulan lewat menatap nanar, beberapa diantaranya bisik-bisik diiringi tawa. Mereka pasti menyangka dua orang pria bertengkar di tepi jalan akibat berebut pacar.

Yibo menembakkan tatapan galak pada orang-orang, membuat mereka menggigil dan bergegas pergi.

"Aku ingin minum..." suara Xiao Zhan gemetar, ada isak teredam di dalamnya, bukan tangisan kesedihan, melainkan kecemasan yang menggelegak.

"Aku ingin minum..."

"Tenang, kau harus tenang. Ceritakan perlahan-lahan apa yang terjadi," Yibo memeluk erat tubuh Xiao Zhan yang kini tidak lagi memberontak, melainkan menjatuhkan kening di bahu kekarnya.

𝐌𝐎𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐁𝐑𝐄𝐄𝐙𝐄 (𝐘𝐈𝐙𝐇𝐀𝐍) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang