35. sakit.

7.4K 1K 81
                                    

Butuh yang sebenarnya bukan tentang mengambarkan raga tapi juga peran didalamnya.
"Leta"


Leta turun dengan tergesa-gesa, ia masuk kedalam rumah mencari keberadaan rea, leta panik saat kinan memberitahu kalau rea sakit.

"Mah, gimana rea?" Tanya leta masuk kedalam kamar.

"Udah tidur, tadi panas banget, udah mama kasih obat juga, mudah-mudahan aja demamnya turun"

Leta mengusap pipi rea yang memeh.

"Kasihan banget sih kamu"

"Udah, sana kamu mandi, biar mama jagain dulu reanya"

Leta menganguk.

Tengah malam rea kembali resah membuat leta tidak bisa tidur, bayi itu akan menangis kalau ditaruh dikasur.

Sampai pagi pun leta masih mengendong rea yang sudah mulai tenang, badanya masih sedikit panas.

"Gimana mendingan?" tanya kinan

"Ini baru tidur mah, semalam nggak bisa bobok"

"Huf.. gitu kalau anak sakit, nangis terus"

"Kamu mau bawa kerumah sakit?"

"Rencana agak siangan dikit mah, biarin deh dia tidur dulu, leta juga ngatuk mau tidur"

"Sini reanya mama yang gendong, kamu istirahat aja"

Baru sebentar dalam gendongan kinan, rea sudah gelisah, mau tidak mau leta mengambil kembali rea.

"Sabar ya, mama kebawah dulu, nanti sarapan kamu mama suruh antar sama kara"

Leta menganguk.

Ceklek

"Kak, nih sarapanya" kara menaruh makanan diatas meja.

"Masih belum sehat?"

"Belum, ini tadi udah dikasih obat tapi masih aja gelisah" kawatir leta

"Ke rumah sakit aja yok"

"Ya udah, lo yang bawa mobil ya"

"Ok, bentar kara ganti baju sama mau bilang sama dydy"

Sepulang dari rumah sakit pun rea masih saja gelisah, bahkan bayi itu tetap menangis, seisi rumah dibuat panik saat bayi itu tidak mau diam, bahkan leta pun sudah ikut menangis melihat rea yang tidak bisa diam.

"Udah ta, kamu jangan ikutan nangis, nanti rea makin nangis liat kamu begini"

"Hmm apa rea rindu papanya kali kak?" Ujar kara.

Kinan, abi dan leta menatap kara, apa betul rea merindukan luka.

"Kamu ada baju luka kan, bawa sini" titah abi.

Leta naik kekamarnya mencari baju luka, ia berfikir apa iya rea merindukan luka mengigat waktu antara mereka hanya sebentar.

Leta langsung turun membawa kemeja yang sering ia peluk  kalau sedang merindukan luka.

"Nih mah"

Kinan menerima baju itu, dan menyelimutinya ke rea yang dalam gendongan abi, tidak ada yang berubah, bahkan tangis bayi itu semakin kencang.

"Nggak juga dy"

Abi pun ikut kelimpungan.

"Kita bawa lagi aja ke rumah sakit" putus abi.

"Tetep aja dy, dokter bilang rea cuma demam aja" frustasi leta.

"Terus kamu percaya sama dokter itu, anak kamu ini udah nangis kejang gini, masih mau nahan di rumah, ini pasti ada yang sakit"

HAI MAS ADAM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang