TS|| part 51

22.5K 3.5K 1.3K
                                    

Haii

Apa kabar kalian hari ini?

Masih stay tune?

Jangan lupa vote dan komennya^^

Happy reading and enjoy 🌻

*************************
















Suasana pagi hari dimulai dengan keributan di dalam kamar pasangan suami istri yang sedang berada di kamar mandi, Gevan yang tidak tau harus berbuat apa melihat Belva mual-mual hanya bisa panik dan berusaha menenangkan istrinya itu.

Pria itu memijat tengkuk leher Belva secara perlahan sembari mengusap punggung wanita itu, ini adalah hal pertama yang Gevan saksikan secara langsung melihat betapa sulitnya ibu hamil di trimester pertama.

"Om Gevan mual!!" pekik Belva membuat Gevan kalang kabut.

"Ya ya saya harus gi--"

"Nggak usah saya-saya bisa?! Kalau masih formal terus jangan salahin El kalau nanti Baby G manggil situ kakek!!"

"Ya oke say-- aku minta maaf, sekarang gimana udah enakan?" tanya Gevan.

Huek huek huek

Gevan mengikat rambut Belva secara perlahan agar tidak menghalangi wajah wanita itu, jujur Gevan sangat tidak tega melihat orang yang cinta merasakan hal seperti ini.

Menurutnya hal wajar jika ibu hamil merasa mual-mual, namun hal yang membuat tidak wajar menurut Gevan adalah mereka berada di dalam kamar mandi sudah hampir satu setengah jam.

"Kok bisa kayak gini sih El?"

"Nggak usah pura-pura polos!! Om Gevan yang bikin El kayak gini, kalo kata Sandra gara-gara ada kecebongnya Om Gevan disini," ucap Belva sembari memegang perutnya.

Bibit unggul emang beda, emaknya ngegas mulu tiap ditanya- batin Gevan.

"Iya gimana orang udah jadi, lagian lucu tau El kalo punya baby sendiri daripada liatin anak orang terus mending punya sendiri kan?"

"Terserah!!"

"Jangan ngegas mulu dong, oh atau ayang mau sesuatu? Bilang aja, buat nasi goreng tanpa nasi?"

"El mau ikan goreng pakai selai kacang, tapi Om Gevan yang makan."

Gevan membelalakkan matanya saat mendengar ucapan Belva, bagaimana bisa dirinya terkena sasaran dunia pengidaman Belva yang menurutnya sangat aneh luar biasa, baru mendengar nama selai kacang saja dirinya sudah tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti setelah memakan hal itu.

"Eh iya lupa, Om Gevan kan benci selai kacang."

Gevan tersenyum dengan hal itu, ternyata istri dan calon anaknya sangat mengerti bahwa pria itu sangat membenci selai kacang alhasil sekarang dirinya merasa lega karena Belva pasti tidak akan menyuruhnya memakan hal tersebut.

"El mau Om Gev---"

Belum Belva menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba perutnya kembali merasakan mual. Gevan mendadak panik saat wajah Belva beralih ke wastafel dengan tubuhnya yang mulai melemas, bagaimana tidak lemas jika Belva terus-menerus mual hampir selama satu setengah jam.

"Baby G , jangan bikin Bunda sakit ya nak. Udah yuk kasihan Bunda nya lemes, kalau mau apa-apa kasih tau aja ke Ayah jalur komunikasi lewat Bunda mu oke?" ujar Gevan dengan tangan yang mengusap-usap perut Belva perlahan.

"El capek, pusing juga." tutur Belva sembari memeluk pinggang Gevan dari samping dan menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya itu.

"Pusing? El belum sarapan, kita sarapan dulu ya?" tawar Gevan dan dibalas gelengan kepala oleh Belva.

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang