#1. prolog

2.6K 192 5
                                    

Terlihat seorang pemuda berseragam SMA lengkap dengan kantong yang bergelantung di bahunya.

Pemuda itu berjalan menyusuri area pemakaman dengan seikat bunga Daisy di tangannya. Hingga kakinya berhenti di sebuah makam. Ia menyimpan bunga itu lalu, tangannya bergerak mencabuti rumput liar yang tumbuh di makam itu.

Dirinya tersenyum menatap nisan bertuliskan nama seseorang yang ia sayangi. "Hai, Bunda... Sunoo datang ke sini lagi. Maaf, Sunoo baru bisa datang hari ini..." Ia menundukkan kepalanya, berusa menahan isakan tangis.

Ia rindu serindu-rindunya. Namun sekarang, rindu itu hanya akan menjadi rindu. Ia takkan bisa memeluk sosok Ibundanya lagi. Dan sekaran rindu itu hanya bisa ia lampiaskan pada gundukan tanah yang di penuhi rumput hijau itu.

Sudah hampir genap 5 tahun Ibundanya meninggalkan nya. Meninggalkannya bersama sang kakak, bertahan hidup dengan cara bekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan hidup mereka berdua.

Sesak di dadanya semakin membuncah. Isak tangis yang kini lirih-lirih terdengar. Ia rindu. Sangat-sangat rindu. Semakin ia tahan tangisannya, semakin pula rasa sesak itu memenuhi dadanya.

"Bun.." lirih Sunoo dengan suara bergetar.

Memori-memori indah saat dahulu sang Bunda saat masih hidup kembali teringat. Senyuman indah itu, Senyuman yang sangat Sunoo rindukan. Belaian lembut serta suara lembut yang menenangkan. Dan yang paling ia rindukan adalah, sorot mata sang Ibu yang penuh kasih sayang.

Batinnya menjerit meneriakkan nama sang Bunda. Memori terakhir itu kembali teringat. Disaat sang Bunda sudah tertidur di pangkuannya, meninggalkan ia dan sang kakak sendirian. Kematian tragis yang selalu membuat Sunoo menyalahkan dirinya sendiri.

"Udah 5 tahun Bunda ninggalin aku sama Sunghoon Hyung. Udah 5 tahun juga kami hidup sendiri... Hiks, Sunoo kangen Bunda..."

"Sunoo dan Sunghoon Hyung baik-baik aja, Bunda enggak usah khawatir. Walau hari ini Sunghoon Hyung belum bisa ngunjungin Bunda, dia pasti sangat rindu juga dengan Bunda.."

Mengingat sang kakak, Sunoo jadi ingat masa kecilnya yang selalu bermain dengan sang kakak ketika Sunoo bosan. Sunghoon menemani Sunoo bermain disaat sang ayah dan bundanya sedang tidak ada di rumah. Walau kadang juga Sunghoon menjaili dirinya hingga menangis.

Rasanya ia ingin kembali ke masa kecilnya. Masa paling indah dan bahagia. saat itu dirinya belum memikirkan tentang kerasnya kehidupan, harus banting tulang untuk mendapatkan sepeser uang. Masa dimana keluarganya masih lengkap dan utuh. Serta kasih sayang dari kedua orangtuanya, walau setelah orang tua mereka bercerai dan setelahnya ia tak bisa merasakan kasih sayang seorang ayah.

"Bunda kalau Sunoo pengen ngulang waktu bisa enggak? Sunoo pengen kita berhenti di waktu senang dulu. Kalau Sunoo dulu tahu akhirnya akan begini, Sunoo akan lebih meminta kalian untuk berdiam dirumah bersama Sunoo dan Sunghoon Hyung."

Jika saja dirinya mendapat kekuatan untuk mengulang waktu, maka akan ia pundurkan waktu ke masa kecilnya dan tak membiarkan waktu itu berjalan. Egois, tapi tak apa.

"Sekarang aku udah kelas 11 loh!!" Ucapnya dengan nada ceria namun bulir air mata itu tetap turun membasahi pipinya

"Kalau Sunghoon Hyung... Aku enggak tahu, dia gak pernah ingin berbicara dengan aku. Tapi gak apa, lihat Sunghoon Hyung masih sehat aja udah bahagia."

Ia kemudian mengusap air matanya dan tersenyum simpul menghadap nisan sang Ibunda. 

"Bunda... Sunoo pulang dulu ya. Udah sore, kapan-kapan Sunoo akan jenguk Bunda lagi. Dengan bunda Daisy yang lebih banyak hehe," ucapnya di akhiri kekehan kecil

Lalu ia berdiri dari duduknya dan masih dengan senyuman di wajahnya. "Sunoo pulang dulu ya... Bunda tungguin Sunoo dan Sunghoon Hyung disana ya. Aku akan jaga Sunghoon Hyung sesuai janji aku sebelum akhirnya Bunda tertidur... Selamat tinggal Bunda." setelahnya Sunoo pun membalikkan badannya berjalan menjauh dari area pemakaman

Meninggalkan rindu yang masih terperangkap dalam dada. Sunoo masih benci fakta bahwa sekarang sang ibu sudah menyatu dengan tanah, dan Sunoo masih sering menyalahkan dirinya adalah akibat dari kematian sang Ibunda tercinta.

Di bawah langit sore Seoul yang menjadi saksi tentang betapa rindunya anak ini pada sang Ibunda. Dan betapa besar perjuangannya untuk bertahan hidup di tengah kota yang keras.

Goodbye Noo
End : 30, Januari, 2022
Revisi : ??, ??, ??

goodbye noo (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang