Jika kamu marah cobalah diam sejenak dan hitung sampai tiga, agar kamu dapat menguasai diri.
"Abi"Leta duduk didepan tivi dengan rea dipangkuanya, acara cocomelon yang ditanyangkan membuat bayi itu sesekali tersenyum dan bergerak aktif.
"Kak?" Pangil kara, perempuan itu baru pulang dari latihan karatenya.
"Hn"
"Nih ada titipan buat rea" kara meletakan totebag diatas meja, leta mengerutkan dahinya.
"Dari siapa?"
"Papanya rea"jawab kara lalu mengambil rea dari pangkuan leta.
"Mas adam?" Tanya leta memastikan.
"Cieeee udah tau aja siapa orang nya, ciee" goda kara membuat leta mendengus.
"Apa sih lo" kesal leta.
"Alah sok lo kak, gue tau kali kemaren mas adam ngajak lo nikah"
"Mana ada, jangan sok tau lo, pembicaraan kayak gitu belum bisa dikatakan orang itu ngajak nikah bego"
"Masa iya" tanya kara bingung.
"Kalau nggak percaya tanya aja dydy"
Leta membuka totebag yang dibawa kara, baju bayi beserta dengan bandonya, leta tersenyum padahal adam tidak tau ukuran badan rea, tapi pria itu bisa memilihkan baju yang pas.
Leta ingat dengan penolakanya waktu itu penolakan secara halus ia kira akan membuat adam berhenti dan menyerah tapi malah sebaliknya.
Flasback on.
Leta menunduk.
"Mas, leta nggak bisa"
"Kenapa? Apa kamu udah nggak ada perasaan untuk saya?"
Leta menunduk, adam menungu jawaban itu dengan takut.
"Leta nggak tau mas, terlepas yang leta alami, leta takut menjalin hubungan lagi, leta takut kehilangan lagi, leta takut sakit lagi"
"Saya janji ta, akan memperbaiki semuanya, menjaga kamu dan rea"
Leta diam.
"WOI" ujar kara dari belakang membuat leta adam terperanjat.
Leta menatap sengit adiknya itu.
"Apa sih lo, kaget gue ogep" kesal leta.
"Hehehe sorry kak"
Kara menyengir.
"Undaaa tata" sapa lio memeluk leta. Leta tersenyum
"Hai sayang, lio dari mana?"
"Mamam aco"
"Siapa yang ngajak makan bakso pagi-pagi?"
Lio dengan polosnya menunjuk kara. Kara yang ditunjuk membuang wajahnya menghindari tatapan galak leta.
"Ayok balik, lio mau ikut bunda"
Lio menatap adam meminta izin.
"Oleh pa?"
"Boleh"
Lio yang mendapat izin, tersenyum girang, ia mengandeng tangan kara untuk berjalan lebih dulu.
"Ayo kak ala" ujarnya menarik kara.
Adam dan leta pun ikut berdiri, sampai didepan rumah adam, leta mengambil rea dari adam.
"Makasi ya mas"
"Sama-sama"
Adam menatap pungung leta yang sudah mulai menjauh, masih bayak yang harus ia katakan pada leta.

KAMU SEDANG MEMBACA
HAI MAS ADAM.
Romansa"mas Adem, umur leta udah 24 tahun loh mas,mas adem masih nggak mau nikahin leta" "Hm" "Ya udah, kalau mas adem nggak mau nikahin leta, leta aja deh yang nikahin mas adem, mau nggak?" seorang gadis yang mencintai anak tetanganya secara terang-terang...