18 : Benang

656 153 38
                                    

Benang-benang promosi ... 😂😂

.
.
.

Pandangannya merenung, kadang mendengak pandangi langit yang mengelabu, kadang menatap lurus hiraukan hiruk-pikuk di sekitarnya. Inara seperti dihadang sesuatu yang merangsek memenuhi pikiran.

Lelaki tampan di sebelahnya menatap gusar, "Ada apa gerangan, Inara, kenapa wajah cantiknya ditekuk sedemikian rupa?" Pertanyaan yang sukses hantarkan seduh-sedan di wajah sang gadis.

Geming merayapi sekilas, sampai akhirnya bibir tipis berpadu pulasan lipstik pink cherry itu memproduksi suara. "Aku lagi bingung, Kak," ujarnya dengan rona digerayangi bimbang.

Kerutan tercipta pada kening si lelaki tampan, "Bingung? Kenapa, coba bilang sama saya," titah si lelaki bernama Kainan Nayaka itu.

Hela napas panjang terlepas dari mulut Inara, "Sudah tanggal 12 September, Kak." Kalimat yang sukses membuat kedua alis Kainan saling bertaut.

"Kenapa dengan tanggal 12 September, Ra? Mau nikah sekarang? Mau Ijab qobul tanggal 12 September?" Godaan yang memdapat tamparan pelan di lengan Kainan. Disusul tawa lelaki itu menggema nyaring.

"Ish! Kakak ... bukan!" Si gadis merajuk.

Tawa Kainan masih menggema. Gemas menyaksikan polah Inara. "Lantas?"

"Ini tuh hari terakhir pre order novelnya Kachan. Penulis favorit aku, tapi aku malah lupa belum ikutan PO, Kak!" Wajah cantiknya memancar redup saat mulut berbicara. Kainan yang usai menandaskan makanan di piring, lalu mencuci tangan dan meremas tisu guna keringkan kulit telapak, langsung menatap serius Inara.

"Oh, kirain kenapa, yaudah tinggal ikut PO, masih bisa, kan?"

Anggukan Inara mencuat, "Bisa, Kak."

"Memangnya judul novelnya apa? Sebagus apa sampai Inara mau ikutan PO?"

"Enggak terlalu bagus sih, malah sempat kesel akutuh sama Kachan, gegara dia nyiksa aku pas di Kulacino . Ta-tapi aku suka gaya ceritanya Kachan. Apalagi One More Love, kisahnya Shaka sama Siena, bacaan yang aku baca pas lagi galau-galaunya dulu. Jadi moodboster buat aku, Kak."

Pipi Kainan mengembung membentuk senyum tipis. Hobi Inara yang baru dia tahu, ternyata si gadis gemar membaca novel juga.
Kainan meraih ponsel di saku, membuka aplikasi marketplace, sejurus langsung memesan novel yang Inara mau.

Pesanan di-checkout. "Beres, udah saya pesankan. Sepuluh novel buat kamu."

Inara membeliak, "Kakak, ish! Jangan bercanda sih."

"Lho, serius. Ini lihat, sudah saya checkout, tinggal nunggu novelnya sampai."

Rona haru meliputi wajah Inara, "Makasih, Kak, tapi kenapa banyak banget. Satu aja cukup."

"Enggak papa, siapa tahu nanti kamu mau bagiin buat teman-teman." Kainan jawab seraya tersenyum manis. "Jangankan cuma sepuluh, kamu mau seribu juga saya sanggup beliin, Ra."

Inara menunduk, tersenyum malu-malu lucu. Buncah bahagia memenuhi relung hati. Berharap ending kisahnya akan menemui happy layaknya kisah Shaka-Siena dalam cerita One More Love. Jika One More Love mengisahkan satu lagi kesempatan cinta Shaka dan Siena, Inara harap sekali lagi waktu yang mempertemukan dengan Kainan dapat menyatukan mereka dalam benang-benang sakral bernama pernikahan.

🌹🌹🌹

Hahahaaa Kachan numpang pansos di lapak Inara.

Kuy, hari terakhir Pre order One More Love. Yang belum ikutan, buruan ya, masih ada waktu. Biar samaan kek Inara. Wkwkwk

 Wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nostalgia Coffee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nostalgia Coffee

Nostalgia Coffee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


































ONE MORE TIME (TAMAT-TERBIT NOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang