Hujan terus turun mengguyur Tanisha yang tengah berjalan di trotoar. Dimana orang berteduh, dia lebih memilih menerobos hujan.
Tanisha berjongkok, memeluk dirinya sendiri. Rasa dingin ini belum seberapa dengan rasa sakitnya, belum seberapa dengan rasa sakit Galaksi saat dia meninggalkan pria itu.
Tanisha menatap ke sebrang jalan, di bawah halte bis itu ... Dia melihat Galaksi bersama gadis tadi. Mereka terlihat dekat.
"You might love her now, but you love me first," ujar Tanisha saat melihat Galaksi di sana.
Entah lah, mengapa begitu sakit saat Galaksi bersama wanita lain. Jika saja dia tidak pergi hari itu, seharusnya dia yang mendampingi Galaksi disana, bukan gadis itu.
Tiba tiba saja, hujan tidak mengenai dirinya, dia menoleh dan melihat seorang pria yang melindungi dengan payung nya.
"Gw tau rasanya ngelihat orang yang kita suka lagi sama orang lain," ucap pria itu kepada Tanisha.
Tanisha sontak berdiri di buatnya, dia langsung menatap pria itu lekat. Siapa pria ini, mengapa dia datang dan melindungi Tanisha dari hujan.
"Kamu siapa?" Tanya Tanisha kepada pria itu.
"Gw Alan, jurusan Arsitektur. Tadi gw lihat lo di taman belakang, maaf ... Gw gak bermaksud buat lo malu," ujar Alan sambil menggaruk tengkuknya.
"Oh ... aku Tanisha. Makasih untuk payung nya," ujar Tanisha sambil tersenyum kecil.
"Iya ... Gw tadi gak tega aja lihat lo kedinginan sambil ngelihat ke sebrang. Ngomong ngomong cowok yang lo lihat itu siapa?" Tanya Alan kepada Tanisha yang tengah memeluk dirinya sendiri.
"Dia ... Mantan pacar aku. Kami putus karena hubungan aku sama dia gak di restui sama mendiang Mama," ujar Tanisha sambil tersenyum getir.
"Sabar ya. Gw juga pernah ngerasain nya, beda nya gw sama dia gak sampe pacaran, karena Mama nya sadar gw suka sama anaknya," ujar Alan sambil tersenyum kecil juga.
Hujan berhenti, Tanisha langsung mengulurkan telapak tangan nya. Tak ada lagi tetes hujan, dan di sebrang sana juga sudah tak terlihat pria itu.
"Ngomong ngomong makasih, aku pulang dulu," ujar Tanisha sambil mengulum senyum kecil.
Dia langsung berjalan pergi meninggalkan pria itu yang tampak masih menatapnya lekat dengan senyuman nya.
Tanisha terus melangkahkan kakinya di trotoar. Di sekelilingnya banyak pasangan muda yang masih berjalan bersama di bawah payung masing-masing.
Memang langit masih enggan menunjukkan matahari nya, tetapi dia sudah membawa pergi hujan badai nya.
Rasanya seperti kisah Tanisha, hujan badai atau konflik itu sudah pergi, hanya saja belum memperlihatkan matahari nya, atau bisa di bilang akhir indah nya.
Tanisha terus berjalan, sampai dia melihat sebuah mobil yang tak asing berhenti di depannya.
Ternyata itu adalah supir pribadi nya. Dengan segera gadis itu masuk dan duduk kursi belakang.
Mobil melaju melintasi jalan raya dengan tujuan kembali ke rumah Tanisha.
.....
Tanisha duduk di dekat jendela kamarnya, dengan secangkir teh hangat yang menemani sore nya.
Pemutar musik memutar musik berjudul Happier oleh Olivia Rodrigo. Rasanya lagu galau sangat tepat untuk menjelaskan perasaan hati nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talaksi (END) (GHS GEN 2)
Teen FictionTanisha dan Galaksi yang entah bisa menyatu. ini menceritakan tentang Tanisha, gadis yang selalu mengejar cinta nya Galaksi yang dingin dan misterius. Tanisha, si gadis dengan banyak jepitan bewarna warni di rambutnya sehingga menambah kesan cerah...