#11. sadar

704 88 5
                                    


SUNOO'S POV

"Bunda!!" Panggilku sambil berlari ke arahnya, dia pun menoleh dengan senyuman manis tentunya.

"Iya, sayang," jawabnya lembut.

Aku mengulum senyum ku, tanganku yang ku sembunyikan di belakang ku, ku tunjukan. Sebuah mahkota bunga Daisy sangat cantik nan indah.

Aku memakaikannya di kepala bunda. Indah, pertama kali kulihat, ibuku ini benar-benar seorang bidadari yang sangat cantik.

"Wah, indah. Terimakasih ya, Sunoo," ujar bunda seraya mengusap surai-surai ku hingga berantakan.

Aku mencebik, namun responnya hanya terkekeh saja. "Bunda, ah!! Jadi acak-acakan rambut aku," ujar ku sebal.

Bunda terkekeh, lagi. "Iya, iya. Maaf ya, Sunoo," tangannya mengusap surai ku, kurasa bunda sedang merapihkan nya.

Tiba-tiba terlintas di kepalaku, bagaimana kalau aku membuatkan buket untuk bunda? Ku pikir, itu ide bagus.

Aku pun mengambil beberapa tangkai bunga Daisy untuk ku jadikan sebuah buket. Namun, saat sedang mengambil bunga itu bunda menarik pundakku dan berkata, "Sunoo sayang, udah waktunya pulang,"

Mataku membulat. Tidak, jangan sekarang. Ayolah, ku mohon, lebih lama lagi.

Aku hanya ingin beristirahat dengan bunda. Dunia itu sungguh menakutkan Tuhan, aku takut...

"Kita bakal kumpul lagi kok sayang," kini tangannya mengangkat badan ku agar berdiri tegak dari posisi ku yang tadi.

Aku menunduk sambil menggigit bibir bawah ku. "tapi..." Ucap ku ragu.

"Katanya mau jagain Hyung. Dudah kamu pasti kuat, superhero bunda harus kuat!!" ucapnya sambil bergaya seperti superhero sedang terbang di angkasa di barengi dengan tawa dariku dan dia.

"Nah, ayo pulang. Cahayanya sudah mau menutup, tuh," ucapnya sambil menuntunku ke arah cahaya itu.

"Jaga diri dan jaga kakak kamu, ya. bunda sayang kalian. Bunda akan menunggu kalian disini, see you little hero," tubuhku didorong olehnya setelah mengucapkan kalimat itu.

Tangan ku berusaha menggapai nya, wajah indah dengan sebuah mahkota bunga Daisy dan sebuah tetesan air yang mengalir di pipinya itu yang terakhir ku lihat sebelum semuanya berubah menjadi gelap.

•••

Kini hari kelima Sunoo tidak masuk sekolah, dan tidak ada yang tahu ia kemana.

"Kim Sunoo." ucap guru di depan yang tengah mengabsen.

"Sunoo, sakit Bu. Dia demam." jawab Jungwon, tentu saja ia berbohong agar temannya selamat.

"Halah paling bentar lagi mati tu anak," ucap salah satu murid dengan dandanan menor itu.

Jungwon yang mendengar itu langsung tersulut emosi, tapi sebisa mungkin ia tahan karna masih ada guru disini.

"Iya, kasian penyakitan." timpal salah satu temannya dengan nada mengejek.

"Sunoo nggak penyakitan!" Jungwon mulai buka suara. "justru kalian yang penyakitan." tekan Jungwon.

"Dasar, orang punya penyakit hati. Orang sakit tuh di doain, ini malah di kata yang begitu kan bego. Malah ngebalik kesendiriannya syukurin," timpal salah satu murid yang mendukung Jungwon.

Murid tadi pun langsung tersulut emosi, dia bangkit dari kursinya sambil menunjuk-nunjuk ke arah Jungwon. Sedangkan Jungwon yang di tunjuk, hanya menaikkan alisnya sebelah.

goodbye noo (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang