18. The Greatest Empire

3.1K 677 61
                                    

"Yang Mulia." Nik menundukkan wajah, menyapa pria nomor satu dari Enderville.

"Nik, putraku." Tertius von Serguel menepuk bahu Nik. "Bagaimana kondisimu?"

"Saya sudah baik-baik saja, Yang Mulia." Nik mempersilakan Tertius untuk duduk, meminta pelayan menyajikan hidangan. "Anda tidak perlu repot datang kemari."

"Kau adalah jenderal terbaik dari Enderville. Mana mungkin aku tidak datang berkunjung di saat kau baru saja selamat dari maut?"

Nik tersenyum kecil. Hubungannya dengan Tertius sangatlah baik. Sewaktu pertama kali tiba di Enderville, Nik tak lebih dari bocah lusuh menyedihkan yang bertahan hidup dengan mengandalkan belas kasih penduduk setempat. Setidaknya hingga ia bertemu Tertius, kaisar yang sejak awal sudah menaruh ketertarikan terhadapnya.

Karena Nik berbeda. Ia adalah seorang Vjërdam. Ia adalah bocah yang berhasil melarikan diri dari negeri kejam dengan sistem strata tak masuk akal. He was a survivor. Tertius membawa Nik ke istana, memberikan pendidikan yang layak serta melatihnya menjadi seorang tentara. Tertius memberi Nik harapan, bahwa takdir seseorang tidak ditentukan dari rahim siapa ia dilahirkan.

Bagi Nik, Tertius adalah seorang ayah.

"Aku akan kembali ke Enderville malam nanti, Nik. Aku akan membawa serta Lucas."

Nik mengangguk. "Saya mengerti. Have a safe trip, Your Majesty."

"Nik, kau tahu kegundahanku. Tinggal menghitung hari sampai ajalku menjemput."

"Yang Mulia .."

"Kyle, anak tidak berguna itu sudah menerima ganjarannya. Kini hanya tersisa Willard dan Lucas." Tertius menghela napas berat. "Willard, anakku yang malang. Sejak kecil, dia sudah dilatih untuk menjadi pewaris takhta. Semua orang melihatnya sebagai sosok sempurna. Namun kau tahu lebih dari siapa pun, Willard mengidap penyakit mematikan yang dapat merenggut nyawanya sewaktu-waktu."

"Pangeran Mahkota akan berumur panjang, Yang Mulia."

"Lucas .. kau tahu dia tidak pernah memiliki ambisi untuk menempati takhta. Dia mencintai statusnya sebagai tentara. He's a rebel. Posisi kaisar tidak akan cocok untuknya."

Nik tahu ke mana arah pembicaraan Tertius.

"Karena itu, Nik," Tertius menatap Nik serius, "apa kau benar-benar tidak memiliki ambisi untuk menggantikanku, menjadi orang nomor satu di Enderville?"

Napas Nik tertahan. Budak sepertinya .. memiliki kesempatan untuk menjadi penguasa dari kekaisaran terbesar di dunia.

"Apa jawabanmu, Nik?"

"Yang Mulia, saya tidak pantas," jawab Nik hati-hati. "Anda tahu asal-usul saya."

"Nik, Enderville bukanlah Vjërdam. Kami tidak mendiskriminasi seseorang hanya karena status kelahirannya. Yang kuat akan menempati posisi teratas, tidak peduli dari rahim siapa dia dilahirkan." Tertius memberi sorot layaknya seorang ayah kepada anaknya. "Aku tidak peduli kepada siapa takhta kekaisaran akan jatuh, asal orang itu dapat menjaga kejayaan Enderville. Kau, Nikolai Lucretius, adalah kandidat paling pantas."

Nik pernah menganggap bahwa berada di titik teratas adalah tujuan hidupnya. Namun apa gunanya menjadi kaisar jika ia tidak bisa bertemu lagi dengan tikus kecilnya?

"Anda terlalu menyanjung saya, Yang Mulia. Terima kasih. Namun saya harus menolak tawaran mewah itu."

"Kenapa demikian?"

On the Land of SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang