Part Nineteen (End)

1.2K 104 26
                                    

👆Seine - Ernesto Cortazar👆

Bantal yang romantis?

Ini hanya bentuk hati, apa ini bisa bermakna sesuatu?

Ah tidak -- ini tidak terlalu indah. Biasa saja.

🌿🌿🌿

Xiao Zhan melangkah masuk ke dalam kamar terang benderang yang diterangi sinar matahari hari itu, membiarkan pintu terbanting di belakangnya.

Ada keheningan selama beberapa detik.

"Mengapa kau bisa datang ke sini?" tanya Yibo.

"Karena aku ingin," jawaban sederhana. Xiao Zhan meletakkan buah-buahan di atas meja, mengatur jarak setidaknya beberapa langkah dari tempat tidur di mana Yibo terbaring. Dia berdiri mematung dengan lengan memeluk bantal di dada.

"Gaya rambutmu lebih keren hari ini," bingung untuk memulai pembicaraan, Yibo berkata sekenanya. Tapi nampaknya itu bekerja. Xiao Zhan tersenyum miring, menyapu rambutnya ke belakang.

"Aku selalu terlihat sekeren ini sebelumnya," ia menanggapi yakin.

"Oh, seharusnya aku mengenalmu sejak dulu," Yibo menyeringai, masih berupaya menggoda.
"Aku ingin tahu apakah kau benar tentang gayamu."

Senyum Xiao Zhan berubah masam dalam sekejap. Dilihatnya Yibo berjuang untuk mengubah posisi dari berbaring menjadi duduk. Ada dorongan ingin membantu sehingga ia akhirnya mendekati tempat tidur, memegang kedua bahu Yibo dan setelah itu berusaha mengatur bantal untuk sandaran punggungnya. Wajah mereka sesaat berdekatan, dan ia tertegun, menatap kosong seperti orang linglung.

Yibo merasa pegal di bahu dan leher, meneliti ekspresi Xiao Zhan dan apa alasannya bergerak sangat lambat.

"Apa yang kau lihat?" usik Yibo terheran-heran.

"Lekas atur bantalnya, tubuhku pegal."

"Ehh, ya -- ya!" Xiao Zhan tergagap, mengatur posisi Yibo dengan cepat dan kembali mundur. Bantal berbentuk hati itu ia letakkan dekat tangan Yibo dan ia mengambilnya.

"Bantal yang cantik," ia berkomentar setelah merasa nyaman dengan posisi duduknya.

Xiao Zhan menunduk, tidak memberikan tanggapan. Bahkan tidak bisa mengatakan bahwa ia membawa bantal itu untuk Yibo.

"Daripada kau berdiri bengong, tolong ambilkan aku air.." tangan kanan Yibo terangkat, menunjuk satu meja di sisi lain tempat tidur di mana terdapat satu teko air putih dan gelas.

Xiao Zhan melirik ke meja, berjalan dengan patuh dan menuangkan air pada gelas. Dia membantu Yibo untuk minum sebelum menaruh gelas itu kembali. Setelah itu lagi-lagi dia berdiri bingung.

"Kenapa kau tidak banyak bicara? Apa kau lupa dialognya?" Yibo lagi-lagi harus memulai. Kali ini Xiao Zhan tersenyum, "Kau pikir aku sedang bermain serial drama."

"Yah, begitulah. Setelah semua berakhir, Kau pasti akan kembali sibuk. Aku sempat berpikir, alangkah senangnya memiliki seseorang untuk menjagaku di saat aku sakit seperti sekarang ini."

Xiao Zhan melebarkan matanya, "Apa kau menginginkan jasa suster pribadi? Aku akan bicara pada dokter sekarang juga."

"Astaga..." Kening Yibo terasa berdenyut, sayangnya tak ada yang bisa ia lakukan untuk memijat. Kedua tangannya masih kaku dan sakit di beberapa tempat.

𝐌𝐎𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐁𝐑𝐄𝐄𝐙𝐄 (𝐘𝐈𝐙𝐇𝐀𝐍) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang