27. pembalasan si masa lalu

15 1 0
                                    

"GALAKSI!" Panggil Livia kepada Galaksi yang sudah berjalan jauh di depan sana.

Pria yang namanya merasa dipanggil itu berbalik dan melihat Livia yang memanggil nya.

Tampak gadis itu berjalan mendekati nya.

"Lo mau kemana? Kok buru buru banget?" Tanya gadis itu kepada Galaksi yang berhenti sejenak itu.

"Gw ada keperluan, lo gak perlu tau," ujar Galaksi sebelum akhirnya pergi meninggalkan gadis itu dengan penuh pertanyaan yang bersarang di kepala nya.

Terlihat pria itu langsung menaiki sebuah taksi dan pergi menghilang begitu saja. Ada perasaan tak mengenakkan yang timbul di benak Livia.

....

Galaksi berjalan melewati jalanan sepi, tak banyak orang disana. Lalu dia melihat sebuah gerbang yang menjulang tinggi kelangit.

Pria itu masuk dan berhenti kala melihat sebuah bekas pabrik tua yang tak terawat di depannya.

Tak hanya itu, dia melihat seorang pria. Pria yang memiliki kenangan buruk dengan nya. Pria yang membuat nya di keluarkan dari sekolah.

"Gw kira lo gak datang," ujar pria itu sambil tersenyum miring. Dia menghembuskan asap rokok dari mulutnya, kemudian membuang puntung rokok itu.

"Mana Genta?" Tanya Galaksi tenang.

"Gimana yah ... Foto yang gw kirim itu sebenarnya foto lama," ujar pria itu sambil tersenyum miring dan tertawa kecil.

"Gw gak perduli, mau itu foto lama ataupun foto baru. Sekarang dimana Genta?!" Gertak Galaksi dengan nada tinggi.

"Genta udah mati. Teman busuk lo itu udah nyatu sama tanah," jawab pria itu dengan senyuman miring.

"Mati?! Maksud lo apa, anj*ng!" Gertak Galaksi sambil membantingkan tas nya ketanah.

"Calm down, bro. Lagian lo senang kan? Si pengkhianat dalam hidup lo itu mati? Gak sia sia juga gw nyiksa dia," jawab pria itu dengan tenang dan itu membuat Galaksi marah.

"MAKSUD LO APA?! LO YANG NGEBUNUH DIA?!" Teriak Galaksi tak tertahankan.

Galaksi berlari, kemudian menerjang pria itu dan memukuli nya dengan brutal. Tampak pria itu berusaha menangkis pukulan dari Galaksi.

Pertarungan hebat terjadi di antara mereka, Galaksi tampak tanpa henti memukul pria itu, dan pria itu tak segan juga untuk membalas semua nya.

"KENAPA LO BUNUH GENTA!" Gertak Galaksi sambil terus memukul pria itu tanpa henti dengan semua emosi yang di lepaskan nya.

"KARENA GW BENCI SAMA LO!" Jawab pria itu tak kalah kuat dari gertakan Galaksi.

"KALO LO BENCI SAMA GW! KENAPA HARUS GENTA YANG LO BUNUH!" Balas Galaksi dengan emosi yang sudah membara.

"GARA GARA LO NOLAK KETEMU SAMA CECIL! PADAHAL HARI ITU HARI TERAKHIR CECIL HIDUP!" Gertak pria itu membuat Galaksi menghentikan pukulannya terhadap pria itu. "Cecil ... Dia punya penyakit langka! Dia suka sama lo! Lo gak mau ketemu sama dia, padahal itu hari sebelum dia operasi! Gw benci sama lo! Gw kehilangan saudari kesayangan gw! Dan lo juga harus kehilangan teman kesayangan Lo!"

Galaksi terdiam mendengar penuturan pria itu. Cecilia Sierra, gadis yang menyukai Galaksi dulu, sehingga membuat Galaksi muak karena gadis itu sampai membully orang lain hanya karena ada gadis lain yang menyukai Galaksi.

Cara gadis itu menyukainya salah, itulah yang membuat Galaksi mengacuhkan nya. Tetapi Galaksi tak tau jika saat gadis itu mengajak nya untuk bertemu adalah kali terakhir mereka bertemu.

Dan tentang Genta. Dulu pria itu adalah orang yang dekat dengan Galaksi sedari mereka duduk di bangku kelas 1 SMP. Tetapi tak di sangka, saat pertengkaran antara Galaksi dan Senja hari itu, Genta malah berpihak kepada Senja, dan sekolah memutuskan untuk mengeluarkan Galaksi.

Semenjak itu Galaksi tak memercayai satu ikatan yang dinamakan teman itu. Tetapi entah kenapa mendengar Genta sudah tiada membuat nya marah.

BUGH!

Tanpa Galaksi sadari, Senja ... pria yang bertengkar dengan nya sekarang ini memukul nya dengan sebuah balok kayu yang entah dari mana asalnya.

BUGH!

BUGH!

Brak!

Brak!

Itulah yang terdengar saat ini, pria itu memukuli Galaksi dengan brutal. Galaksi tak bisa berbuat apa apa sekarang, darah mengalir dari kepala, hidung, dan mulutnya sekarang ini.

"Mati lo! Gw benci! Benci sama lo! Lo ngebuat hari terakhir adek gw hampa! Gw benci!" Gertak Senja. Pria itu tampak puas memukuli Galaksi yang sudah tak berdaya.

"Woi! Lo ngapain tol*l! Gak sampe buat dia mati juga! Balas dendam ya balas dendam aja! Jangan di bunuh!" Teriak seorang yang baru saja datang dan menarik Senja menjauh.

"LEPASIN GW! DIA HARUS MATI!" Gertak Senja sambil terus berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan pria itu.

"Woi! Senja! Sadar! Dia gak NGEBUNUH! Dia cuma gak bisa nurutin permintaan terakhir adek lo!" Teriak pria yang Galaksi ingat bernama Gesang.

Senja tampak terdiam, dia menatap Galaksi yang sudah tak berdaya itu dengan banyak darah yang mengalir di sekitarnya.

"Telepon ambulance, Der!" Teriak Gesang kepada pria satu lagi yang baru saja datang.

Tampak pria yang bernama Derio itu terkejut melihat kejadian di depannya itu. Tanpa basa basi dia langsung menelpon ambulance.

"Senja! Lo mau sampe kapan begini! Sadar! Cara ini bukan nya ngebuat Cecil tenang disana! Dia makin sedih tol*l!" Ujar Gesang kepada Senja yang masih menatap kearah Galaksi.

Tak lama sebuah ambulance datang dan segera mengangkut Galaksi dan menidurkan tubuh lemas Galaksi di brankar.

Tak lama terlihat sebuah mobil polisi yang ikut menahan Senja. Derio yang menghubungi polisi.

"Gw gak bisa ngebiarin lo. Maaf, Ja," ujar Derio saat Senja yang langsung ditahan oleh pihak kepolisian karena tindakan kekerasan yang di lakukan nya.

.....

Tanisha yang sudah di perbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit setelah beberapa jam beristirahat di rumah sakit untuk pemulihan sementara alergi nya.

Tanisha berjalan beriringan dengan Papa nya. Senang rasanya saat melihat Tanisha sudah kembali sehat, walau beberapa jam yang lalu gadis itu tak sadarkan diri.

Saat melintasi lorong, pandangan Tanisha tak sengaja menatap brankar yang di dorong oleh beberapa perawat disana. Diatas brankar itu terlihat Galaksi yang sudah sangat mengenaskan dengan banyak darah.

"Galaksi?!" Ujar Tanisha saat melihat pria itu yang tak sadarkan diri.

Papa nya yang melihat itu juga langsung terkejut kala melihat pria itu dalam kondisi mengenaskan.

Dengan segera Tanisha mengejar perawat yang mendorong brankar yang digunakan untuk mengangkut Galaksi menuju IGD.

"Galaksi?! Kamu kenapa?!" Teriak Tanisha sambil berlari beriringan di sebelah Galaksi yang sedang diantara sadar atau tidak.

"Tan ... Maafin gw," ujar pria itu samar samar membuat Tanisha menangis tak karuan.

"Kamu ngomong apa! Maaf apa?! Galaksi, kenapa kek gini?!" Teriak gadis itu sebelum akhirnya perawat itu membawa pria itu masuk kedalam UGD.

Talaksi (END) (GHS GEN 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang