Perubahan yang selalu aku tunggu datang bersamaan dengan rasa canduku
"Leta"
Menjelang sore, Leta sudah siap dengan Lio digendongannya, rencana mereka di sore hari adalah berjalan-jalan keliling komplek.
"Happy kan Lio jalan-jalan sore" tanya Leta pada Lio, bayi itu hanya membalas ocehan Leta dengan tawanya yang menggemaskan.
"Pagi mamer"
"Eh Leta, tumben jam segini udah dirumah?"
"Hehehe iya, ini mau ngajak Lio jalan-jalan mamer" Mata Juni beralih pada Lio.
"Ini anak siapa? Tante Leta?" Tanya Juni, ia baru melihat bayi dalam gendongan lita.
"Panjang ceritanya mamer, bayi ini Leta temuin di cafe, kasihan deh mamer, masak mamanya tega naruhnya dalam kardus tanpa baju lagi"
Jika mengingat hari dimana Lio ditemukan membuat Leta sedih sendiri.
"Uuu kasihan"
Juni yang mendengar cerita Leta iku prihatin.
"Mamer mas Adem udah pulang?"
Leta mengedarkan pandangannya melihat kedalam rumah yang kebetulan pintunya terbuka.
"Tadi sih udah, tapi barusan keluar lagi, katanya mau beli sesuatu" jawab Juni tanpa melihat Leta, ia sedang asyik mengajar Lio bicara.
"Namanya siapa Leta?"
"Untuk sekarang sih Leta kasih nama Lio mamer, soalnya waktu ditemuin dia udah ada kalung dengan inisial L" jelas Leta.
Juni mengangguk.
"Mamer, kalau Leta pinjam nama mas Adem boleh nggak?"
Seketika ide cantik muncul di otaknya, saat melihat Adam dari jauh yang berjalan santai ke arah rumahnya.
"Maksudnya?"
Juni masih belum mengerti dengan tujuan Leta.
"Namanya kan cuma Lio, kalau Leta kasih nama panjang pake nama mas Adem boleh?"
"Boleh, jadi nama panjangnya siapa?"
"Liondra Putra Adam"
Senyuman Juni mengembang, ia menatap Leta dan Lio bergantian.
"Bagus, kayak betulan anak Adam beneran" kekeh Juni.
"Hehehe doain aja oma, agar mas Adem mau sama bunda Leta" ujar Leta menirukan suara anak kecil seolah-olah Lio yang berbicara.
"Dia ma-"
"Hai mas Adem"
Sapa Leta, Juni menggelengkan kepalanya melihat Leta yang tidak bosan-bosan mengejar Adam.
"Hm"
"Dam, lihat deh ini Lio ganteng kan mirip kamu"
Adam diam beralih menatap bayi yang ada dalam gendongan Leta, pikiranku melayang entah kemana.
"Eh iya mirip lo sama papa Adam"
Leta menatap Lio dan Adam bergantian, dua pria beda usia ini memang mirip, dari mata, bentuk bibir begitu persis.
Secara tidak sadar tangan Adam bergerak memegang tangan mungil Lio.
"Hai papa"
Adam tersentak saat Leta menyebutnya dengan kata papa.
"Ka-kamu panggil a-apa?" Tanya Adam.
"Papa, Lio belum punya papa lo mas Adem, kasihan, boleh ya Lio manggil papa sama mas Adem"

KAMU SEDANG MEMBACA
HAI MAS ADAM.
Romance"mas Adem, umur leta udah 24 tahun loh mas,mas adem masih nggak mau nikahin leta" "Hm" "Ya udah, kalau mas adem nggak mau nikahin leta, leta aja deh yang nikahin mas adem, mau nggak?" seorang gadis yang mencintai anak tetanganya secara terang-terang...