Melihat wajah mu yang diterangi cahaya bulan membuat aku lupa akan dunia ku.
"Leta"Di Gedung yang mewah itu, mata Leta tidak pernah putus dari Lio yang super aktif, bahkan Luka yang ikut memperhatikan, masih tidak cukup. Bocah itu belum lancar berjalan tapi berhasil membuat Leta kelimpungan.
"Lio jangan nak, sini sama bunda duduk"
Luka yang melihat Leta sudah lelah mengikuti langkah Lio memilih berhenti mengikutinya, Luka berdiri menggendong Lio, ia tidak tega melihat Leta yang kelelahan.
"Sini sama om, kok nakal ya sekarang?" Lio tertawa geli saat Luka menggendongnya.
"Yo ndak atal" ujarnya membela diri membuat Leta memutar bola matanya jengah, selalu saja begitu jika sudah terpojok.(Lio nggak nakal).
"Sudah jelas salah masih aja bela diri" cibir Leta.
Lio menjulurkan lidahnya membuat Leta cemberut menatap anak gantengnya itu. Luka yang menyaksikan hanya tertawa melihat keduanya.
"Hayo lo bunda marah, nanti nggak di kasih susu sapi lagi"
Wajah polos Lio seperti berpikir menatap Luka.
"Lau ndak acih cucu capi cucu pa?" Tanya Lio polos ( kalau nggak dikasih susu sapi, dikasih susu apa?)
"Dikasih susu kucing, Nanti bunda yang suruh kucing buat nyusuin kamu" jawab Leta asal membuat senyum Lio mengembang, Leta heran apa yang membuat putranya itu malah bahagia.
"Yeee minum cucu uting, uting tata ala ya bun?" Tanya Lio dengan wajah bahagianya. (Yeee minum susu kucing, kucing kakak kara ya bun?)
Luka ingin tertawa saat mendengar penuturan Lio, sedangkan Leta mengusap dadanya sabar menghadapi Lio.
"Iya, nanti tidur sama kucingnya kak Kara sambil Lio nyusu" kesal Leta.
"Udah jangan dengerin bunda kamu, orang nggak pernah nyusu sama kucing sayang" ujar Luka lembut.
Lio menatap Luka bingung.
"Tok ndak oleh?"
"Ya nggak boleh, Lio minum susu sapi aja ya"
Lio mengangguk, entah bocah itu mengerti atau tidak, Leta juga tidak mengerti.
"Lio emangnya paham?" Tanya Leta.
Lio dengan polosnya menggeleng. Leta membuang nafas kasar.
"Udah lah percuma lo ngasih tau Lio, Lio itu polos banget kelewat batas" bisik Leta pada luka
Luka hanya mengangguk.
***
Jam menunjukan angka sembilan malam, ia baru saja selesai mandi, Lio jangan ditanya bocah yang super aktif itu, dari awal sampai kerumah sudah berteriak memanggil Kara Sohib gibahnya
Baru ingin memejamkan mata, suara membahana Kinan memanggil nama Lio membuat Leta langsung duduk dan berlari menuju sumber suara, ia sangat takut terjadi apa-apa pada Lio.
"Kenapa ma? Lio kenapa?" Khawatir Leta, disana sudah ada Kinan, Abi, Nata, Kara dan Lio yang rebahan diatas kasur dengan posisi menyusu pada kucing Kara yang diberi nama ayam itu.
"Tuh liat, kelakuan anak kamu, masa dia nyusu sama ayam" tunjuk Kinan.
"Ya Allah Lio, siapa yang ngajarin sih nak nyusu sama kucing? Ini pasti ulah lo ya Kara?" Tuduh Leta.
"Enak aja, gue aja kaget pas dia bilang mau nyusu sama ayam gue, malah ayam gue pasrah aja lagi" sebel Kara
"Ngeles aja lo, Lio sini sama bunda, Lio dengar bunda ya, Lio nggak boleh minum susunya ayam, minum susu sapi aja ya"

KAMU SEDANG MEMBACA
HAI MAS ADAM.
Lãng mạn"mas Adem, umur leta udah 24 tahun loh mas,mas adem masih nggak mau nikahin leta" "Hm" "Ya udah, kalau mas adem nggak mau nikahin leta, leta aja deh yang nikahin mas adem, mau nggak?" seorang gadis yang mencintai anak tetanganya secara terang-terang...