Happy reading all^^
Jangan lupa voment yaaa:)Next part kuy^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Dengan rasa kesal akibat ulah Gevan, gadis itu pun menghentak hentakan kakinya saat melangkah masuk ke dalam rumah. Tanpa rasa sabar ingin memarahi Gevan, Belva langsung membuka pintu secara kasar.
Setelah dirinya sudah menapakan kakinya di dalam rumah, dirinya langsung berteriak mencari keberadaan Gevan.
"Om!!!!" Teriaknya.
Namun tak ada jawaban dari orang yang dia panggil, karena masih merasa kesal Belva pun berteriak lagi.
"Om!!!"
Tiba tiba saja seseorang yang panggil pun muncul, tapi ada satu hal yang membuat Belva terkejut.
"Ma--mamah?" Paniknya.
Rena berjalan ke arah Belva sembari berkacak pinggang, sedangkan pria dibelakang nya sudah memasang raut menahan tawanya. Belva benar benar sudah dibuat kesal setengah mati oleh pria itu, bagaimana jika Gevan mengadu kalo dia masih berpacaran dengan Arion.
"Siapa yang kamu panggil om?" Tanya Rena membuat menelan ludahnya kasar.
"Engg--enggak siapa yang manggil om," Ujarnya beralasan.
"Coba tanyain mah, dia tadi pulang sama siapa?" Sambung Gevan memperkeruh suasana, membuat Belva benar benar ingin menghilang begitu saja rasanya.
"Loh emang dia pulang sama siapa? Sama Gevan kan?" Tanya Rena pada Gevan.
Belva yang mengedip-ngedipkan mata berusaha mengode Gevan untuk mengiyakan, dari pada nanti masalah menjadi tambah runyam akibat ulah Gevan yang benar benar menyebalkan menurut Belva.
"Kenapa kedip kedip? Cacingan kamu?" Tanya Rena membuat Belva langsung menggelengkan kepalanya cepat.
Awas aja kalo bilang, gua kunciin dia tidur di luar bodo amat!! - batin Belva menahan kesal.
"Dia pulang sam---"
Belum Gevan menyelesaikan ucapannya, tiba tiba suara dari arah luar berhasil menyelamatkan Belva untuk hari ini.
Telolet....telolet...telolelolet...
Mendengar suara yang sudah tak asing di telinga nya, Belva langsung memekik senang sekaligus bersyukur karena suara itu membantu nya dari acara interogasi sang mamah.
"Abang es krim!!!" Pekiknya.
Setelah itu, Belva langsung melempar tas nya secara asal ke arah sofa lalu berlari menuju ke arah luar untuk menghentikan abang pedagang favoritnya itu.
Rena hanya bisa menepuk keningnya karena ulah tak terduga putrinya, bagaimana bisa tukang es krim itu menghancurkan suasana sidang. Sedangkan Gevan pun sama dirinya menghela nafas, entahlah siapa yang salah disini,tukang es krim atau dirinya yang terlalu lama bicara.
"Sepertinya yang kamu tau, Belva kalo lihat tukang es krim itu seperti lihat idol," Ucap Rena membuat Gevan mengangguk mengiyakan sembari tertawa kecil.
"Gapapa mah, yaudah Gevan nyusul dulu ya," Pamit Gevan dan dibalas anggukan oleh Rena.
*****
Kini Belva sudah menghentikan tukang es krim langganan nya yang sering melewati depan rumahnya, sekarang gadis itu tengah memesan es krim untuknya sembari mengobrol dengan Abang es krim yang sudah dia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Sah [On Going]
Fiksi RemajaPulang sekolah bawa ilmu terdengar biasa, tapi pernah tidak mendengar pulang sekolah bawa suami? "Bisa bisanya gua lagi enak makan es krim tiba tiba dibawa nikah," Lirihnya. Kisah seorang gadis yang mendadak menjadi seorang istri saat dirinya pulang...