#5. Jake

620 89 8
                                    

Lagi-lagi, hanya dia yang sangat peduli padaku.

•••

"Ahjeossi, aku sudah memindahkan kotak terakhir." ucap seorang pemuda.

"Baiklah Sunoo, kamu boleh pulang. Ini bayarannya." ucap pria paruh baya itu seraya memberikan beberapa lembar uang berwarna merah.

"Ah, terimakasih paman. Besok aku akan kesini lagi."

"Baiklah, jangan lupa beristirahat Sunoo. Kamu besok masih sekolah loh." Ingat ahjeossi pada Sunoo.

"Iya ahjeossi, sekali lagi terimakasih." setelah mengucapkan itu Sunoo pun pergi.

Sunoo membungkukkan badannya, lalu mulai melangkah pergi dari pabrik tersebut.

Kakinya yang lelah, ia paksakan untuk berjalan menyusuri trotoar. Matanya yang sudah terkantuk, ia paksakan untuk selalu terbuka. Demi bertahan hidup dari kerasnya dunia.

Sebelum kembali ke rumah, Sunoo  menghampiri sebuah apotik untuk membeli obat pegal-pegal.

Ya, setelah jalan-jalan bersama jian sunoo langsung pergi ke pabrik minuman tempat ia bekerja paruh waktu. Siapa sangka badan kecil itu mampu mengangkat puluhan box minuman yang berat itu.

Tapi, ya tetap saja badannya jadi pegal-pegal. Tapi, tak apa ini demi membantu kakaknya. Jadi ia harus mengambil pekerjaan paruh waktu itu.

"Permisi, beli obat pegal-pegal satu." ucapnya pada seorang apoteker yang tengah berjaga itu.

"Ah, iya de. Tunggu sebentar ya," apoteker itu mencari obat yang di maksud oleh Sunoo.

Sementara itu, Sunoo menunggu sambil memijat-mijat lengannya. Tiba-tiba ada sebuah motor sport hitam berhenti di depan Sunoo.

Sunoo menyipitkan matanya kala penglihatannya itu mulai pecah. Entahlah ini sering terjadi belakangan ini mungkin efek terlalu lelah, pikir Sunoo.

Pengemudi motor itu turun sambil melepaskan helm full face nya. "Sunoo, ngapain jam 10 malem masih kelayapan?" Ah, ternyata ia Jake.

"Ah, iya. Aku baru akan pulang Hyung." ucap Sunoo.

"De ini obatnya, harganya 3 ribu Won." ucap apoteker tadi.

"Ah, iya ini uangnya. Terimakasih." ucap Sunoo memberikan selembar uang berwarna hijau itu.

"Buat apa obat itu Noo?" Tanya Jake. "jangan-jangan lu kerja di pabrik itu lagi?" Tebak jake, yang di balas anggukan oleh Sunoo.

"Kan udah gue bilang, lu ga usah kerja part time lagi. Lu masih sekolah Noo, lagian kan Sunghoon juga kerja." omel Jake.

"Aku cuma mau bantuin Sunghoon Hyung, kasian pasti Sunghoonie Hyung cape."

Kok lu baik banget Noo? Padahal Sunghoon aja ga peduli sama lu, Batin Jake.

sebenarnya Jake  sudah lelah dengan Sunoo. Bagaimana bisa ia masih mengkhawatirkan kakaknya, padahal kakaknya saja bersikap bodoamat dengannya.

Bahkan sering kali kakaknya melakukan kekerasan fisik, tapi, Sunoo selalu menyangkal dengan. 'itu mungkin karena pengaruh mabuknya. Lagian bener juga kata Sunghoon Hyung ini semua salah aku, aku pembawa sial.' anak itu terus saja membela sang kakak.

Terkadang Jake di buat khawatir, takut-takut kesehatan Sunoo menurun. Maka, dari itu sebisa mungkin Jake selalu datang pagi-pagi ke rumah Sunoo sekedar mengantarkan makanan ataupun sekedar melongoknya.

"Dasar anak baik. Ya udah, ayo, naik Hyung antar," ucap Jake kembali memakai helm full face nya. Tapi, ia malah mendapatkan gelengan dari Sunoo.

"Cepet, badan lu butuh istirahat Noo, kasian udah di pake kerja."

"Gapapa kok Hyung, Sunoo udah biasa." tolak sunoo lagi.

"Ayo, Sunoo, sebelum gue geret lu."Jake pun mengambil ancang-ancang untuk turun.

Tapi, sebelum Jake benar-benar turun, Sunoo lebih dulu naik ke motor sport milik Jake.

"Ayo, Hyung. Sunoo ngantuk."

"Di ancem baru naik lu." ucap Jake julid, sementara Sunoo hanya terkekeh sebagai balasannya.

Jake melajukan motornya menuju rumah sunoo berada. Tak butuh waktu lama untuk kesana.

Sesampainya di pekarangan rumah, Sunoo turun tak lupa berpamitan dengan Jake begitu pula sebaliknya. Sunoo memasuki rumahnya saat keberadaan Jake tak terlihat lagi.

Sunoo pergi menuju dapur hanya untuk meminum air. Namun, rasanya perutnya masih keroncongan, segelas air saja pasti tdk cukup.

"Hm, makan apa ya? Makan nasi dengan garam saja lah." Sunoo pun meletakkan kresek obat itu, lalu menyentong nasi lantas ia menaburkan garam sebagai penyedap rasa.

Setelah makan sunoo bergegas ke kamarnya. Membersihkan diri nya, lalu bersiap untuk tidur.

"Astaga, aku lupa ada pr dari pak Ko." gumam sunoo.

Sunoo yang semula nya berbaring, kini ia berdiri berjalan menuju meja belajarnya. Disana sudah ada banyak sekali buku yang tertumpuk, menunggu untuk dikerjakan.

Sunoo pun mengerjakan tugas nya hingga selesai. Tak lupa mengerjakan tugas Haruto.

Ya anak itu, Haruto selalu saja menyuruh Sunoo mengerjakan tugasnya atau tidak haruto akan memukulinya seperti biasa. Dan lagi-lagi ia harus bergadang untuk menyelesaikan tugas-tugas itu.

Mungkin karena kelelahan beraktivitas seharian ini, Sunoo tertidur lelap dengan posisi yang tidak nyaman. Sunoo tertidur dalam posisi terduduk di kursi dan kepala yang menggunakan tangan sebagai tumpuannya.

Ketika jam menunjukkan pukul setengah dua malam, Sunoo pun terlelap dalam tidurnya. Pergi mengarungi dunia mimpi dan berharap besok akan lebih baik.


































Tbc

goodbye noo (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang