Haii
Gimana kabar kalian hari ini?
Masih stay tune? Berharap masih yaa)
Disini Lili mau minta maaf mungkin udah 2 bulan ini nggak update sama sekali, tapi bukan tanpa alasan kok🙂
Ada beberapa hal yang emang bikin Lili harus istirahat dulu sama dunia orange, tenang Lili nggak akan lupa sama kalian yang udah support cerita ini lohh karena kalian udah kayak support system buat Lili🌝 maaf agak dramatis)
Setelah sekian lama akhirnya Lili bisa balik lagi bersama para pasukan fiksinya wkwk, sedikit informasi aja^^
Siap lanjut nggak nih? Kuy
Happy reading 🌻
******************************
"Te--ror? Jangan kemana-mana."
Seluruh tatapan langsung beralih pada Gevan, tak terkecuali Belva yang berada tepat di samping Gevan seketika tubuhnya mematung.
"Ada apa, nak?" tanya Johan yang mendadak menghentikan aktivitas makannya.
"Gevan harus ke kantor sekarang Yah, ada sedikit masalah yang buat Gevan harus turun tangan." tutur Gevan membuat raut wajah Belva berubah datar.
"Perlu Ayah kesana juga?" tanya Johan dan dibalas gelengan oleh Gevan.
Gevan berdiri dari kursinya, kemudian bersiap untuk segera pergi ke kantor. Pikirannya kalut setelah mendengar masalah yang terjadi begitu tiba-tiba di tengah hidupnya yang mulai bahagia dan tertata bersama Belva.
Namun pada saat kakinya akan melangkah, lengannya dicekal erat oleh seorang wanita yang berada di sampingnya. Sontak semua mata menatap ke arahnya yang sedang menahan air mata agar Gevan tidak pergi meninggalkan dirinya, lagi.
"El ikut." dua kata yang berhasil membuat mereka semua terkejut, bagaimana bisa dalam kondisi sedang hamil wanita cantik itu nekat untuk pergi menyelesaikan masalah.
"Heii cantik, aku sebentar doang kok setelah itu aku langsung pulang, okey?" tutur Gevan sembari mengusap pelan pipi Belva, bukannya menjawab Belva malah memeluk pinggang Gevan erat.
"Enggak enggak enggak!! El mau ikut, El nggak mau Gevan kenapa-kenapa," ucap Belva dan seketika Gevan tersenyum.
"Sayang, justru aku yang nggak mau kamu kenapa-kenapa, disini aku nggak tau masalah apa yang terjadi di kantor jadi diam di rumah ya sama Sandra?" ujar Gevan memberikan pengertian.
Belva mendongakkan kepalanya untuk menatap Gevan dengan tangan yang masih setia melingkar di pinggang Gevan, dengan tatapan memohon Belva tetap ingin ikut bersama Gevan dan tidak ingin ada detik yang membuat mereka terpisah.
"Pulang nanti aku bawa es krim, ya?"
"Satu box?" tanya Belva membuat semua orang membelalakkan matanya kecuali Gevan yang justru malah terkekeh dan kemudian mengangguk.
"Iya sayang satu box nanti aku pulang, jadi kalau gitu izinin aku berangkat boleh?"
"Cium dulu," ujar Belva manja.
Gevan menatap ke arah kedua orangtuanya dan adiknya yang sedari tadi hanya memperhatikan percakapan mereka berdua.
"Kita udah selesai kok, yakan Yah?" tanya Hanna dan langsung dibalas anggukan oleh Johan yang sedang menutup matanya menggunakan kedua tangan.
"Gue nggak lihat kok, mendadak mati lampu ini." sambung Sandra yang juga ikut menutup matanya.
Setelah mendapatkan respon dari keluarganya, Gevan memajukan wajahnya ke arah wajah Belva yang begitu tampak cantik di matanya. Bukan hanya di matanya saja, namun di mata semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Sah [On Going]
Dla nastolatkówPulang sekolah bawa ilmu terdengar biasa, tapi pernah tidak mendengar pulang sekolah bawa suami? "Bisa bisanya gua lagi enak makan es krim tiba tiba dibawa nikah," Lirihnya. Kisah seorang gadis yang mendadak menjadi seorang istri saat dirinya pulang...