Part Six

840 115 23
                                    

Ibarat tikus masuk dalam perangkap,  mungkin itulah perumpamaan yang tepat bagi Xiao Zhan sekarang. Matanya menyipit di bawah tatapan gelap si polisi sambil mempelajari kata-katanya. Sekarang polisi macam apa yang akan melindungi seseorang yang terjebak situasi tidak menguntungkan di rumah tak dikenal bersama mayat misterius?

Wang Yibo telah menggeser duduknya dan menatap heran secara terang-terangan. Pemuda manis itu bersandar lemas, matanya kosong dan berkedip-kedip ke arahnya.

"Melihat reaksimu, kau tampaknya takut pada polisi," Wang Yibo menyelidik.

"Tidak. Tentu tidak. Kau keliru," Xiao Zhan menggerak-gerakkan tangan.
"Polisi adalah pelayan masyarakat. Mereka menangkap para penjahat bukan? Itu menciptakan kedamaian dalam kehidupan."

"Aku lega kau tidak antipati terhadap polisi. Aku sempat khawatir kau takut padaku. Ngomong-ngomong kau bukan kriminal bukan? Hanya kriminal yang cemas jika melihat atau bertemu polisi. Seseorang yang tidak bersalah seharusnya tidak perlu khawatir."

Benar juga.

Xiao Zhan menelan zuccini gosong tanpa merasakan pahitnya. Kenyataan hidupnya lebih pahit saat ini, makanan gosong tampaknya bukan masalah besar.

"Ehm.. Apakah aku terlihat cemas? Sejujurnya aku agak terkejut mendengar profesimu. Kau terlalu tampan untuk jadi polisi. Bagaimana jika aku mempromosikanmu pada agen model?" Xiao Zhan kehilangan fokus, bahkan ia kagum bahwa ia masih bisa berkicau meski pun otaknya tengah kacau.

Tatapan tidak percaya dilayangkan Wang Yibo disertai seringai miring, tidak bermaksud meremehkan mungkin. Hanya orang yang melihatnya otomatis akan merasa inferior.

"Kau bahkan bukan seorang model dan aktor sukses. Bagaimana bisa kau mempromosikan aku?"

Xiao Zhan tertawa gugup, "Astaga. Kau membuatku malu. Tapi benar juga. Waktuku belum tiba dan sepertinya aku harus menunggu. Tetapi siapa tahu kau lebih beruntung dariku."

Wang Yibo menggeleng, ekspresinya tidak tertarik. "Tidak perlu dipikirkan lagi. Menjadi polisi tidak masalah buatku."

Beberapa detik lamanya mereka saling berdiam diri memberi kesempatan pada Xiao Zhan mengatur detak jantungnya yang melompat-lompat. Akhirnya dia mengulurkan tangannya dalam upaya meraih gelas minuman disertai anggukan singkat.

"Hmm.. Kalau boleh aku tahu. Bagaimana cara polisi menyelidiki satu kasus. Maksudku, apa yang bisa membuat mereka yakin bahwa mereka telah menetapkan kemudian menangkap pelaku yang sesungguhnya," Xiao Zhan berusaha terlihat lebih tenang, mulai melibatkan diri dalam satu topik yang lebih serius alih-alih tenggelam dalam kecemasan. Mungkin saat pembicaraan ini berakhir dia bisa memikirkan satu gagasan bagus untuk dirinya sendiri.

"Banyak cara," Wang Yibo menanggapi dengan senang hati. Dia menyukai pekerjaannya dan suka membanggakan diri. Menurut penilaian pribadinya, ia adalah polisi paling keren dan tampan serta berkelas di seluruh Beijing. Tidak diragukan.

"Salah satunya?" tatapan penuh minat dari Xiao Zhan membelai kebanggaan sang polisi. Dia tersenyum tipis kemudian terlihat lebih serius.

"Penjahat paling cerdas pun kadang meninggalkan petunjuk. Oke, kita mulai dari yang paling sederhana. Sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian bisa menggiring polisi pada petunjuk berikutnya."

"Si--dik jari??"

Astaga--sidik jarinya pasti bertebaran di rumah tak dikenal itu.

Ya Tuhan... 

Sakit kepala sebelah seketika menghantam kepalanya. Xiao Zhan meringis putus asa.

"Kenapa? Apa kau belum pernah mendengar tentang itu? Kau pernah bermain di serial thriller bukan?"

𝐌𝐎𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐁𝐑𝐄𝐄𝐙𝐄 (𝐘𝐈𝐙𝐇𝐀𝐍) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang