#2. rumah atau luka?

1.5K 168 5
                                    

Apa itu rumah? Jika yang ku anggap rumah saja adalah luka terbesar ku. Setelah kepergiannya, kebahagiaan dan kehangatan lenyap begitu saja...

•••

"Ahjeossi, ada lagi box yang harus aku
angkut?" Tanya seorang pemuda itu kepada yang lebih tua.

"Tidak ada Sunoo, kamu boleh pulang. Ini sudah sangat malam." jawab yang lebih tua.

Pemuda itu─Sunoo pun melihat arlojinya, dan yah memang benar sekarang sudah sangat larut malam. Sunoo pun meminta izin untuk pulang.

"Ahjeossi, aku pulang dulu ya," izinnya yang dibalas anggukan oleh sang ahjeossi.

"Ini bayaran untuk hari ini. Tetap semangat ya Kim Sunoo," lalu tangan itu menyodorkan sebuah amplop dan di terima baik oleh Sunoo.

Sunoo membungkuk kan badannya, "terimakasih."

Ahjeossi itu terkekeh sambil mengusap puncuk kepala Sunoo, "sama-sama... Sudah pulang ya, udara semakin dingin sekarang."

Sunoo pun mengangguk, lalu ia membungkukkan badannya sekali lagi. Lalu berlalu dari sana. Sunoo melangkahkan kakinya menyusuri jalanan kota Seoul yang mulai sepi, mungkin karena sudah malam juga. Ia mengamati gemerlip bangunan kota Seoul itu. Sangat indah, dan juga sangat melelahkan.

Kakinya berhenti pada sebuah toko makanan cepat saji yang masih buka. Terlihat toko itu tampak sepi. Dia pun melangkah masuk ke toko itu.

Tring

Bunyi lonceng pintu toko itu. Sang pemilik toko langsung tersenyum mendapati Sunoo yang baru saja masuk. Sunoo membungkukkan badannya yang di balas dengan bungkukkan kepala.

"Ahjumma aku ingin membeli nasi goreng kimchi nya dua." ucapnya pada penjual itu.

"Baiklah, tunggu dulu ya." ahjumma itu pun pergi ke belakang, yang Sunoo yakini itu adalah dapurnya.

Saat Sunoo tengah menunggu tiba-tiba datang seorang ahjeossi dengan sebuah puntung rokok ditangannya. Pria itu pun melambaikan tangan kepada Sunoo yang di balas oleh bungkukkan badan olehnya.

"Kau yang beli nasi goreng?" Tanya ahjeossi itu dan Sunoo hanya mengangguk. "jarang-jarang anak muda seperti mu mampir ke toko ini malam-malam begini. Biasanya anak muda seperti mu akan pergi ke club' malam dan pulang dalam keadaan mabuk," ucap ahjeossi itu.

Sunoo hanya mengangguk-angguk kan kepalanya, lalu sang ahjeossi menatapnya menyelidik "apakah kau juga habis dari sana?" Tanya ahjeossi itu tiba-tiba.

Sunoo yang mendapat serangan seperti itu lantas menggelengkan kepalanya cepat, "t-tidak, aku hanya baru pulang bekerja," ucapnya spontan.

Ahjeossi yang mendengar ucapan Sunoo barusan membelalakkan matanya, "kau bekerja sampai larut malam? Kemana orangtua mu? Seharusnya mereka yang bekerja bukan malah anaknya yang masih harus bersekolah." omel sang ahjeossi tiba-tiba

Sunoo meringis sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bagaimana ya... Masalahnya orang tua Sunoo kan tidak ada, ingin berkata jujur tapi bagaimana ya...

Baru ahjeossi itu ingin berbicara lagi, namun ahjumma yang baru datang dari dapur lebih dulu memukul pundak ahjeossi itu.

"Jangan berbicara aneh kau ini!" Peringat ahjumma itu.

Ahjeossi hanya mengusap pundaknya yang di pukul tadi, "aish, aku tidak berkata aneh yeobo,"

"Minggir!" Titah ahjumma itu lalu dia memberikan sekantung keresek "ini pesannya." ucapnya ramah.

Sunoo pun menerima dengan baik lalu dia pun mengeluarkan beberapa yang lembar dan memberikannya kepada ahjumma tersebut. Setelah itu Sunoo pun keluar untuk pulang.

goodbye noo (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang