Red Flower Café
Semuanya berwarna merah. Xiao Zhan tidak menduga sang polisi akan membawanya ke kafe seriang ini. Dia sempat memikirkan bahwa seorang opsir berwajah serius seperti Wang Yibo lebih menyukai nuansa kelam. Tetapi melihat pilihannya kali ini, ia akhirnya menyimpulkan bahwa Yibo bukan jenis polisi angker. Dia hanya sok serius.
Yibo memilih meja di patio. Terlindung oleh semak berbunga merah. Awningnya merah, pagar kayu mirip design rumah hobbit yang terbuat dari kayu juga berwarna merah. Aneka tanaman hias, meja dan kursi, serta seragam pelayan, semuanya berwarna merah. Xiao Zhan menyipitkan mata ketika Yibo menyodorkan satu buku menu bersampul merah. Perlahan-lahan ia mulai terserang migrain.
"Ini belum waktunya makan siang," Xiao Zhan melirik arloji, menunduk sedalam dan sesering mungkin. Sebagai tambahan informasi, kini ia mengenakan topi baseball hitam yang dibelikan Yibo di tepi jalan.
"Siapa yang akan mentraktirmu makan? Aku mengajakmu kemari untuk bicara," sahut Yibo, sibuk dengan satu buku menu lainnya.
"Kau berani membuang waktuku yang berharga?" satu desahan putus asa keluar dari sela bibir Xiao Zhan, bersamaan tangannya mendorong buku menu.
"Lagipula tak ada yang menarik."
Yibo menatapnya seraya tertawa kecil, "Kau sensitif sekali. Baiklah, aku akan mentraktirmu sepuasnya. Kau hanya tinggal mengatakan apa yang kau inginkan."
Mendengar kalimat manis yang diucapkan dengan senyum penuh kepalsuan, Xiao Zhan tidak bereaksi. Dia hanya menyangga pipi dengan telapak tangan, pikirannya melayang mencermati satu gagasan.
"Yibo, haruskah aku menelepon Zhuocheng lagi? Mungkin dia bisa membantu. Dia pintar. Mungkin dia tahu orang yang bertanggung jawab."
"Bertanggungjawab atas apa?" Yibo mendengking, sangat tidak setuju.
"Semuanya," sahut Xiao Zhan setengah bergumam.
"Dunia? Alam semesta?" Wang Yibo mengejek.
"Ayolah Zhan, dia hanya seorang manager, bukan?"Xiao Zhan mengangguk, tak berdaya. Dia bahkan memberikan persetujuan saat Yibo menunjuk satu menu yang sama sekali tidak menarik selera.
Untuk beberapa menit, Yibo melambai pada pelayan, menyebutkan pesanan, sebelum kembali ke topik semula.
"Sudah berapa lama kalian bekerja sama?" Yibo menggosok ujung hidungnya.
"Siapa? Aku dan Zhuocheng?"
"Bisa siapa lagi. Mayat itu, kau tidak mengenalnya bukan. Jadi dia tak mungkin bekerja sama denganmu."
"Hmm, ya.." Xiao Zhan merenung.
"Mungkin hampir dua tahun."
"Pasti menyenangkan repot bersama, kesana kemari menjalin kerjasama dan melakukan promosi," Yibo tidak paham dunia entertainment. Dia hanya tahu gambaran kasar serta mengungkapkan secara kasar pula. Hinaan itu membuat telinga Xiao Zhan berdenging, tetapi sialnya, itu benar.
"Kami mencobanya. Beberapa berhasil, sisanya tidak," ia mengangkat bahu, menghindari ingatan konyol tentang kegagalan.
"Tapi selama proses sulit, kadang dua orang menjadi dekat," ia mengatakannya tanpa maksud apa-apa, namun raut wajah Yibo seketika tertekuk.
"Tidak lucu. Kau tahu? Itu hanya mitos, dua orang menjadi dekat karena sama-sama repot. Kau bisa mencarinya di bagian fiksi."
Mulut Xiao Zhan terbuka tanpa sadar.
Opsir sialan ini membuatnya bingung sepanjang hari, apa dia salah minum obat?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐁𝐑𝐄𝐄𝐙𝐄 (𝐘𝐈𝐙𝐇𝐀𝐍)
FanfictionSatu pagi di musim semi, Xiao Zhan terbangun di satu kamar tidur dalam sebuah rumah besar tak dikenal dengan seorang pria asing yang tewas terbunuh berbaring di sampingnya. Dia tidak bisa mengingat apa yang terjadi malam sebelumnya karena ia mabuk b...