2. tentang Galaksi

52 5 0
                                    

"kesedihan yang kamu miliki jangan sampai orang lain juga merasakan nya"

••••••••••

Galaksi Reano, biasa di panggil Galaksi. Pria irit bicara dan misterius, semua orang tak tau apa yang di sembunyikan oleh pria itu.

Dia hanya pria biasa yang menyimpan banyak rahasia tersendiri. Tak pernah mengungkapkan pada siapapun, dan tak pernah perduli dengan yang namanya Cinta Ataupun teman.

Menurutnya Cinta itu hanya kebohongan dunia, tak ada Cinta yang bagus menurut nya, semua tentang cinta itu hanya lah sebuah bualan belaka.

Dia menganggap pasangan kekasih itu, layaknya dua orang yang saling terbodohi satu sama lain, berbohong satu sama lain.

Cinta itu tak pernah ada.

Teman menurut nya hanyalah kumpulan orang bodoh yang saling menghianati satu sama lain.
.
.
.
.
.
.
Pukul setengah sepuluh malam.

Prang!

Galaksi baru saja membuka pintu rumah nya, dan mendengar suara barang barang pecah, dan jatuh.

Dia sudah biasa mendengar ini, mendengar pertengkaran dari kedua orang tuanya yang tak akan pernah habis.

Galaksi menghela nafasnya dan mulai berjalan masuk tanpa memedulikan dua orang yang tengah bertengkar itu.

Dia melewati satu ruangan. Ruangan bernama Niara Agriana.

Lagi lagi suara suara haram itu terdengar dari dalam sana. Niara itu Kakak perempuan Galaksi. Dia menjual dirinya kepada pria pria berhidung belang di luar sana dan mendapatkan banyak uang.

Galaksi memukul pintu kamar kakak nya itu dengan maksud agar dia tidak berteriak sekencang itu.

Galaksi terus berjalan  sampai memasuki kamarnya, dia langsung menutup rapat-rapat pintu kamar nya dan melempar asal tas nya.

Galaksi langsung melepaskan sepatu nya dan menjatuhkan tubuh nya diatas tempat tidur nya. Galaksi merentangkan tangannya dan menatap langit langit kamarnya.

Bruk!

Bruk!

Bruk!

Suara gedoran pintu kamar terdengar. Galaksi langsung berjalan dan membuka pintu kamar nya.

Terlihat seorang pria yang sepertinya lebih tua dari Galaksi menatap kearah nya.

"Apa," tanya Galaksi kepada pria di depannya dengan nada datar.

"Mana duit," ucap pria itu sambil menyodorkan tangan nya kearah Galaksi.

"Gw gak punya duit," jawab Galaksi datar dan hendak menutup pintu kamar nya tetapi di tahan oleh pria itu.

"Lo pikir gw ga tau kalo lo bohong! Mana duit! Gw perlu duit! Gw mau minum!" Ucap nya sambil menggertak Galaksi.

"Lo minta sama adek cewek lo," ucap Galaksi datar kearah pria itu.

"Galaksi! Lo mulai ngelawan sama Abang lo! Hah! Mana duit lo! Gw ini sodara lo!" Gertak pria itu kepada Galaksi.

"Sejak kapan lo jadi Abang gw? Memang gw pernah bilang Abang sama lo?" Ucap Galaksi datar sambil menatap sinis kearah pria yang merupakan Abang nya itu.

"Adek ga tau diri!" Gertak nya kepada Galaksi.

"Lo yang gak tau diri," ucap Galaksi kepada abangnya itu.

Galaksi membanting pintu kamarnya kemudian menguncinya. Bahkan gedoran pintu dari abang nya tak pernah ia hiraukan.

Tok ... Tok ... Tok.

Galaksi mendengar suara ketukan pintu dari luar. Jengah sudah rasanya. Dengan segera Galaksi berjalan kearah pintu nya dan dengan terpaksa membuka pintu kamar nya.

"APALAGI SIH, AL! GW BILANG GW GAPUNYA DUIT!" Gertak Galaksi, tetapi dia tak melihat pria itu di depannya.

Galaksi sedikit menunduk dan melihat gadis berusia tujuh tahun tengah memegang bonekanya sambil menatap pria itu.

"Jeje? Kenapa?" Ucap pria itu sambil berjongkok dan menatap gadis kecil bernama Jeana Kinaya.

"Kak ... Jeje takut, Jeje liat Mama sama Papa pukul pukulan," ucap gadis kecil itu yang merupakan adik dari Galaksi.

Galaksi memiliki Abang dan Kakak yang merupakan Kembar, dan satu adik perempuan yang berusia tujuh tahun, dan mereka empat bersaudara.

Jeje bukan adik kandung Galaksi, melainkan anak dari Papa nya bersama selingkuhan nya.

Abang dan Kakak nya tidak pernah menyukai Jeje, menurut mereka, Jeje lah penyebab keluarga mereka sehancur seperti ini.

Hanya Galaksi yang perduli terhadap gadis kecil itu. Awalnya Galaksi tak menyukai gadis kecil itu, tetapi dia merasa kasihan kepada gadis kecil itu, akhirnya sampai sekarang dia menyayangi gadis kecil itu.

"Jeje mau sama kakak," ucap Jeje sambil menatap sendu kearah Galaksi.

"Jeje ... Jeje kan punya kamar sendiri, kenapa gak tidur sendiri aja," ucap Galaksi kepada Jeje.

"Jeje takut, Jeje takut sama suara Mama Papa, Jeje takut suara pukul pukulan," ucap gadis itu sambil memeluk tubuh Galaksi.

Dengan pasrah Galaksi menuruti permintaan gadis kecil itu. Dia langsung membawa gadis kecil itu masuk kedalam kamarnya.

Galaksi merasa kasihan dengan adik tirinya itu, Ibu nya sudah pergi entah kemana, dan ayahnya membencinya. Tidak jauh berbeda rasanya dengan Galaksi sendiri.

Gadis kecil itu merebahkan tubuhnya di sebelah Galaksi sambil menatap wajah Galaksi.

"Kakak ... " Panggil Jeje kepada Galaksi.

"Hm?" Sahut Galaksi saat gadis kecil itu memanggil dirinya.

"Tiap malam Jeje dengar suara teriak dari kamar kak Niara, suaranya aneh, Jeje takut dengar nya," ucap Jeje kepada Galaksi.

"Kalau Jeje dengar suara kayak gitu tutup aja telinga Jeje, gausah di dengar," ucap Galaksi menjawab pertanyaan adik kecil nya itu.

"Tapi, pas Jeje tanya sama Kak Niara, kata nya nanti pas Jeje besar Jeje bakal kayak gitu juga. Memang iya?" Ucap Jeje polos.

"Gak. Jeje gak akan gitu," jawab Galaksi datar.

"Hm ... Kenapa tiap hari ada aja laki laki masuk kedalam kamar kak Niara? Terus pulang nya pagi?" Tanya Jeje lagi.

"Biarin aja, terserah dia," ucap Galaksi datar.

"Yaudah. Oh, ya Kak. Kata bu guru, uang sekolah Jeje belum di bayar dua bulan, kata bu guru paling lama di bayar hari Kamis, kalo enggak, Jeje gak boleh sekolah lagi," ucap Jeje kepada Galaksi.

Galaksi baru ingat, dia belum membayar SPP Jeje dua bulan terakhir. Dia juga belum mendapatkan pekerjaan, bagaimana cara membayar nya.

"Kalau Kakak gak punya duit, Jeje gausah sekolah aja," ucap gadis kecil itu dengan lirih.

"Enggak, Jeje. Jeje harus tetap sekolah. Biar kakak cari duitnya," jawab Galaksi sambil mengelus rambut gadis kecil itu.

Jeje mengangguk, dia langsung memeluk erat boneka nya lalu tertidur dengan lengan Galaksi yang menjadi bantal nya.

Galaksi menatap wajah adiknya itu, dia tidak pernah keberatan untuk membiayai adiknya itu. Biar dia satu satunya orang yang menyayangi adiknya itu.

Galaksi akan menyayangi gadis kecil itu, dia tidak akan membiarkan siapapun membuat adik kecil nya itu menangis hanya karena hal sepele.

Gadis ini tidak pernah bersalah, orang tuanya lah yang bersalah karena melahirkan nya kedunia kejam seperti ini.

Galaksi yang akan berada di depan untuk selalu membela adik kecil nya, dia yang akan menjadi tameng untuk adik kecil nya sampai dia memperoleh kebahagiaan nya.

Talaksi (END) (GHS GEN 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang