TS|| part 25

30.2K 3.7K 577
                                    

Tiba hari dimana yang ditunggu-tunggu oleh keluarga besar kedua belah pihak. Hari ini suasana digedung akad dan resepsi sudah dipenuhi oleh para tamu undangan,hanya keluarga,sahabat dan beberapa orang-orang penting saja yang hadir dalam acara ini.

Suara riuh terdengar ketika seorang gadis cantik melangkah menuruni anak tangga sembari menggandeng seorang pria tampan dengan jas hitamnya.

Belva berjalan tampak seorang putri yang berjalan sembari mengandeng lengan Gevan. Meski sedikit kesal karena hal ini dipaksa oleh Gevan,tapi mau tak mau hari ini Belva harus menyingkirkan sifat keras kepalanya lebih dulu.

Mereka berjalan menuruni anak tangga,kemudian berjalan diatas karpet merah dan menuju ke arah kursi yang sudah disediakan.

Terlihat Arel tersenyum senang melihat putrinya yang tampak sangat cantik memakai gaun putih, begitupun juga Rena,wanita itu menangis haru melihat putrinya yang sudah sampai dititik pelaminan diusia nya yang sangat muda.

"Cepatan bisa gak om?" ujar Belva lirih.

"Mau ngapain?" tanya Gevan.

"Pegel kaki saya kelamaan berdiri." ujar Belva membuat Gevan berdecak sebal.

Sesampainya di kursi yang sudah diisi oleh para saksi, penghulu dan ayah Belva. Gevan langsung menarik kursi kosong dan mempersilahkan Belva untuk duduk.

Setelah itu,Gevan pun mendudukkan dirinya di kursi kosong yang berada di samping Belva.

"Hai pak penghulu,ketemu lagi sama saya." ujar Belva begitu antusias ketika melihat seorang pria yang sebelumnya pernah dia lihat pada akad pertama.

"Oh ini yang kemarin salah orang," ujar pak penghulu sembari terkekeh.

"Bukan salah orang pak,tapi salah dia," ujar Belva sembari menunjuk ke arah Gevan.

"Gak usah tengil,duduk diem." ujar Gevan ketus membuat Belva langsung memasang wajah datar.

Arel menatap putrinya sembari tersenyum,dia benar-benar tidak percaya kalau hari ini anak gadisnya itu menikah.

"Mas,saya gak percaya kalo anak tengil ini udah mau nikah," ujar Sean,om Belva yang hari ini menjadi saksi untuk pihak Belva.

"Saya juga." jawab Arel sembari terkekeh.

"Yasudah bisa kita mulai?" tanya pak penghulu.

"Bisa," ujar Gevan dan Belva yang kebetulan menjawab bersamaan.

"Saya akan menikahkan langsung putri saya," ujar Arel dan langsung menjulurkan tangannya ke arah Gevan.

Gevan mengangkat tangannya dengan gemetar, kemudian pria itu langsung meraih tangan sang ayah mertua yang berada dihadapannya.

"Gak usah tremor,saya gak gigit, jangan salah ucap. Buktikan kalo kamu siap meminang putri saya," ujar Arel membuat Gevan mengangguk.

Belva hanya bisa menyimak hal itu, sesekali dirinya tersenyum manis ke arah Neona yang sudah duduk di kursi tamu bersama Zoundra dan kedua temannya.

Dimana Arion?- batin Belva.

Suasana mendadak hening ketika Arel sudah mengangkat mic nya dan sudah menggenggam tangan Gevan yang sejujurnya pria itu juga sedang menenangkan dirinya agar tidak panik.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Gevandra Aksara Franzich bin Johandra Franzich dengan putri saya Belvana Anaira Aquella binti Arelino Wiratama,dengan mas kawin uang tunai sebesar 500 juta rupiah,emas seberat 200 gram,1 unit mobil,1 buah rumah dan 2 unit mesin es krim dibayar tunai." 

Seluruh mata terbelalak mendengar mas kawin yang diucapkan tadi,bukan uang dan emas yang menjadi perhatian mereka melainkan tersisip 2 unit mesin es krim disana.

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang