Part Seventeen

627 93 12
                                    

Terkadang, orang terdekat dan yang dipercayai selama ini adalah seseorang yang bisa dengan mudahnya mengkhianati. Hati yang rumit dan faktor eksternal lainnya akan mendorong seseorang berbuat diluar perkiraan.

Xiao Zhan sangat tidak ingin mencurigai manager dan temannya sendiri, namun saat ini dia mulai tidak mempercayai pemikirannya. Dia merasa Zhuocheng menyembunyikan sesuatu darinya.

Entah memang dirinya yang terlalu naif atau - bodoh?

Terserah apapun sebutannya, tetapi ia harus mulai mengorek keterangan dari Zhuocheng. Gara-gara masalah ini dirinya menjadi hidup dalam ketidakpastian, itupun dengan cap buronan yang disandang olehnya.

Sungguh tidak elit!

Setelah sekilas melirik pada letnan polisi yang terbaring di lantai, Xiao Zhan menancapkan tatapan selidik pada Zhuocheng.

"Kenapa kau memukulnya? Dia sedang berusaha membantuku," telunjuknya tertuju pada Yibo yang tergeletak di bawah.

"Kau sendiri? Buat apa membawa polisi ke rumah? Apa kau bodoh? Kau mau masuk penjara?" Zhuocheng tak kalah memekik.

Sejenak Xiao Zhan memeras pikiran. Tidak terima sebutan bodoh yang terucap oleh managernya.

"Kau tidak perlu memukulnya. Kita bisa bicara baik-baik. Lagipula, jika dia mau dia bisa saja memasukanku ke dalam sel," ia terus membantah.

"Kenapa kau terkesan tidak mau membantu? Wajahmu menampilkan kelicikan, Zhuocheng. Apa sekarang aku harus mencurigaimu?" telunjuknya kembali terarah ke depan hidung Wang Zhuocheng.

Raut muka Zhuocheng sungguh tidak menyenangkan. Ditambah satu seringai yang terbit di sudut bibir.

"Jadi kau mencurigai managermu sendiri? Buat apa menjebak artisku sendiri?"

"Mana aku tahu?!" suara Xiao Zhan nyaris tercekik. "Bisa saja kau ingin menjatuhkanku. Kau tidak ingin aku menjadi artis besar. Kau iri padaku, Zhuocheng! Kau tidak ingin dikalahkan oleh artismu sendiri. Aku benar, kan?"

"Sungguh lelucon!" Zhuocheng mendesis. "Sekarang kau harus mendengarkanku!"

"Kau bahkan tidak pernah berusaha membantuku," Xiao Zhan mulai memundurkan langkah karena melihat Zhuocheng maju mendekat. Matanya mulai liar mencari-cari sesuatu.

"Idiot! Aku menampungmu sekarang. Saat ini hanya aku yang bisa kau percaya. Apa kau lebih mempercayai polisi itu daripada managermu sendiri?" jari Zhuocheng menunjuk tubuh Yibo diiringi tatapan sinis.

"Karena wajahmu lebih tidak bisa dipercaya dibanding polisi itu," tangan Xiao Zhan menggapai satu bantal sofa. Secara impulsif ia lemparkan ke arah Zhuocheng yang berusaha mendekatinya.

"Jangan mendekat! Sekarang aku benar-benar curiga padamu."

"Sialan! Apa-apaan kau, Xiao Zhan?!"


Sambil menepis bantal yang terlempar, emosi Zhuocheng makin meluap.

"Aku sudah tidak mempercayai siapapun. Termasuk dirimu!"


Teriakan panik Xiao Zhan kembali terdengar.

"Kau sengaja menjebakku agar aku terus bersembunyi dan menjadi tersangka selamanya. Apa kau tahu apa yang kualami? Aku ketakutan dan menderita."

"Cihh! Kau berlebihan."

Xiao Zhan kembali meraih satu vas bunga besar dari atas meja. Tangannya siap-siap hendak melempar benda itu ke arah Zhuocheng.

"Jangan gila, Xiao Zhan! Asumsimu berlebihan," desisan Zhuocheng mulai jengkel. Matanya ikut mengamati sekitar, dan kini ia ikut mengambil bantal besar.

"Lantas kenapa kau memukulnya?"

"Memang kenapa kalau aku memukulnya? Dia akan membawamu ke penjara!"

"Dia baru saja akan mengatakan siapa yang menjebakku."

"Oh ya?" lagi-lagi Zhuocheng membentuk seringai licik. "Jadi kau sudah menduga siapa yang menjebakku?"

"Tentu saja. Itu pasti dirimu!"

Teriakan Xiao Zhan seiring lemparan vas bunga ke depan.


Balasan lemparan bantal tertuju pada Xiao Zhan.

"Kau sudah tak waras!"

"Yah aku memang tak waras gara-gara dirimu!"

Lemparan barang-barang lain terus berlanjut. Xiao Zhan meraih apapun yang ada di dekatnya hingga ia melempar satu tongkat yang ia ambil dari vas besar. Sekuat tenaga melemparnya ke arah Zhuocheng. Namun karena managernya itu mengelak, alhasil tongkat itu mengenai akuarium yang ada di sisi Zhuocheng. Kaca akuarium itu pecah, menyebabkan airnya kini membasahi lantai bahkan ikan berwarna itu ikut terjun bebas menimpa lantai.

𝐌𝐎𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐁𝐑𝐄𝐄𝐙𝐄 (𝐘𝐈𝐙𝐇𝐀𝐍) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang