3. Anak Angkat.

5.6K 933 107
                                    

Happy reading.

Keputusan besar yang pernah aku ambil dalam hidup adalah menjadi ibu.
"Leta"

Hari senin pagi, leta sudah rapi dengan baju kantornya, jika nata lebih memilih bekerja dibawah naungan abi, berbeda halnya dengan leta, ia tidak ingin bekerja diperusahaan abi ataupun butik kinan, ia lebih memilih menekuni hobinya yang ia jadikan bisnis.

Leta tersenyum melihat tampilanya dicermin.

"Padahal anak mama kinan cantik gini, mas adem tetep aja kayak es balok" gumanya sendiri.

Leta mengambil phonselnya diatas meja lalu mengarahkan arah kaca.

Cekrek..

"Kok blur sih, salah kameranya atau memang hidup gue yang blur ya" kekehnya sendiri saat melihat hasil potretnya yang tidak jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok blur sih, salah kameranya atau memang hidup gue yang blur ya" kekehnya sendiri saat melihat hasil potretnya yang tidak jelas.

"Begini nih hidup tanpa mas adem"

"Ngehalu mulu" cibir kara, perempuan itu sudah rapi dengan baju sekolahnya.

"Sejak kapan li disono"

"Semenjak, beginilah hidup tanpa mas adem" ejek kara menirukan gaya bicara leta.

"Iri bilang bos"

"Buat apa iri, nggak ada untungnya, rugi iya" balas kara ketus dan keluar dari kamar leta.

Leta memanyunkan bibir menatap pungung adiknya itu. Leta menyambar tasnya kasar dan keluar dari kamar.

"Pagi penghuni rumah yang bijak sana" sorak leta saat sampai dimena makan.

"Pagi-pagi udah heboh" sindir nata.

"Ya kalau nggak mau heboh abang tingal dihutan aja noh"

Nata menatap leta datar ia terlalu malas menangapi adiknya itu.

"Leta langsung berangkat aja deh"

"Kamu nggak sarapan dulu, ingat ada maag" ujar kinan.

"Iya nanti aja dikantor makanya, leta berangkat dulu, assalamualaikum"

"Anak kamu mas, makin hari makin gila"

"Kalau nggak gila bukan leta namanya" jawab abi asal.

Leta keluar menuju mobil yang sudah dipanaskan mang supri.

"Udah hot belum mang"

"Udah hot kok neng"

"Ok, makasi ya, leta mau berangkat dulu"

Leta melambaikan tanganya saat mobil keluar dari pagar rumah, tidak berselang lama, mobilnya sudah terparkir rapi di depan cafe yang di berinama red velvet, sesuai namanya, menu utamanya adalah kue red velvet.

"Pagi mbak"

"Pagi gaza, udah rapi belum, kalau udah tingal buka aja" suruh leta, ia menatap orang kepercayaanya itu.

HAI MAS ADAM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang