Part Four

1K 129 23
                                    

Ada dua jenis orang yang berbeda. Mereka yang menyeberang dengan hati-hati ke perairan dangkal dan mereka yang melemparkan diri mereka cepat ke ombak yang menderu.

Xiao Zhan tidak tahu dia akan menempatkan dirinya pada jenis mana. Satu yang pasti, dia sendirian di dunia.

Setidaknya untuk saat ini.

Pemuda tampan di sampingnya yang tengah menatap curiga, belum bisa dipastikan apakah dia akan menjadi kawan atau lawan.

"Kutanya sekali lagi, siapa kau?" pemuda pemilik mobil melontarkan pertanyaan sekali lagi, kali ini sedikit lebih datar. Mendapati seorang pemuda luar biasa tampan meringkuk di mobilnya bukanlah kejutan yang bisa ditemukan setiap hari. Terlalu lama menyendiri membuat si empunya mobil tidak terbiasa ada seseorang di sampingnya. Beruntung, penyusup ini sangat menarik bahkan dalam pandangan pertama.

"Kau siapa?" Xiao Zhan balas menatap ngeri.

Pemuda tampan pemilik mobil menghela nafas, memutuskan mengalah.

"Aku Wang Yibo," dia menyalakan mesin, mulai mengemudi ke arah yang ia pilih sesuka hati. Dalam hati penasaran sejauh mana penyusup nekad ini berani mengikuti perjalananannya.  Apakah dia sejenis pemuda gagal yang tidak tahu kemana harus pulang?

Tapi tunggu!

Wajah ini, di mana aku pernah melihatnya? Rasanya familiar, atau ia mengalami de javu.

Setelah mobil keluar parkiran dan meninggalkan area bandara, Xiao Zhan menghembus nafas lega.

"Aku Xiao Zhan. Mengapa kau tidak mengenalku? Apa kau tidak pernah menonton tv?" Dia mulai bicara kacau lagi efek kejutan sepanjang hari.

"Tidak banyak," Wang Yibo mengernyit.

"Summer Desire, Spring Waltz."

"Apa yang kau bicarakan? Kau sedang  menyebut nama-nama musim?"

Ya Tuhan, mahluk kuno yang tampan.

"Itu judul serial drama yang pernah kubintangi," Xiao Zhan mengatakan dengan gaya biasa walau pun dalam hati kebanggaan membengkak menyesaki dada.

Jadi ini penjelasan atas de javunya, pemuda manis ini pernah ia lihat sepintas di layar televisi umum saat dirinya tengah makan siang di kedai pangsit.

"Pemain utama?"

Xiao Zhan menggeleng sebal, "Figuran."

"Oh," Wang Yibo menahan tawa.

"Thriller? Romansa?"

"Percintaan. Bagaimana menurutmu? Itu cukup menghibur bukan?"

"Oh, serial drama percintaan? Itu sejenis tontonan untuk para pecinta putus asa, kurasa."

Dan tontonan para pegawai menengah yang makan siang di kedai dengan wajah lelah dan putus asa terlebih menjelang akhir bulan.

Menyeringai, Wang Yibo mengurangi kecepatan karena melihat dua orang petugas patroli berdiri di tepi jalan.

Tiba-tiba Xiao Zhan membungkuk, berpura-pura membetulkan posisi tumit di sepatunya.

"Ini agak longgar," ia meringis di bawah tatapan Wang Yibo yang terheran-heran. Pemuda tampan itu tidak habis pikir dengan tingkah aneh aktor gadungan yang menyusup dalam mobilnya.

𝐌𝐎𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐁𝐑𝐄𝐄𝐙𝐄 (𝐘𝐈𝐙𝐇𝐀𝐍) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang