31. Still About Us

2.4K 418 34
                                    

cerita ini hanya fiktif belaka. jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. beberapa peristiwa sejarah hanyalah fiksi yang tidak bermaksud menjatuhkan pihak manapun.


.


Ileana mungkin sudah benar-benar gila. Namun di sinilah ia berada—tepat di depan ruang kerja milik Djavion. Ia menarik napas panjang sebelum memberanikan diri untuk mengetuk pintu, disusul dengan meraih handle, menghitung mundur dalam hati sebelum mengerahkan tenaga untuk—

Ups.

Seseorang sudah lebih dulu membuka pintu dan tanpa dapat dicegah, Ileana jatuh tersungkur ke ubin berbahan marmer yang dingin.

"Jee, are you okay?" Suara lembut seorang wanita terdengar. Wanita itu membantu Ileana berdiri. "Ah, kamu pasti sekretaris baru Djavion, ya?"

Ileana masih terlalu terkejut untuk memproses segalanya.

"She's just a guest. See you on dinner, Hun." Langkah sepatu Djavion terdengar. Pria itu mengecup kening Yuella Naraja sebelum mempersilakan sang aktris papan atas meninggalkan ruangan. "Maaf atas ketidaknyamanannya, Nona. Kemunculanmu terlalu tiba-tiba."

Ileana masih membeku di tempat. "Kalian .. berpacaran?" Entah setan jenis apa yang merasuki Ileana sehingga berani mengutarakan pertanyaan berkonotasi kepo itu.

Sekalipun terlihat heran, tapi Djavion tetap menjawab, "My fiancée, to be precise."

Seperti ada timah panas menembus jantungnya. Ileana tidak mengerti kenapa. Mungkinkah ia jatuh cinta pada pandangan pertama seperti yang kerap terjadi di film-film? Namun mengapa rasanya sesakit ini?

"O-oh," balasnya terbata. "Maaf mengganggu waktumu." Cepat, Ileana segera membalik tubuh dan berancang-ancang untuk bergerak menjauh, tapi lengannya sudah lebih dulu ditahan oleh Djavion.

"Kamu menghabiskan empat menit saya yang berharga hanya untuk ini?"

Ileana mengerjapkan mata gugup. "Maaf."

Djavion melepas cengkeramannya, menyelipkan tangan ke dalam saku celana. "Are you okay? Kamu terlihat pucat dan sikapmu sedikit aneh."

Apa dirinya baik-baik saja? Tidak. Tidak setelah ia membaca surat lapuk dari ratusan tahun lalu itu. Tidak setelah ia mendapat perasaan kuat bahwa dirinya memiliki korelasi dengan Altanna Eustashe. Tidak setelah intuisinya mengatakan bahwa ia dan Djavion .. entah bagaimana terikat dalam hubungan aneh yang tak mampu ia jelaskan dengan kata.

"Is it only me?" Orang-orang selalu mengatakan bahwa Ileana adalah tipe yang terlalu jujur dalam mengutarakan perasaannya.

"Apa?"

"There is something going on between us."

Kening Djavion mengerut dalam. "Pardon? Ms, we just met—"

"I know!" potong Ileana frustasi. "Dan itu yang membuatku nyaris gila! Fakta bahwa kita baru saja bertemu di museum beberapa hari lalu membuatku meragukan kewarasanku sendiri! Wajahmu .. wajah itu selalu muncul dalam tidurku. Tidak ada penjelasan masuk akal kecuali kamu menggunakan pelet—"

"Kamu menuduh saya menggunakan pelet?"

"Bukan itu intinya!"

"Jelas itu intinya. Jika rumor konyol ini tersebar, bukan hanya nama saya yang akan tercoreng, Nona. Perusahaan yang menopang ratusan ribu tulang punggung ini juga akan terkena imbasnya."

On the Land of SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang