15.

2K 200 9
                                    

Happy Reading...

🐶❤️🦊

***

"Eomma ada berita bagus untuk eomma dan appa" ucap Jeno

***

"Apa itu Jen?"

"Renjun sedang mengandung anak ku"

"Owh ya,. Syukurlah eomma senang mendengarnya. Akh eomma mu ini sebentar lagi akan menjadi halmeoni. Ternyata sudah tua"

"Kau tetap cantik dimata ku sayang" ucap Jaehyun "selagi Renjun hamil tinggal lah disini"

"Nanti akan aku pikirkan lagi dengan Renjun appa" Jeno melirik Renjun.

Setelah makan malam selesai. Renjun dan Jeno segera memasuki kamar Jeno.

Selama ini Renjun tak pernah memasuki kamar pria itu, bagaimana memasukinya bertemu dengannya saja saat menikah setelah menikah langsung pindah ke apartemennya.

Renjun menggeledah semua yang berada disana, rasa ingin tau menghilangkan rasa kantuknya.

Kamar Jeno selayaknya kamar lelaki pada umumnya, bernuansa abu-abu, disana terpajang sepeda mahal Jeno dan ada gitar.

"Jeno, kau bisa main gitar?"

"Hemm"

"Mainkan untuk ku sekarang"

"Aku sudah lupa cara memainkannya, mungkin aku harus mengingatnya lagi"

"Kalau begitu bilang saja jika kau tak bisa"

"Dulu aku bisa"

Kemudian Renjun duduk di meja kerja Jeno, Jeno tidak memiliki ruangan khusus untuk bekerja di rumah, kamarnya cukup luas untuk menampung meja kerja disana.

Renjun mengobrak-abrik meja disana. Entahlah Renjun mencari apa yang Jelas dia hanya ingin tau apa saja yang Jeno simpan disana.

"Jeno kau tak menyimpan photo kekasih mu?"

"Aku tak memiliki kekasih"

"Aku sungguh-sungguh"

"Kau harus menyimpan photo ku disini"

"Untuk apa?"

"Aku ini istri mu, kau harus memiliki photo ku disini"

"Bahkan kamar ini jarang aku tempati sekarang"

Renjun segera bangkit dari duduknya dan menghampiri Jeno.

Plak

Renjun memukul kaki Jeno. Jeno yang sedari memejamkan mata karena lelah, sedikit kaget. Melihat Renjun menatapnya seakan bisa memakannya hidup-hidup Jeno bangun dari acara rebahan dan segera duduk.

"Besok aku akan mencetak photo kita" ucapnya

Renjun tersenyum "kau juga harus mencetak photo ku yang sedang sendiri"

"Itu pasti"

"Mana ponsel mu?" Ucap Renjun.

"Untuk apa?"

"Cepatlah berikan"

Jeno pasrah memberikan ponselnya kepada Renjun. Renjun mengotak-ngatik ponsel Jeno.

"Sudah. Kamu suami ku, maka dari itu kamu harus mengganti wallpaper nya memakai photo ku"

Jeno hanya tersenyum. Sebetulnya Jeno ingin melawan apa yang selalu Renjun perbuat kepadanya, namun entah kenapa itu tak bisa. Jeno hanya bisa menjawab 'iya' ketika bersama dengan Renjun.

"Jeno, boneka moomin ku mana?"

"Ada di mobil"

"Kenapa kau menyimpannya disana"

Plak plak plak

Renjun memukul tangan Jeno. 'selalu saja seperti ini'

"Cepat ambilkan moomin ku" rengeknya. Jeno mendekapnya, mengecup kening Renjun

"Aku akan mengambilkannya untuk mu. Tapi ada satu syaratnya"

"Apa?"

"Meminta maaflah kepada ku karena kamu telah memukul ku"

"Maafkan kau" Renjun nangis

Jeno memegang kedua pipi Renjun "dengarkan aku, aku berbeda dengan mantan kekasih mu, aku tak akan meninggalkan mu"

Mendengar itu, Renjun memeluk Jeno "maafkan aku"

Jeno tau, Renjun masih teringat mantannya yang brengsek itu. Memukul adalah salah satu perlindungan bagi Renjun. Tapi Jeno bukanlah pria brengsek seperti mantan dan tunangannya Renjun.

"Tunggu sebentar aku akan turun mengambilnya"

Renjun semakin mempererat pelukannya.

"Aku hanya sebentar" Jeno tau jika Renjun menangis itu akan lebih lama membujuknya, dan akan selalu menempel padanya.

"Bukan kah kamu ingin moomin mu disini" Renjun hanya menggelengkan kepalanya.

Jeno menghela nafasnya berat. Tantangan hidup

"Hanya sebentar"

"Aku hanya ingin kamu disini"

"Kamu lelah, tidurlah ini sudah sangat malam"

Renjun menurut. Renjun tidur dalam dekapan Jeno "aku harus bagaimana meyakinkan mu bahwa aku bukanlah pria seperti mantan kekasihmu dan mantan tunangan mu. Selama hidup ku menghadapi mu adalah ujian terbesar" Jeno membelai rambut panjang Renjun.

Jeno tersenyum "aku masih bingung dengan perasaan ku sendiri terhadap mu. Tapi jujur aku tak suka melihat mu menangis, aku juga tak suka jika kamu dengan pria lain tapi selama ini kamu memang tak pernah dengan pria manapun kamu selalu menempel pada ku, aku juga tidak merasa risih jika kamu selalu ada di sampingku.... Tetaplah seperti ini, jangan pernah meninggalkan ku"

Jeno memejamkan matanya, memasuki alam mimpi nya.

***

Sepagi ini Jisung sudah berada di perusahaan milik keluarga Choi.

Dia menunggu, disana dengan sabarnya. Tak lama kemudian orang yang ditunggu datang.

"Ada keperluan apa anda mencari ku?"

"Nama saya Han Jisung, apakah benar anda mantan tunangannya Renjun?"

"Kau kenal dengan Renjun?"

"Aku mantan kekasihnya Renjun, apa kau masih mencintai Renjun?"

"Jangan berbelit-belit ke intinya saja"

"Apakah anda ingin bekerja sama dengan saya, saya punya rencana"

"Apa Rencana mu?"

"Aku ingin menculik Renjun"

"Hahaha kau gila menculik Renjun atas dasar apa kau menculiknya? Kau masih mencintainya?.... Aku tak ikut ide gila mu itu"

"Kenapa?, Bukan kah anda sangat menginginkannya?"

"Aku masih sayang perusahaan appa ku, jika aku mengusiknya seperti kemarin bisa-bisa semua yang berbisnis dengan perusahan appa ku membatalkannya"

'kemarin saja itu membuat beberapa Perusahaan membatalkan kerjasama dengan perusahaan apa, jika melakukannya lagi bisa-bisa miskin mendadak dan aku tak bisa bermain dengan wanita-wanita ku di luar sana' ucapnya

"Kau cari saja yang bisa membantu rencana mu jangan libatkan aku"

Jisung keluar dengan menampakkan wajah kecewa "sial Choi Lucas itu tidak mau membantu ku, aku harus mengerjakannya sendiri"

🐶❤️🦊

***

TBC

Jangan lupa vote....

Marriage Partner (NOREN GS) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang